Dayak Punan

rumpun suku Dayak
(Dialihkan dari Rumpun punan)

Dayak Punan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.[1] Di 6 kabupaten di Kalimantan Timur terdapat 8.956 jiwa suku Punan yang tersebar pada 77 lokasi pemukiman.[2]

Suku Dayak Punan
Seorang kepala suku Dayak Punan
Daerah dengan populasi signifikan
11.044 Jiwa di Kalimantan Barat 8.956 Jiwa di Kalimantan Timur & 13.000 di Kalimantan Utara
Bahasa
bahasa Dayak, Indonesia
Agama
 • (Mayoritas) Kristen Protestan & Katolik
 • Kaharingan
Kelompok etnik terkait
Dayak (Ngaju)
Keluarga Punan pada tahun 1905-1914
Seorang gadis dan seorang ibu Punan bersama bayinya (litografi berdasarkan gambar oleh Carl Bock, 1887)

Suku Punan adalah salah satu rumpun Suku Dayak paling tua yang sebarannya cukup signifikan di wilayah Pulau Kalimantan. Istilah Punan sendiri lebih dipandang sebagai sebutan umum untuk kelompok masyarakat pemburu dan peramu yang dulu hidup secara berpindah-pindah di hutan Kalimantan. Oleh karena itu, suku ini dikenal sebagai "penjaga hutan rimba", karena hidup dan sebaran populasinya banyak ditemui di dalam hutan dan terpisah dari sub-sub Suku Dayak lainnya. [3]

Sebaran Suku Punan

sunting

Suku Punan dianggap sebagai suku bangsa yang hidup berpindah-pindah di pedalaman Provinsi Kalimantan Barat sampai ke wilayah Kalimantan Timur, Tengah, dan Selatan. Bertambahnya jumlah anggota dalam suku yang kian masif membuat Suku Punan harus menyebar agar dapat bertahan hidup. Mulailah mereka memisahkan diri dan membentuk kelompok kecil untuk mencari wilayah sendiri. Hal ini membuat Suku Dayak Punan akhirnya menyebar dan umumnya tinggal di bagian hulu sungai bahkan di tengah hutan yang sangat terpencil. Di wilayah Kalimantan Barat, mereka terutama berada di sekitar hulu-hulu anak Sungai Kapuas. Di Kalimantan Timur, Suku Punan berdiam di Kabupaten Balungan, selain itu juga di Kabupaten Kutai seperti di Kecamatan Tabang.[3]

Suku-suku Dayak yang termasuk rumpun Punan diantaranya:

  1. Suku Dayak Hovongan di Kapuas Hulu, Kalbar
  2. Suku Dayak Uheng Kereho/Oloh Ot Nyawong/Suku Dayak Seputan di Kapuas Hulu, Kalbar
  3. Suku Dayak Punan Murung di Murung Raya, Kalteng
  4. Suku Dayak Aoheng (Suku Penihing) di Kalimantan Timur
  5. Suku Dayak Basap di Kalimantan Timur
  6. Suku Dayak Punan Merah/Suku Dayak Punan Serata/Suku Dayak Punan Langasa/Suku Dayak Punan Nya'an
  7. Suku Dayak Punan Aput-Busang
  8. Suku Dayak Merap
  9. Suku Dayak Punan Tubu[4]
  10. Suku Dayak Ukit/Suku Bukitan/Suku Beketan
  11. Suku Dayak Bukat
  12. Suku Dayak Punan Habongkot
  13. Suku Dayak Panyawung
  14. Suku Dayak Punan Lisum
  15. Suku Dayak Punan Kelay-Segah di Sungai Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

Punan Murung

sunting

Suku Dayak Punan di Kalimantan Tengah terdapat di perhuluan sungai Barito yaitu di Kabupaten Murung Raya yang dikenal sebagai Suku Dayak Punan Murung. Kebanyakan suku-suku Dayak di Kalimantan Tengah termasuk rumpun Ot Danum kecuali suku Dayak Punan Murung.

Punan Hovongan

sunting

Dayak Punan merupakan salah satu subsuku Dayak yang mendiami perhuluan Sungai Kapuas. Etnis yang dulunya merupakan bangsa nomaden, kini lebih menetap dan mempraktikan sistem pertanian gilir balik (berladang). Sub-etnis dayak Punan yang mendiami perhuluan Sungai Hovongan (Bungan), anak sungai Kapuas yang terdiri dari beberapa kampung:

  1. Nanga Lapung
  2. Nanga Bungan
  3. Tanjung Lokang
  4. Belatung (sebagian)
  5. Hovo'ung (sebagian)
  • Penduduk

Perkiraan jumlah penduduk hampir 2000 jiwa.

  • Kepala Adat

Kelompok ini mempunyai seorang Temenggung yaitu "Akek Dalung Tapa" (*baru meninggal dunia akhir bulan juni 2009)dan sekarang digantikan oleh putra bungsunya yaitu Temenggung Abang Dalung (2009)

    • Temenggung dan Kepala adat mempunyai peran yang berbeda, Kepala adat lebih kepada adat istiadat sedangkan Temenggung mempunyai peran penting dalam kedaulatan wilayah ketemenggungan.
  • Bahasa Hovongan

Kode Bahasa Hovongan adalah HOV

Punan Uheng Kereho

sunting

Yaitu sub suku Punan yang mendiami perhuluan sungai Kapuas dan Sungai keriau/Kereho sub ini terdiri dari beberapa kampung:

  1. Nanga Enap
  2. Nanga Erak
  3. Nanga Balang
  4. Sepan
  5. Salin
  6. Bu'ung (sebagian)
  7. Belatung (sebagian)
  • Kepala Adat

Kelompok ini mempunyai seorang temenggung yaitu Agustinus Djangin.

  • Populasi

Populasi etnis ini diperkirakan sekitar 2500 Jiwa.

  • Bahasa Uheng Kereho

Kode Bahasa Uheng Kereho adalah xke


Daerah ketemenggungan Dayak Punan ini dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi sungai dari Putussibau dengan biaya sewa speed boat bervariasi dari satu juta sampai tiga juta lima ratus ribu rupiah. Sumber daya alamnya masih melimpah ruah; seperti sarang burung walet dan kekayaan pertambangan lainnya. Akan tetapi karena terlalu jauhnya wilayah ini, banyak dari masyarakat suku ini terisolasi dari dunia luar sehingga tingkat perekonomian serta pendidikan sampai sekarang dalam tingkat yang mengkhawatirkan.

Di setiap kampung-kampung orang Punan anak yang bersekolah hingga menamatkan pendidikan dasar dapat dihitung dangan jari, apalagi yang menamatkan bangku kuliah.

Punan Kelay

sunting

Dayak Punan Hulu Kelay mendiami hulu sungai Kelay, Kabupaten Berau, Kaltim terdiri:

  1. Kampung Long Sului, Kelay, Berau
  2. Kampung Long Macin, Kelay, Berau
  3. Kampung Long Lamjan, Kelay, Berau
  4. Kampung Long Keluh, Kelay, Berau
  5. Kampung Long Duhung, Kelay, Berau
  6. Kampung Long Beliu, Kelay, Berau

Organisasi suku Dayak Punan

sunting
  • Yayasan Adat Punan (YAP), JL. Anggrek Merpati I/96 Kompleks Batu Alam Permai, Samarinda Kode Pos 75124.

Pranala luar

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ (Inggris)Sellato, Bernard (1994). Nomads of the Borneo rainforest: the economics, politics,and ideology of settling down. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1566-1. ISBN 978-0-8248-1566-0
  2. ^ Potret Punan Kalimantan Timur
  3. ^ a b Media, Kompas Cyber (2021-10-14). "Suku Punan, Keturunan Dayak Penjaga Hutan Rimba". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-12-26. 
  4. ^ (Inggris) Sercombe, Peter (2008). Beyond the Green Myth: Borneo's Hunter-Gatherers in the Twenty-First Ce. NIAS Press. hlm. 121. ISBN 8776940187.  ISBN 978-87-7694-018-8