Rumput kebar

spesies tumbuhan

Rumput kebar (Biophytum petersianum) adalah sejenis terna yang tumbuh dan menyebar di Afrika, Madagaskar, dan Asia Tenggara termasuk sejumlah pulau di Indonesia, kecuali Semenanjung Malaya, Sumatra, dan Kalimantan. Di Papua Barat, tumbuhan ini terbatas pada daerah lembah Kebar di Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw. Tumbuhan ini populer di kalangan masyarakat umum sebagai obat penyubur kandungan, secara ilmiah dikatakan tumbuhan ini lebih banyak digunakan sebagai obat kesuburan untuk memelihara kemampuan reproduksi dan fertilitas.[1]

Rumput kebar
Biophytum petersianum Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoCelastrales
FamiliCelastraceae
GenusEuonymus
SpesiesBiophytum petersianum Edit nilai pada Wikidata
Klotzsch, 1861

Nama lokal dari rumput ini adalah “banondit” yang artinya banyak anak. Menurut pengalaman orang Papua terutama para ibu-ibu, rumput kebar yang diolah menjadi simplisia kemudian digodok dan airnya diminum dapat digunakan sebagai penyubur kandungan dan ini sudah dipraktikkan cukup lama.[2] Tumbuhan ini juga digunakan secara tradisional di Mali untuk mengobati luka, inflamasi, tukak lambung, malaria, dan demam.[3]

Penelitian Rumput Kebar

sunting
 
Rumput Kebar

Secara ilmiah merujuk kepada hasil penelitian Institut Pertanian Bogor, Ekstrak rumput Kebar mengandung zat-zat makanan dan 17 asam amino yang dibutuhkan untuk meningkatkan penampilan reproduksi mencit putih betina.[1] Ekstrak rumput Kebar juga mampu memperpendek siklus estrus, memperpanjang lama estrus, meningkatkan jumlah embrio, pertambahan bobot badan induk,jumlah anak sekelahiran dan bobot lahir anak pada mencit putih betina.[1] Pemberian ekstrak rumput Kebar sebanyak 0.135 mg/g merupakan dosis terbaik untuk meningkatkan penampilan reproduksi mencit putih betina.[1]

Sedangkan kesimpulan penelitian yang dipaparkan Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Papua menjelaskan bahwa pemberian rumput kebar sebagai salah satu bahan penyusun dalam formulasi konsentrat kelinci menunjukkan nilai manfaat terhadap performans kelinci pada taraf 10% dan 15% dibanding dengan perlakuan yang konsentratnya tidak mengandung rumput kebar.[4]

Rumput kebar merupakan tumbuhan yang memiliki potensi besar sebagai sumber antioksidan alami.[5]

Habitat Rumput Kebar

sunting

Rumput Kebar (Biophytum petersianum, Klotzsch) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh pada ketinggian 500 – 600 m di atas permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh berasosiasi dengan Paspalum konyugatum dan Imperata cylindrica dengan permeabilitas tanah sedang (4.01 Cm/jam – 5.17 cm/jam), pH tanah agak masam sampai masam (5.6 – 4.6), disamping kandungan sulfur tanah 0.04 % sampai 0.2 %. Tumbuh pada iklim basah dengan curah hujan rata-rata 2383 mm/tahun, suhu 26.680C, kelembaban 82.97 % dan intensitas cahaya matahari 64.87 lux (Imbiri, 1997).[1]

Rumput Kebar banyak dijumpai di daerah Kebar Tengah dan Kebar Timur, dapat ditemukan berasosiasi dengan Conjugatum dan Imperata Cylindrica.[6]

Kandungan

sunting
  • Asam amino berfungsi untuk membentuk otot sehingga baik bagi Anda yang sedang berolahraga.
  • Vitamin kompleks di dalam tubuh berguna untuk memberikan nutrisi yang baik.
  • Alkaloid merupakan senyawa yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan didalam tubuh.
  • Flanovoloid baik bagi kecerdasan dan perkembangan otak terutama untuk anak dalam masa pertumbuhan.
  • Serin berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan didalam tubuh.
  • Glisin senyawa yang baik untuk membantu menjaga kesehatan ginjal.
  • Glutamalat senyawa yang memberikan pertambahan energi untuk mendukung aktifitas sehari – hari.

[7]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e Petrus D. Sadsoeitoeboen (Agustus 2005). "Pengaruh Pemberian Ekstrak Rumput Kebar(Biophytum petersianum Klotzsch) Terhadap Fertilitas Tikus Jantan (Rattus novergicus)" (pdf). IPB (Institut Pertanian Bogor). Diakses pada 5 April 2013..
  2. ^ "Ini Khasiat Rumput Kebar untuk Wanita". POROSRIAU.COM. Diakses tanggal 2020-02-29. 
  3. ^ Inngjerdingen, M; Inngjerdingen, Kt; Patel, Tr; Allen, S; Chen, X; Rolstad, B; Morris, Ga; Harding, Se; Michaelsen, Te; Diallo, D; Paulsen, Bs (2008), "Pectic polysaccharides from Biophytum petersianum Klotzsch, and their activation of macrophages and dendritic cells", Glycobiology, 18 (12): 1074–84, doi:10.1093/glycob/cwn090, PMID 18809620 
  4. ^ Martha Kayadoe, O.R. Faidiban, Purwaningsih dan Dwi Nurhayati (2012). "Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci" (pdf). Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan - Universitas Negeri Papua. Diakses pada 4 Mei 2013. "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-10-19. Diakses tanggal 2013-04-05. .
  5. ^ Dolpenci Oraple (2013). "PENGUJIAN KAPASITAS EKSTRAK RUMPUT KEBAR (Biophytum petersianum Klotzsch) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN ALAMI." (pdf). Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian - Universitas Negeri Papua. Diakses pada 4 Mei 2013. "Salinan arsip" (PDF). Archived from the original on 2013-12-19. Diakses tanggal 2021-05-22. .
  6. ^ Agnes Noni Novita Ham Imbini (1997). "Kajian tentang habitat rumput Kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) di Kecamatan Kebar Kabupaten Dati II, Manokwari" (pdf). Fakultas Pertanian Universitas Cendrawasih. Diakses pada 4 Mei 2013. "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-10-16. Diakses tanggal 2013-04-04. .
  7. ^ "8 Manfaat Rumput Kebar untuk Kesehatan". Manfaat.co.id. 2017-01-10. Diakses tanggal 2020-03-07.