Sainan Sagiman
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Sept 2022) |
H. Sainan Sagiman (22 Februari 1922 – 31 Juli 2000) adalah seorang perwira tinggi angkatan darat dan Gubernur Sumatera Selatan periode 1978–1988. Ia diangkat menjadi gubernur menggantikan Asnawi Mangku Alam. Pangkat terakhirnya sewaktu pensiun adalah Mayor Jenderal.[1]
Sainan Sagiman | |
---|---|
Gubernur Sumatera Selatan ke-10 | |
Masa jabatan 1978–1988 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | Plaju, Hindia Belanda | 22 Februari 1922
Meninggal | 31 Juli 2000 Jakarta, Indonesia | (umur 78)
Suami/istri | Siti Rohaya |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1945–? |
Pangkat | Brigadir Jenderal TNI |
Pertempuran/perang | Revolusi Nasional Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
Biografi
suntingKalau pendapatan petani naik, Gubernur Sainan Sagiman berandai-andai, ia mengharapkan tidak ada orang muda terdidik yang segan menjadi petani. "Saya selalu mengatakan kepada pemuda di sini, Presiden AS Jimmy Carter berasal dari petani kacang," katanya, tujuh bulan setelah masa bakti kedua, 1983–1988.
Dalam masa 10 tahun, daerah Sumatera Selatan yang dipimpinnya telah mengalami peningkatan lumayan di bidang pertanian. Produksi beras, misalnya, dari Pelita I sampai Pelita III naik masing-masing 2,5 persen, 5,2 persen, dan 10,5 persen per tahun. Produksi makanan utama 5,2 juta penduduk Sumatera Selatan itu naik dari 755.264 ton pada 1983 menjadi 814.520 ton pada 1984.
Sainan lahir dari perkawinan campuran Jawa-Sumatra. Ayahnya berasal dari Ambarawa, Jawa Tengah, sedangkan ibunya dari Pulau Bangka, Sumatera Selatan. Hampir seluruh masa kecilnya dihabiskan di Kota Minyak Plaju, tempat ia dilahirkan.Cita-cita Sainan kecil ialah menjadi dokter—terdorong oleh kenyataan langkanya dokter di Plaju, dulu. "Saya ingin jadi dokter desa, agar mereka tidak sulit berobat," tutur anak ketiga dari 10 bersaudara itu. Murid HBS Jakarta—ia satu-satunya lulusan HIS Plaju yang diterima di HBS—pada 1942 ini menyenangi pelajaran sejarah dan berhitung. Nilai rata-rata rapornya delapan, sehingga ia termasuk murid terbaik di sekolahnya saat itu.
Mendaratnya Jepang membuat cita-cita Sainan buyar. Ia kembali ke Palembang, dan bekerja di bagian laboratorium tambang minyak Sungaigerong. Begitu kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, 1945, ia bergabung dengan TNI, dimulai sebagai perwira intel.Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Syakiakirti ini beberapa kali menerima pendidikan kemiliteran di luar negeri. Mula-mula di Honolulu, Hawaii, AS, lalu selama dua tahun di Prancis.
Sekitar tahun 1950, pemuda Sainan, pangkatnya letnan satu saat itu, ditugasi di Lahat, masih di Sumatera Selatan. Suatu hari ia bertamu ke rumah seorang temannya, dan langsung terpaut pandang dengan seorang gadis tetangga, Siti Rohaya. "Saya suka mengintip Haya dari balik jendela, kalau ia sedang lewat pergi mengajar," ceritanya, terkenang. Menikah pada 1950, Sainan dianugerahi delapan anak—empat di antaranya sudah sarjana.
Penggemar olahraga golf ini mengagumi tokoh wayang Pandawa Lima. Kini, yang dilakukannya hanya olahraga jalan kaki—sekitar 15 menit setelah subuh. "Sudah terlalu lelah mengikuti olahraga lain," ujarnya.
Gubernur Sumatera Selatan
suntingSainan Sagiman dilantik menjadi Gubernur Sumatera Selatan ke-10 pada tanggal 16 Agustus 1978 menggantikan Asnawi Mangku Alam. Sebagai gubernur, ia meningkatkan anggaran untuk pertanian, serta menaikkan bantuan kepada Universitas Sriwijaya (Unsri) sebesar 10 kali lipat dibandingkan sebelumnya. Pada masa pemerintahannya, Sumsel menjadi penyelenggara Festival Film Indonesia. Programnya juga mencakup pembangunan desa sebagai bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang, terutama dengan meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan bagi pedesaan yang terisolasi.[1]
Riwayat Pendidikan
sunting- HIS, Plaju (1939)
- HBS, Plaju (1955)
- FE Universitas Satyakirti, Palembang (Tingkat II)
- LPD I di Curug
- Kursus B II di Bandung (militer)
- Pendidikan Militer di Honolulu (1959)
- Ecole Superiueure de Guere di Prancis (1966–1968)
Karier
sunting- Pegawai Perusahaan minyak Sungeigerong (1942–1945)
- Perwira Combat Intel Sum-Sel (1945–1950)
- Perwira Sekuriti TT II Sum-Sel (1950–1957)
- Asisten I Kodam IV (1958–1961)
- Anggota DPRD Sum-Sel (1962–1966)
- Dosen Seskoad (1968–1972)
- Kepala Departemen Intel Seskoad (1968–1972)
- Kepala Dinas Sekuriti Pertamina (1972–1976)
- Koordinator Pertamina Wilayah II (1976–1978)
- Gubernur Sumatera Selatan (1978–1988)
Penghargaan
sunting- Bintang Jasa Pratama (17 Agustus 1988)[2]
Referensi
sunting- ^ a b Zulkanedi, Berli (2022-07-16). "Gubernur Sumsel dari Masa ke Masa, Pemain Film Asmara Moerni hingga Dokter Kandungan". iNews Sumsel. Diakses tanggal 2023-11-18.
- ^ Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021.
Pranala luar
suntingJabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Asnawi Mangku Alam |
Gubernur Sumatera Selatan 1978–1988 |
Diteruskan oleh: Ramli Hasan Basri |