Salahuddin dari Aceh
Pahlawan Revolusi Kemerdekaan
Dalam sejarah Kesultanan Aceh, Salahuddin merupakan Sultan Aceh kedua, yang berkuasa dari tahun 1530 sampai 1537 atau 1539. Ia merupakan anak tertua dari Sultan Ali Mughayat Syah, sultan pertama Aceh. Berbeda dengan ayah dan saudaranya, Sultan Alauddin al-Qahhar, yang menggantikannya, ia adalah penguasa yang lemah.
Masih belum jelas kapan ia diturunkan dari kekuasaan. Apakah sebelum atau sesudah penyerangan yang gagal ke Kesultanan Malaka tahun 1537. Hoesein Djajadiningrat yakin bahwa kudeta berjalan dulu dan kemudian penyerangan dilakukan oleh Sultan Alauddin al-Qahhar,[1] sedangkan Lombard menempatkan kudeta, dua tahun setelah penyerangan, yang mana Lombard percaya dipimpin oleh Salahuddin sendiri.[2]
Referensi
suntingSumber
sunting- ^ Hoesein Djajadiningrat, "Critisch overzicht van de in Maleische werken vervatte gegevens over de geschiedenis van het Soeltanaat van Atjeh", Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, vol. 65 (1911), pp. 135-265. Cited in Ricklefs, 33
- ^ Denys Lombard, Le Sultanat d'Atjéh au temps d'Iskandar Muda, 1607-1636 ("Kesultanan Aceh pada masa Iskandar Muda, 1607-1636), Paris, École Française d'Extrême-Orient, 1967. Dikutip di Ricklefs, 33
Bacaan lanjutan
sunting- M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia Since c. 1300, 2nd ed. Stanford: Stanford University Press, 1994. Page 33.
Didahului oleh: Sultan Ali Mughayat Syah |
Sultan Aceh 1530—1537/1539 |
Diteruskan oleh: Sultan Husain Ali Riayat Syah |