Air liur

(Dialihkan dari Saliva)

(Air) liur, (air) ludah, jelijih[1], atau saliva adalah cairan bening yang dihasilkan dalam mulut manusia dan beberapa jenis hewan.

Anjing yang meneteskan air liurnya
Air liur pada bayi

Kandungan

sunting

Pada hewan, air liur dihasilkan dan disekresikan dari kelenjar ludah. Adapun kandungannya adalah:

  • Elektrolit: (2-21 mmol/L natrium, 10-36 mmol/L kalium, 1,2-2,8 mmol/L kalsium, 0,08-0,5 mmol/L magnesium, 5-40 mmol/L klorida, 2-13 mmol/L bikarbonat, 1,4-39 mmol/L fosfat)
  • Mukosa, yang terutama mengandung mukopolisakarida dan glikoprotein. Mukosa berfungsi untuk melubrikasi makanan dan menjaga kesehatan lingkungan mulut
  • Senyawaan antibakteri (tiosianat, hidrogen peroksida, dan immunoglobulin A)
  • Beberapa macam enzim, di antaranya alfa-amilase (EC3.2.1.1), lisozim (EC3.2.1.17), dan lingual lipase (EC3.1.1.3). Amilase dan lipase berturut-turut memulai pencernaan pati dan lemak sebelum makanan ditelan. Enzim-enzim tersebut bekerja optimal pada pH 7,4. Lingual lipase memiliki pH optimum ~4,0, sehingga tak akan aktif jika belum memasuki lingkungan asam. Lisozim berperan dalam lisis bakteri. Air liur manusia juga mengandung fosfatase asam ludah A+B (EC3.1.3.2), N-asetilmuramil-L-alanin amidase (EC3.5.1.28), NAD(P)H dehidrogenase-quinone (EC1.6.99.2), laktoperoksidase ludah (EC1.11.1.7), superoksida dismutase (EC1.15.1.1), glutation transferase (EC2.5.1.18), dehidrogenase aldehid kelas 3 (EC1.2.1.3), glukosa-6-fosfat isomerase (EC5.3.1.9), dan kallikrein jaringan (EC3.4.21.35). Adanya produk-produk ini kadang mengakibatkan air liur berbau tidak sedap.

Manusia mengeluarkan sekitar 700 ml air liur setiap harinya.

Lihat pula

sunting


  1. ^ (Indonesia) Arti kata jelijih dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.