Sanglar, Reteh, Indragiri Hilir
Sanglar merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia.
Sanglar | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Riau | ||||
Kabupaten | Indragiri Hilir | ||||
Kecamatan | Reteh | ||||
Kode pos | 29273 | ||||
Kode Kemendagri | 14.04.01.2002 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
Salah satu sisi wajah di desa yang terletak di Provinsi Riau, sangat indah alamnya dan sangat segar nuansa udaranya. Ini adalah desa dengan nama Desa Sanglar di Kecamatan Reteh Kabupaten Indra Giri Hilir (Tembilahan) Provinsi Riau, setiap kita ingin melihat ataupun ingin menyaksikan indahnya dan historynya desa ini, kita harus berjuang dengan semangat dan harus sabar, karena desa ini termasuk kategori yang tertinggal alias terisolasi, jadi kita sulit menuju kesana namun transportasi daerah ataupun transportasi dari zaman dulu masih tersedia yakni transportasi air (Sungai). Desa ini terkenal dengan PASAR REBO (pasar yang terjadi pada hari Rabu), untuk melihatnya kita bisa gunakan transportasi air seperti: Speed boat, Perahu, Perahu motor air, Perahu dayung dan darat bisa ditempuh dengan jalan kaki, sepeda, sepeda motor. Karena letak geografisnya desa ini dekat dengan laut jadi lebih terkenal dengan istilah rawa-rawa, jadi unsur tanahnya sangat lembut, setiap ada hujan atau pasang yang besar maka kendaraan motor di darat sering tenggelam alias tidak bisa jalan. Jalan yang sudah diaspal baru sekitar 10% saja karena infrastrukturnya memang belum dijalankan secara penuh oleh pemerintah setempat. Saat kita mau pulang mudik dari luar kota akan menuju ke desa ini, maka kita lebih sering melalui daerah sebelah (Provinsi Jambi) karena perbatasan jadi lebih dekat juga jalannya ataupun aksesnya lebih mudah di bandingkan ke ibu kota Pekan baru atau dari Tembilahan.