Sastrawan Dayak
Sastrawan Dayak mengacu pada sastrawan berketurunan Dayak yang menulis sastra dengan bahasa, kata-kata, dan gaya bahasa yang dipakai dalam kitab-kitab bukan bahasa sehari-hari oleh penulis Dayak tentang Dayak yang diterbitkan untuk publik. Sastrawan Dayak didefinisikan berpatok ketika Ding Ngo, yang secara tekun dan berkanjang menulis epos Lawe, kisahan Mahabrata-nya orang Kayan[1] terdiri atas 5 volume yang kemudian diterbitkan Gadjahmada University Press pada 1984-1985.[2][3]
Korrie dan Masri (2016) menyenaraikan sastrawan Dayak masa ke masa, terhitung sejak awal masa kemerdekaan Indonesia berikut ini.[4]
- Fridolin Ukur
- Ding Ngo
- Korrie Layun Rampan
- R. Masri Sareb Putra
- Tawi Ballai
- JJ. Kusni
- Burhanuddin Soebely
- Alexander Mering
- Aliman Syahrani
- Rahmadi G Lentam
- Garege Takus (Yohanes S. Laon)
- Jimbun anak Tawai
- Jastin M.
- Yuni Nurmalia
- Sandy Firly
- Anak Osup
- Nico Andasputra
- Thresia Hosanna
- Nani Neye Emelia
- Mirintan Ophelis Binti
- Arsyad Indradi
- Helwatin Najwa
- M.S. Gumelar
- Paulus Florus
- Paulus Lion Morry Oddy
- Setia Budhi Borneo
- Liu Ban Fo (Munaldus)
- N. Diana
- Budi Dayak Kurniawan
- Budi Miank
- Yuni Nurmalia
- Flora Inglin
- Pio D. Kristie
- Zulhamdani
- Rusmala Dewi
- Bachrin Masjhoer
- Yurnalis Ngayoh
- Yully Redzie
- Elisaputra Lawa
- Brill A. Marludi
- Hermiyana
- Erika Adriani
- Novi Sudarman
- Fitriani Um Salva
- Dayeng
Referensi
sunting- ^ Masri Sareb Putra, R. (2015). 101 Tokoh Dayak Jilid 1. Palangka Raya: Lembaga Literasi Dayak.
- ^ Penggagas Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Gramedia Widiasarana Indonesia. 2000.
- ^ Leksikon Susastra Indonesia. Balai Pustaka. 2000.
- ^ Rampan dan Masri (2018). Sastrawan Dayak: Karya dan Dunianya. Palangka Raya: Lembaga Literasi Dayak.