Scanlon Plan adalah salah satu cara untuk menentukan sistem pemberian intensif pada karyawan.

Format ini pertama kali dikembangkan oleh Joseph N. Scanlon pada tahun 1937. Berbasis hubungan antara karyawan dan manajemen yang didasarkan pada sistem rasa saling percaya serta kepentingan bersama; Scanlon Plan menjadi sistem insentif kelompok peningkatan efisiensi melalui format kerja sama antara karyawan dan manajemen.[1]

Model Pembagian berdasarkan margin penjualan ini didasarkan atas capaian margin penjualan yang telah ditetapkan sebagai dasar pemberian tambahan pendapatan Pekerja/Buruh. Hubungan antara nilai penjualan hasil produksi dan komponen upah diteliti secara hati–hati dalam jangka waktu tertentu untuk menentukan rasio komponen upah terhadap nilai penjualan produksi.

Nilai penjualan produksi diperhitungkan sebagai berikut:

a.   Penjualan bersih = Penjualan kotor - Retur penjualan - Potongan  penjualan - Ongkos pengangkutan.

b.    Nilai penjualan produk = Penjualan bersih + Tambahan persediaan   produk dan Produk dalam proses.

Gabungan bonus ditentukan berdasarkan nilai penjualan produk:

a.    Jumlah Standar Upah = Nilai Penjualan Produk x Rasio Pengeluaran Personil.

b.   Gabungan Bonus = Jumlah Standar Upah – Upah Yang Telah Dibayar.

Rujukan

sunting
  1. ^ Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis & Manajemen. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka. 1992. hlm. 284.