Scaphium
Scaphium | |
---|---|
Merpayang, Scaphium macropodum | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Scaphium |
Scaphium adalah nama genus pohon-pohon besar penghasil kayu, anggota famili Malvaceae. Marga ini menyebar terbatas di wilayah Asia Tenggara (Burma, Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatra, termasuk Bangka).[2]
Spesies
suntingLaman The Plant List memuat sebanyak 29 nama ilmiah tumbuhan dalam genus Scaphium, akan tetapi sejauh ini hanya sekitar 8 spesies yang diakui:[3]
- Scaphium affine (Mast.) Pierre
- Scaphium burkillfilii Kosterm.
- Scaphium linearicarpum (Mast.) Pierre
- Scaphium longiflorum Ridl.
- Scaphium longipetiolatum (Kosterm.) Kosterm.
- Scaphium macropodum (Miq.) Beumée ex K.Heyne; Merpayang
- Scaphium parviflorum P.Wilkie
- Scaphium scaphigerum (Wall. ex G. Don) G.Planch.
Kegunaan
sunting- Kayu
Pohon-pohon marga Scaphium menghasilkan kayu yang lunak hingga keras-sedang, yang dalam perdagangan dikenal dengan nama kembang semangkok atau Tempayang. Kayu ini memiliki bobot ringan hingga berat-sedang (densitasnya antara 515-760(-800) kg/m³ pada kadar air 15%). Berwarna kuning, cokelat kekuningan, hingga cokelat kelabu, kayu ini berurat keras atau bertautan dangkal, bertekstur kasar-sedang hingga kasar tidak rata. Karena adanya kandungan silika yang tinggi, kayu ini lekas menumpulkan gergaji. Kayu kembang semangkok juga tidak awet jika digunakan di luar ruangan atau jika bersentuhan langsung dengan tanah; daya tahannya buruk terhadap jamur kayu, dan kayu gubalnya rentan terhadap serangan rayap dan pulas biru (blue stain). Akan tetapi kayu ini relatif mudah dikerjakan dengan hasil baik, dan mudah pula diawetkan.[2]
Kayu kembang semangkok terutama digunakan untuk pembuatan venir dan kayu lapis. Kayu ini mudah dikupas dengan ketebalan beragam tanpa memerlukan perlakuan pendahuluan. Venir yang dihasilkannya dekoratif, licin dan liat, serta dapat direkatkan dengan mudah. Selain itu, kayu ini dapat digunakan sebagai panil-panil kayu interior dan bahan furniture; kotak-kotak kayu dan peti-peti pengemas; serta korek api.[2]
- Buah
Scaphium menghasilkan buah bumbung (folliculus) yang memecah sebelum masak, membentuk semacam sayap yang serupa dengan bentuk perahu tertelungkup, dengan satu atau (jarang) sepasang biji yang melekat di pangkalnya.[4] Biji bersalut ini jika direndam di air akan menghasilkan bahan serupa jeli yang masam rasanya, yang akan memenuhi mangkuk tempat merendam (oleh karena itu, dinamai kembang semangkok). Jeli kembang semangkok ini, terutama dihasilkan dari buah Scaphium affine, dipakai sebagai obat tradisional untuk mengobati disentri, demam, seriawan,[5][6] sakit paru-paru, dan gangguan ginjal.[2]
Etimologi
suntingScaphium berarti sejenis sampan (Ingg.: skiff; It.: schifo), merujuk pada bentuk dinding buah bumbungnya apabila terbuka.[4]
Catatan kaki
sunting- ^ Schott, H. & S. Endlicher. 1832. Meletemata Botanica: 33. Vindobonae :Typis C. Gerold, 1832.
- ^ a b c d Kostermans, AJGH., JE. Polman, S. Sudo, & RHMJ. Lemmens. 1997. "Scaphium Schott & Endl." dalam Soerianegara, I. dan RHMJ. Lemmens. Pohon penghasil kayu perdagangan utama. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 5(1): 410-15. Jakarta:Balai Pustaka.
- ^ ThePlantList (2015). "Scaphium".
- ^ a b Kochummen, K.M. 1972. Sterculiaceae. In: T.C. Whitmore (Ed.) Tree Flora of Malaya 2: 373-6 (Scaphium Schott & Endl.). Kuala Lumpur: Longman.
- ^ Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 3: 1356 (sebagai Scaphium affinis Pierre dan S. macropodum Beumée) Jakarta: Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. (versi berbahasa Belanda -1917- III: 240 --sebagai Sterculia scaphigera Wall.--).
- ^ KBBI: kembang semangkok
Pranala luar
sunting- CS Timber: Kembang semangkok, sifat-sifat kayu