Semiarto Aji Purwanto
Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto (lahir 15 Desember 1968) merupakan seorang guru besar antropologi dari Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia sejak 20 Desember 2021.
Semiarto Aji Purwanto | |
---|---|
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia | |
Mulai menjabat 20 Desember 2021 | |
Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 15 Desember 1968 Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia |
Pendidikan | Universitas Indonesia (S.Sos., M.Si., Dr., Prof.) |
Sunting kotak info • L • B |
Lahir di Purworejo, Semiarto menyelesaikan pendidikan sarjana dan pascasarjananya dalam bidang antropologi di Universitas Indonesia. Semiarto memulai karir penelitian dengan fokus pada isu pertanian, kehutanan, dan lingkungan hidup di awal dekade 1990an lalu berkembang pada topik-topik kesehatan, etnisitas, dan kajian pembangunan. Ia terlibat sebagai asesor, panel ahli, dan pembuat sistem asesmen hutan lestari dan ekolabel pada sektor kehutanan dan perkebunan, antara lain di Lembaga Ekolabel Indonesia.[1] Sebagai intelektual, ia terlibat dalam berbagai praksis untuk mengembangkan komunitas dan organisasi. Ia juga aktif mengembangkan masyarakat sipil, dan membangun ideologi nasional yang inklusif dengan mengaktualkan Pancasila dalam masa global dan digital sekarang.
Masa kecil dan pendidikan
suntingSemiarto lahir di Purworejo pada tanggal 15 Desember 1968. Ia menamatkan pendidikan dasarnya di SDN Prajuritan, Kutoarjo, Jawa Tengah pada tahun 1981 serta pendidikan menengahnya di SMPN 2 Kutoarjo, Jawa Tengah pada tahun 1984 dan SMAN Purworejo, Jawa Tengah pada tahun 1987.[2]
Setelah lulus dari SMA, Semiarto diterima di jurusan Antropologi Universitas Indonesia melalui jalur Penelusuran Minat dan Keterampilan (PMDK). Ia masuk pada tahun 1987 dan lulus lima tahun kemudian. Setelahnya, pada tahun 1993 ia meneruskan pendidikan tingginya di program studi magister antropologi di universitas yang sama dan lulus pada tahun 1995.[2] Ia kemudian menjalani pendidikan doktoral dalam bidang antropologi di Universitas Indonesia dari tahun 2005 hingga lulus pada tahun 2010.[3]
Karier akademis
suntingSemiarto memulai kariernya sebagai dosen tetap di Universitas Indonesia pada tahun 1995. Ia mengajar sejumlah mata kuliah seperti Pengantar Antropologi, Hubungan antar Sukubangsa, Antropologi Ekonomi, Antropologi Bisnis, serta Dinamika Masyarakat Desa dan Kota.[2] Sejak tahun 2017, ia juga mengajar mata kuliah Bisnis dan Masyarakat dan Budaya Perusahaan di program studi Magister Administrasi Bisnis, Universitas Atmajaya.
Selain mengajar di perguruan tinggi sipil, Semiarto juga mengajar mengajar di program studi pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK). Ia menjadi pembimbing dan penguji untuk para mahasiswa dan mengajar mata kuliah Etnik, Kelompok Etnik, dan Konflik Etnik, Metode Penelitian Sosial, serta Masalah-masalah Sosial. Semiarto juga mengajar di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (POLTEKIP) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Semiarto juga berkiprah sebagai peneliti senior di Puska Antropologi LPPSP FISIP, Universitas Indonesia dan sebagai peneliti tamu di sejumlah negara. Ia menjadi peneliti tamu di sejumlah negara seperti di Asian Research Institute, National University of Singapore pada tahun 2006, Institute of Philippine Culture, Ateneo de Manila, Filipina, pada tahun 2007-2008; Monash Sustainablity Institute, Monash University, Australia, pada tahun 2012; The School of Geography, Environment and Earth Sciences, Victoria University of Wellington, Kelburn, New Zealand, pada tahun 2015; dan Center of Austronesian Study, National Taitung Unversity, Taiwan pada tahun 2020.[3]
Secara struktural, Semiarto juga memegang sejumlah jabatan di tingkat departemen dan fakultas. Semiarto menjabat sebagai Ketua Program Studi Sarjana Antropologi dari tahun 2016 hingga 2020 dan Ketua Program Studi Pascasarjana Antropologi dari tahun 2020. Pada tanggal 16 November 2021, Semiarto terpilih menjadi dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.[4] Ia dilantik untuk jabatan tersebut pada tanggal 20 Desember 2021.[5]
Fokus penelitian
suntingKeterlibatan Semiarto sebagai asesor hutan lestari yang dimulai sejak 1995, membawanya pada riset dan kajian pada masyarakat desa sekitar hutan. Puluhan komunitas yang tinggal di sekitar hutan Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Jawa, Papua, dan pulau-pulau lain di Indonesia sudah dijelajahinya. Pada kesempatan tersebut, ia mengunjungi perusahaan HPH, HTI dan hutan yang dikelola komunitas. Sebagai antropolog, secara khusus perhatian diberikan pada relasi perusahaan dengan komunitas setempat. Kajian ini membawanya masuk ke dalam diskusi mengenai masyarakat adat, pembangunan, dan relasinya dengan pemerintah daerah.[3]
Sesudah reformasi, saat dimana kepengusahaan hutan oleh perusahaan besar tidak lagi dominan, ia mulai memalingkan perhatian pada pengelolaan kebun secara berkelanjutan. Beberapa inisiatif menyusun pedoman pengusahaan kebun sawit berkelanjutan telah melibatkannya. Salah satunya adalah pada prosedur penentuan wilayah high conservation value forest dimana makna sosial dan budaya dari hutan menjadi variabel penting. Keterlibatannya pada penelitian komunitas di sekitar hutan menyebabkan atensi khusus pada isu masyarakat adat dan wilayah hutan adat sehingga ia semakin banyak terlibat dalam proyek-proyek kehutanan sosial.
Melanjutkan pendidikan doktoral di bidang antropologi di Universitas Indonesia tahun 1995 telah memperluas area risetnya. Krisis lingkungan di perkotaan, adaptasi pendatang di kota, relasi desa-kota, dan perkembangan kota membawanya mengikuti dinamika pertanian kota. Riset doktoralnya mengenai urban agriculture di perkuat dengan studi dokumen di NUS Singapura melalui ASEAN Fellowship tahun 2006. Sebagai komparasi, ia juga melakukan studi pertanian kota selama setahun di Manila dengan pendanaan dari Nippon Fondation dengan program Asian Public Intelectual (API) tahun 2008-2009. Setelah lulus S3 tahun 2010, ia masih menyempatkan pengamatannya mengenai pertanian kota di Kyoto, Tokyo, Melbourne, Wellington, dan Taipei.
Semiarto meneruskan minat riset di bidang pengelolaan sumberdaya alam dengan mengamati para penambang liar di sekitar hutan. Istilah penambang liar terasa kontroversi mengingat sebagian dari penambang adalah warga setempat yang tengah mengklaim kepemilikan sumberdaya lahan yang menjadi konsesi perusahaan-perusahaan tambang multinasional. Kajiannya di Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa artisanal mining telah menyebabkan krisis lingkungan akibat penggunaan intensif merkuri dan ekspansi wilayah tambang. Sekalipun demikian, berbagai kasus yang ditelitinya juga menunjukkan potensi ekonomi yang bagus bagi komunitas lokal sepanjang pengelolaannya memperhatikan berbagai aspek keberlanjutan. Beberapa kajiannya dipresentasikan dalam forum internasional di Australia, Jerman, dan Taiwan.
Sebagai antropolog, walaupun aktif melakukan riset terkait pengelolaan sumberdaya alam dan keberlanjutannya, Semiarto tetap menaruh perhatian pada sukubangsa dan etnisitas, dinamika tradisi dan adat lokal. Kajian mengenai sukubangsa, masyarakat adat, tradisi lokal, dan pertemuan tradisi dengan modenritas selalu menjadi minatnya. Sebagai etnografer, ia kemudian melakukan riset komparasi dengan masyarakat indigeous di Taiwan selama enam bulan di tahun 2020. Dengan research grant dari Taiwan Fellowship MOFA Taiwan, ia menjadi research scholar di Center of Austronesian Study di National Taitung Unversity. Secara khusus ia mengkaji kebijakan budaya Pemerintah Taiwan, penanganan masyarakat asli dan dinamika relasi negara dan komunitas adat.
Kebijakan budaya menjadi tema utama risetnya selama 10 tahun terakhir ini. Saat mengucapkan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Antropologi di Universitas Indonesia tanggal 13 November 2021. Dalam pidatonya, Prof. Aji mengupas pentingnya kebijakan budaya bagi negara maupun komunitas. Tesis utamanya adalah bahwa komunitas sebaiknya diberi keleluasaan untuk mengembangkan kebudayaan secara mandiri dan bertanggungjawab dalam kerangka filosofi nasional yang terlah disepakati bersama.[6]
Terlibat dalam banyak pelatihan, supervisi riset, dan kajian di lingkup Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemeterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi membuat ia menjadi anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional sejak tahun 2022. Tim ini bertugas sebagai verifikator akhir untuk mengesahkan usulan cagar budaya di tingkat nasional.
Referensi
sunting- ^ "Sungai-Utik, Hutan Adat Pertama Penerima Sertifikat Ekolabe". Kompas. 6 Agustus 2008. Diakses tanggal 14 November 2024.
- ^ a b c "Drs. Semiarto Aji Purwanto M.Si". Universitas Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Mei 2010. Diakses tanggal 12 November 2024.
- ^ a b c "Dekan FISIP UI 2021-2025 Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, Bertekad Naikkan Income Non BP 40 Persen". Tribunnewsdepok.com. Diakses tanggal 2024-11-12.
- ^ antaranews.com (2021-11-16). "Prof. Semiarto Aji Purwanto terpilih sebagai Dekan FISIP UI". Antara News. Diakses tanggal 2024-11-12.
- ^ developer, medcom id (2021-12-21). "Rektor UI Lantik 4 Dekan Baru, Ini Daftarnya". medcom.id. Diakses tanggal 2024-11-12.
- ^ "Upaya mengembangkan komunitas dan Budaya Nusantara". FISIP UI. 15 November 2021. Diakses tanggal 14 November 2024.