Semoq Beri
Semoq Beri atau Semaq Beri adalah suku asli Semenanjung Malaka dari kelompok Senoi[2] yang tinggal di negara bagian Pahang dan Trengganu di Malaysia. Bahasa Semoq Beri, bahasa yang mereka tuturkan merupakan bahasa Austroasiatik yang termasuk dalam kelompok bahasa Asli Selatan.[3]
Semaq Bri / Semaq Beri | |
---|---|
Jumlah populasi | |
2400[1] (2014) | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Malaysia (Pahang dan Trengganu) | |
Bahasa | |
Semoq Beri, Melayu | |
Agama | |
Animisme (sebagian besar), Islam, Kekristenan | |
Kelompok etnik terkait | |
Semelai, Mahmeri, Temoq |
Populasi
suntingDinamika kependudukan Semaq Beri adalah sebagai berikut:
Populasi historis | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
|
|
Agama
suntingSistem kepercayaan orang Semoq Beri mirip dengan kelompok-kelompok Orang Asli lain di sekitarnya. Mereka memiliki sistem tabu yang disebut talon yang melarang keras mengganggu hewan tertentu seperti monyet, anjing, kucing, lintah, landak, burung, ular, dan serangga. Pelanggaran dipercaya akan mengundang bencana besar berupa air bah yang turun dari langit dan menyembur dari dalam tanah.[9] Belakangan ini, banyak orang Semoq Beri yang masuk Islam berkat upaya Islamisasi yang disponsori pemerintah.[10]
Gaya hidup
suntingMasyarakat Semoq Beri menerapkan gaya hidup nomaden sebagai pemburu dan peramu,[11] semi-nomaden dengan mempraktikkan perladangan berpindah,[12] dan menetap dengan bertani.[9] Umumnya wanita akan mengerjakan tugas rumah sementara pria pergi berburu, kecuali wanita yang tidak hamil atau menyusui anak juga ikut terjun dalam perburuan. Meskipun umumnya ibu menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak-anak, hampir tidak ada perbedaan yang signifikan antara tugas lelaki dan perempuan dalam hal mengurus anak.[13] Selain berburu dan meramu, masyarakat Semoq Beri juga mengambil hasil hutan seperti rotan untuk dijual.[14]
Referensi
sunting- ^ a b Paul Sidwell & Mathias Jenny (2014). The Handbook of Austroasiatic Languages (2 vols). BRILL. hlm. 475. ISBN 978-90-042-8357-2.
- ^ Kyōto Daigaku. Tōnan Ajia Kenkyū Sentā (2001). Tuck-Po Lye, ed. Orang asli of Peninsular Malaysia: a comprehensive and annotated bibliography. Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University. hlm. 220. ISBN 49-016-6800-5.
- ^ Tom Güldemann; Patrick McConvell; Richard A. Rhodes, ed. (2001). The Language of Hunter-Gatherers. Cambridge University Press. hlm. 191. ISBN 11-070-0368-7.
- ^ a b c d e f Nobuta Toshihiro (2009). "Living On The Periphery: Development and Islamization Among Orang Asli in Malaysia" (PDF). Center for Orang Asli Concerns.
- ^ Colin Nicholas (2000). The Orang Asli and the Contest for Resources. Indigenous Politics, Development and Identity in Peninsular Malaysia (PDF). Center for Orang Asli Concerns & International Work Group for Indigenous Affairs. hlm. 38. ISBN 87-90730-15-1.
- ^ a b "Basic Data / Statistics". Center for Orang Asli Concerns. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-29.
- ^ Alberto Gomes (2004). Modernity and Malaysia: Settling the Menraq Forest Nomads. Routledge. ISBN 11-341-0076-0.
- ^ Kirk Endicott (2015). Malaysia's Original People: Past, Present and Future of the Orang Asli. NUS Press. ISBN 978-99-716-9861-4.
- ^ a b Malaya. Museums Department, Malaysia. Jabatan Muzium (1971). Federation Museums Journal, Volumes 16-23. Museums Department, States of Malaya. hlm. 6.
- ^ "Kumpulan anak Orang Asli jayakan dakwah melalui teater". Utusan. 22 Januari 2015.
- ^ "Hunter gathers of Maylay". The New York Times. 22 Januari 2018.
- ^ A. Zainal; S.M. Radzi; R. Hashim; C.T. Chik; R. Abu (2012). Current Issues in Hospitality and Tourism: Research and Innovations. CRC Press. hlm. 391. ISBN 978-04-156-2133-5.
- ^ "Primitive communism: life before class and oppression". Socialist Worker. 28 Mei 2013.
- ^ Tomoya Akimichi, ed. (1996). "Coastal foragers in transition". Senri Ethnological Studies : Ses. National Museum of Ethnology: 149. ISSN 0387-6004.