Seniman yang tersiksa

Seniman yang tersiksa adalah karakter stok dan stereotipe kehidupan nyata yang selalu teriksa karena frustrasi dengan seni yang ditekuninya atau orang lain.

Vincent van Gogh, Potret diri dengan Telinga Diperban, cetakan Easel dan Jepang, Januari 1889. Van Gogh, yang berjuang dengan kemiskinan dan penyakit jiwa dalam sebagian besar hidupnya, dianggap sebagai contoh terkenal dari seniman yang tersiksa.

Karakteristik sunting

Seniman yang tersiksa merasa terasing dan disalahpahami karena ketidaktahuan atau kelalaian orang lain yang tidak mengerti atau mendukungnya dari karya mereka atau hal-hal yang mereka rasa penting. Mereka terkadang merokok, mengalami frustrasi seksual dan berulang kali patah hati, dan umumnya tampak terbebani oleh emosi dan konflik batin mereka sendiri. Mereka sering diolok-olok dalam budaya populer karena "terlalu banyak berpikir", menjadi quixotic, atau tampil sebagai orang yang sangat menyukai kebahagiaan dan kesenangan. Ciri stereotip lainnya bervariasi dengan ekstrem—mulai dari narsistik dan ekstroversi hingga menjadi pembenci diri sendiri dan introversi. Seniman yang tersiksa sering kali memiliki perilaku merusak diri sendiri dan umumnya terkait dengan masalah kesehatan mental seperti penyalahgunaan zat terlarang, gangguan kepribadian atau depresi mayor. Seniman yang tersiksa sering kali rentan terhadap swa-mutilasi dan memiliki tingkat bunuh diri tinggi. Seniman Indonesia yang dapat dianggap merepresentasikan hal ini contohnya Chairil Anwar.[butuh rujukan]

Lihat pula sunting

Bacaan lanjutan sunting

  • Redfield Jamison, Kay (1996). Touched With Fire. New York: Free Press. ISBN 068483183X.  – looks at the relationship between bipolar disorder and artistic creativity. It contains a number of case histories of dead people who are described as probably having suffered from bipolar disorder.
  • Zara, Christopher (2012). Tortured Artists. Avon, Mass: Adams Media. ISBN 1440530033.  – shows the universal nature of the tortured artist stereotype and how it applies to all of the creative disciplines, including film, theater, literature, music and visual art. The artists profiled in the book have generally made major contributions to their respective mediums (Charles M. Schulz, Charlie Parker, Lenny Bruce, Michelangelo, Kurt Cobain, Madonna, Andy Warhol, Amy Winehouse, Ernest Hemingway and dozens of others), but the book shows how, in each case, their art was inspired by pain and suffering.