Sensor inframerah

(Dialihkan dari Sensor infra merah)

Sensor inframerah adalah jenis sensor cahaya yang digunakan untuk mengenali cahaya inframerah. Bahan baku pembuatannya ialah material piroelektrik dan material sensor foton. Fungsi utama dari sensor inframerah ialah media komunikasi bagi dua perangkat elektronik yang memuat sensor sebagai komponennya.

Bahan baku

sunting

Sensor inframerah dapat dibuat dari dua jenis material, yaitu material piroelektrik dan material sensor foton. Jenis material piroelektrik dapat menjadi sensor inframerah ketika menerima doping oksida-oksida. Beberapa jenisnya yaitu Barium stronsium titanat, Litium tantalat dan Timbal zirkonat titanat. Sementara jenis material sensor foton yang dapat menjadi sensor inframerah yaitu Merkuri kadmium telurida, Galium arnesida atau Galium aluminium arsenida.

[1]

Prinsip kerja

sunting

Sensor inframerah merupakan salah satu jenis komponen elektronik. Kemampuannya adalah mengenali cahaya yang berbentuk inframerah.[2] Sensor inframerah bekerja dengan prinsip jarak dan jangkauan. Prinsip ini diterapkan menggunakan dua komponen, yaitu pemancar inframerah dan detektor inframerah. Sensor infa merah memancarkan inframerah dengan jumlah tertentu yang kemudian diterima kembali. Deteksi dari sensor ditentukan oleh jumlah inframerah yang kembali.[3]   

Penerimaan data inframerah dari pemancar inframerah pada sensor inframerah hanya dapat terjadi jika proses transmisi memiliki aturan yang sama di sisi penerima. Jika penerimaan berhasil, maka penerima akan melakukan dekode terhadap data yang diterima. Data ini diolah menjadi data biner.[4]

Sensor inframerah pasif

sunting

Sensor inframerah pasif menggunakan logika 0 dan 1 dalam menentukan pengaliran arus listrik. Pembandingan keluaran menggunakan tegangan referensi tertentu yang ditentukan oleh keberadaan pancaran inframerah. Ketika sensor inframerah menetapkan bahwa ada pancaran inframerah, maka logika 1 akan diterapkan. Ketika sensor inframerah menetapkan bahwa tidak ada pancaran inframerah, maka logika 0 diterapkan.[5]

Fungsi

sunting

Sensor inframerah memanfaatkan inframerah sebagai media komunikasi bagi dua perangkat yang terhubung ke sensornya. Fungsi ini membuat sensor inframerah berguna untuk pengendali jarak jauh, alarm keamanan dan otomatisasi sistem.[6] Pada pengendali jarak jauh, sensor inframerah bekerja dengan memanfaatkan tombol yang ditekan. Logika rendah akan berlaku selama penekanan tombol yang membuat keluaran dari sensor inframerah menjadi masukan bagi peralatan elektronik.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ Irzaman, Syafutra, H., dan Siskandar, R. (Agustus 2022). Ferroelektrik Sensor. Bandung: PT Penerbit IPB Press. hlm. 1. ISBN 978-623-467-161-2. 
  2. ^ Telaumbanua, Mareli (November 2021). Nasrudin, Moh., ed. Pengantar Teknologi Instrumentasi Teknik Pertanian. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Managament. hlm. 78. ISBN 978-623-423-327-8. 
  3. ^ Hardjono, B., dkk. (2020). Utami, Ratih Indah, ed. Komunikasi Nirkabel dengan Aplikasinya di Bidang Telekomunikasi dan Informatika. Yogyakarta: Penerbit ANDI. hlm. 108–109. ISBN 978-623-01-0325-4. 
  4. ^ Hamdani dan Indrawan, A. W. (Januari 2015). Programmable Logic Controler dan SCADA: Teori, Pemrograman dan Aplikasinya dalam Otomasi Sistem Tanur. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 33. ISBN 978-623-209-325-6. 
  5. ^ Sendari, S., Wirawan, I. M., dan Nasrullah, M. (Oktober 2021). Umaya, Yayuk, ed. Sensor Tranduser. Malang: Ahlimedia Press. hlm. 418. ISBN 978-623-6351-84-0. 
  6. ^ Sujarwata (Juni 2018). Belajar Mikrokontroler BS2SX: Teori, Penerapan dan Contoh Pemrograman PBacis. Yogyakarta: Deepublish. hlm. 92. ISBN 978-602-475-342-9. 
  7. ^ Budiharto, Widodo (2008). 10 Proyek Robot Spektakuler. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 31. ISBN 978-979-27-3523-9. 

Pranala luar

sunting