Serangan Pulau Makin

Serangan ke Pulau Makin

3°09′00″N 172°50′00″E / 3.15000°N 172.83333°E / 3.15000; 172.83333

Serangan ke Pulau Makin (17–18 Agustus 1942) adalah sebuah serangan oleh pasukan Raider Marinir Amerika Serikat terhadap pasukan militer Jepang di Pulau Makin (sekarang dikenal sebagai Pulau Butaritari) di Samudera Pasifik. Tujuannya adalah untuk menghancurkan instalasi-instalasi Jepang, mengambil tawanan, memperoleh data intelijen tentang wilayah Kepulauan Gilbert, dan mengalihkan perhatian dan bala bantuan Jepang dari pendaratan Sekutu di Guadalkanal dan Tulagi.

Persiapan dan organisasi

sunting

Serangan ini adalah operasi tempur darat Amerika yang pertama pada Perang Dunia II. Pasukan penyerang diambil dari Batalyon 2 Raider dan terdiri dari sebuah grup komando batalyon kecil dan dua dari enam kompi batalyon tersebut. Karena terbatasnya tempat di kapal, tiap kompi berangkat tanpa satu dari seksinya. Kompi A dan 18 orang dari Kompi B dengan total 121 orang berangkat dengan kapal selam Argonaut dan sisanya dari Kompi B dengan total 90 orang pun menumpang Nautilus. Pasukan penyerang dinamai Grup Tugas 7.15 (Task Group 7.15).[2]

Garnisun Atol Makin dibentuk pada tahun 1942 sebagai bagian dari garnisun Kepulauan Marshall dan dinamai Pasukan Garnisun ke-62.[3] Pada saat serangan ke Pulau Makin, jumlah total pasukan yang menghadapi pendaratan Amerika terdiri dari 71 angggota bersenjata dari pangkalan pesawat amfibi dipimpin oleh Pembantu Letnan (Heisouchou) Kyuzaburo Kanemitsu dari Pasukan Pendarat Khusus Angkatan Laut yang dilengkapi dengan senjata ringan. Sebagai tambahan ada juga empat anggota pangkalan pemasok pesawat amfibi dan tiga anggota satuan meteorologi. Dua personel sipil juga diperbantukan ke pasukan Jepang sebagai penerjemah dan administrator sipil.

Pelaksanaan serangan

sunting
 
Pulau Makin dilihat dari USS Nautilus.

Para Raider Marinir diluncurkan dengan perahu karet LCRL yang digerakkan dengan motor luar bertenaga 6 hp (4,5 kW) tak lama setelah pukul 00:00 (tengah malam) tanggal 17 Agustus. Pada pukul 05:13, Kompi A dan B dari Batalyon 2 Raider yang dipimpin oleh Letkol Evans Carlson berhasil mendarat di Makin. Pendaratan tersebut dipersulit dengan ombak besar dan kerusakan motor luar. Letkol Carlson memutuskan untuk mendaratkan semua anak buahnya di satu pantai, bukannya dua pantai seperti dalam rencana awalnya. Pada pukul 05:15, Letnan Oscar Peatross dan sebuah regu 12-orang mendarat di Makin. Dalam kebingungan, mereka tidak mengetahui keputusan Carlson untuk mengubah rencana. Karena itu, Peatross dan anak buahnya mendarat di tempat yang telah direncanakan sebelumnya. Dan itu menjadi kesalahan yang menguntungkan. Tak gentar akan tiadanya dukungan, Peatross memimpin anak buahnya ke pedalaman pulau.

Pada pukul 07:00, dengan Kompi A memimpin, Para Raider maju dari pantai menyeberangi pulau menuju pesisir utara sebelum menyerang ke arah tenggara. Perlawanan keras dari penembak runduk Jepang dan senapan mesin menghambat gerak maju mereka dan memakan korban. Kemudian Jepang melancarkan dua serbuan Banzai yang dimusnahkan oleh para Raider, yang menyebabkan tewasnya sebagian besar prajurit Jepang di pulau itu. Pada pukul 09:00, Lt. Peatross dan ke-12 anak buahnya tiba di belakang pasukan Jepang yang sedang bertempur dengan Raider lainnya di timur. Kesatuan Peatross menewaskan delapan serdadu Jepang dan komandan garnisun Kanemitsu, melumpuhkan sebuah senapan mesin dan menghancurkan radio-radio musuh; tapi menderita tiga korban tewas dan dua terluka. Gagal menghubungi Carlson, mereka mundur ke kapal selam pada petang hari sesuai rencana.

Pada pukul 13:30, 12 pesawat Jepang termasuk dua perahu terbang tiba di atas Makin. Kapal-perahu terbang tersebut membawa bala bantuan bagi garnisun Jepang dan mencoba mendarat di laguna, tapi mereka ditembaki dengan senapan mesin, senapan dan senapan anti-tank Boys oleh para Raider. Satu pesawat jatuh, yang satunya lagi terbakar. Pesawat yang tersisa membom dan memberondong tapi tidak memakan korban dari pihak AS.

Evakuasi para Raider

sunting

Pada pukul 19:30, para Raider mulai mengundurkan diri dari pulau menggunakan 18 perahu karet, yang sebagian besar dari mereka motor luarnya tidak berfungsi lagi. Walaupun ombaknya besar, tujuh perahu berisi 93 orang berhasil kembali ke kapal selam. Pagi berikutnya beberapa perahu Raider dapat melawan ombak dan mencapai kapal selam; tapi 72 orang bersama tiga perahu karetnya, masih berada di pulau. Pada pukul 23:30, upaya sebagian besar Raider untuk mencapai kapal selam gagal. Kendati berjam-jam upaya heroik, 11 dari 18 perahu gagal menembus ombak yang kuat. Setelah kehilangan sebagian besar senjata dan perlengkapan mereka, para penyintas yang kelelahan kembali ke pantai untuk bergabung dengan 20 kawan mereka yang bersenjata lengkap yang ditinggalkan di pulau itu untuk melindungi pengunduran mereka. Carlson yang sudah kelelahan dan putus asa mengirimkan pesan kepada komandan Jepang yang isinya penawaran untuk menyerahkan diri, tapi serdadu Jepang pembawa pesan tersebut dibunuh oleh Marinir yang tak mengetahui rencana Carlson.

Pada pukul 09:00 tanggal 18 Agustus, kapal-kapal selam mengirimkan perahu penyelamat untuk merentangkan tali tambang dari kapal-kapal selam tersebut ke pantai yang memungkinkan para Raider yang tersisa ditarik ke laut. Tapi saat operasi dimulai, Pesawat-pesawat Jepang tiba dan menyerang, mengaramkan perahu penyelamat dan menyerang kapal selam, yang kemudian terpaksa menyelam darurat dan menunggu di dasar laut sepanjang hari itu. Kapal-kapal selam tersebut tidak terkena tembakan. Pada pukul 23:08, setelah berhasil mengirim sinyal agar kapal selam menemui anak buahnya di jalan masuk ke Laguna Makin, Carlson punya tim yang dipimpin Letnan Charlie Lamb, membuat sebuah rakit yang dibuat dari tiga perahu karet dan dua kano milik penduduk setempat, ditenagai dua motor luar yang tersisa. Menggunakan rakit ini, 72 Raider yang kelelahan berlayar 6,4 km dari Makin ke mulut laguna dimana para kapal selam menjemput mereka.

Para korban

sunting

Korban dari Korps Marinir Amerika Serikat tercatat 18 gugur dalam tugas dan 12 hilang dalam tugas. Dari 12 Marinir yang hilang, salah satunya diidentifikasi di antara 19 makam Korps Marinir yang ditemukan di Pulau Makin.[4] Dari 11 Marinir lainnya yang hilang, sembilan orang secara tak sengaja tertinggal atau kembali ke pulau pada malam pengunduran diri.[5] Mereka akhirnya tertangkap, dipindahkan ke Atol Kwajalein, dan dieksekusi oleh pasukan Jepang. Kōsō Abe kemudian diadili dan dieksekusi oleh Sekutu atas pembunuhan sembilan orang Marinir.[6] Dua Marinir lainnya yang hilang tak pernah ditemukan.[7]

Carlson melaporkan kalau dia secara pribadi menghitung 83 jenazah serdadu Jepang dan memperkirakan 160 serdadu Jepang tewas berdasarkan laporan dari penduduk asli Makin yang dia ajak bicara. Personel Jepang lainnya mungkin tewas saat dua perahu dan dua pesawat mereka hancur. Morison menyatakan bahwa 60 serdadu Jepang tewas bersama karamnya satu perahu mereka. Namun catatan pihak Jepang lebih tepat dan seluruh korban dari garnisun adalah 46 tewas (tak termasuk jumlah korban yang dilaporkan Carlson dari perahu-perahu yang dia karamkan). Ini dikonfirmasi saat pasukan Jepang kembali ke pulau itu dan menemukan 27 penyintas Jepang dari serangan itu.[8]

Kesimpulan

sunting
 
Plakat untuk memperingati Serangan Pulau Makin tahun 1942. Plakat ini terletak di pulau Kwajalein.

Walaupun para Raider Marinir berhasil menghancurkan garnisun Jepang di pulau Makin, serangan tersebut gagal mencapai tujuan material akhirnya. Tak ada tawanan Jepang yang tertangkap, dan tak ada data intelijen yang berarti yang berhasil didapat. Juga, jumlah pasukan Jepang yang teralih dari wilayah Kepulauan Solomon pun tidak berarti. Nyatanya, karena kerentanan garnisun mereka di Kepulauan Gilbert menjadi terlihat, Jepang memperkuat pertahanan mereka di pulau-pulau di Pasifik Tengah. Alhasil, tujuan untuk melemahkan pasukan Jepang malah secara tidak sengaja menyebabkan kerugian besar bagi pasukan Amerika Serikat selama pertempuran-pertempuran kampanye Kepulauan Gilbert dan Marshall. Namun, serangan tersebut berhasil dalam tujuannya untuk meningkatkan semangat dan menguji taktik Raider.[9]

Pemulihan Bioarkeologi

sunting

Pada tahun 2000 (58 tahun setelah serangan), sisa-sisa 19 orang Marinir ditemukan di Pulau Makin melalui penggalian dan pemulihan bioarkeologi, kemudian dikirim ke Laboratorium Identifikasi Pusat milik Departemen Pertahanan di Hawaii, dimana mereka diidentifikasi. Enam dari sembilan Marinir tersebut dikembalikan ke keluarga mereka untuk dimakamkan. 13 lainnya dimakamkan dengan kehormatan lengkap di Pemakaman Nasional Arlington setelah upacara pemakan di kapel Fort Myer dimana Komandan Marinir Jenderal James L. Jones memberikan pidato. 11 Marinir lainnya belum ditemukan.[10]

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ (Morison, Coral Sea, Midway, and Submarine Actions, p. 235–241).
  2. ^ Rottman (2005), pp.59–60.
  3. ^ 第62警備隊
  4. ^ Pacific Wrecks website
  5. ^ Leatherneck forum
  6. ^ Frank and Shaw, q. "Victory and Occupation". History of U.S. Marine Corps Operations in World War II. History Branch, U.S. Marine Corps. Diakses tanggal 28 September 2012. 
  7. ^ "Missing Marines Website". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-10. Diakses tanggal 2018-06-18. 
  8. ^ Sato Kasumasa, "Gyokusai no Shima," Kojinsha Press, Tokyo,2004, pp.54-55,
  9. ^ Pearl Harbor To Guadalcanal, History Of The Marine Corps Operations In World War II, Volume I, p. 284.
  10. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-17. Diakses tanggal 2018-06-18. 

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting