Serangan St Nazaire

artikel daftar Wikimedia

Serangan St Nazaire atau Operasi Chariot adalah sebuah serangan amfibi yang dilancarkan Inggris kepada Dok Normandie di St Nazaire saat Prancis dikuasai Jerman pada Perang Dunia Kedua.

Latar belakang

sunting

Pada awal tahun 1942, pemerintah Inggris mendirikan Komando Operasi Gabungan (Combined Operation Command) dibawah pimpinan Louis Mountbatten, yang masih muda. Komando ini menampung banyak perwira muda yang bersemangat, cerdas, penuh ide, berani tapi kurang berpengalaman dalam suatu operasi gabungan yang pelik.

Rencana besar pertama yang mereka kerjakan adalah sebuah operasi serangan pendadakan atas kota Saint Nazaire, Prancis. Di kota tersebut, terdapat satu-satunya dok kering di pantai Atlantik yang mampu menampung kapal tempur Jerman yang paling modern, “Tirpitz”. Komando Operasi berpendapat bahwa dok itu perlu untuk dihancurkan agar kapal Jerman yang ditakuti itu tidak dapat mengadakan reparasi jika mengalami kerusakan.

Masalah yang harus dipecahkan adalah bagaimana dapat menembus penjagaan ketat Angkatan Laut Jerman di lepas pantai, melewati sistem pengawasan radar, mendobrak sistem jaring anti torpedo yang dipasang di depan pelabuhan dan akhirnya meruntuhkan gerbang dok itu sendiri yang terbuat dari baja. Pada intinya ini adalah sebuah serangan berani mati.

Kapal tua

sunting

Komandan Robert Edward Dudley (RED) Ryder, yang memimpin serangan hanya meminta sebuah kapal perusak tua bekas Perang Dunia Pertama dan 18 kapal cepat kecil ditambah 622 anggota Angkatan Laut Inggris dan marinir (komando) yang ia pilih sendiri.

Kapal tua tersebut kemudian dimodifikasi supaya dari jauh tidak dicurigai oleh Jerman. Cerobong asapnya yang tinggi dipotong. Letak senjatanya diubah sehingga bayangannya seperti kapal perusak Jerman. Supaya lebih menyesatkan, sebuah bendera Nazi dikibarkan di tiang utama.

Di balik itu, kapal perang tua buatan Amerika itu telah diubah menjadi “bom terapung” yang mematikan. Di balik dindingnya telah dipasang bahan peledak seberat 4,5 ton yang dihubungkan dengan jam khusus yang disetel menurut perhitungan yang teliti.

Serangan

sunting

Pada 28 Maret 1942, operasi dilancarkan. Kapal Jerman palsu itu sempat mengelabui penjagaan Jerman, dan baru satu mil menjelang sasaran diketahui bahwa kapal itu adalah musuh. Tetapi tembakan gencar dari meriam pantai baru dilancarkan setengah mil menjelang sasaran.

Meskipun dihujani dengan tembakan gencar, tetapi kapal itu tetap melaju dengan kecepatan penuh. Jaringan anti torpedo ditembus dan pintu gerbang dok didobrak dengan kecepatan tinggi hingga kemudian tergeletak begitu saja tanpa daya di tengah dok.

Sementara itu, kapal-kapal cepat yang mengawal kapal perusak tua itu mulai melancarkan tembakan gencar ke posisi-posisi Jerman. Pasukan marinir dengan cepat turun ke pantai dan meledakkan sasaran-sasaran penting. Sebuah kapal sempat meluncurkan torpedo dengan peledak yang ditetapkan waktunya, ke arah gerbang dok yang lama.

Pertempuran di pelabuhan memang tidak seimbang, sedikitnya 10 kapal cepat berhasil dihancurkan Jerman, sementara banyak anggota komando yang menjadi korban. Sekitar jam 02.50 dini hari, Ryder memberi instruksi kepada sisa-sisa pasukan untuk mundur, setelah melihat target misi tercapai.

Hanya 8 kapal yang bisa kembali dan hanya 228 prajurit yang berhasil kembali pulang ke pangkalan di Inggris. 5 komando berhasil kabur lewat Gibraltar dengan bantuan warga Prancis, 169 lainnya gugur dan 215 jadi tawanan perang. Jerman mengira bahwa serbuan nekad lawannya berhasil dihalau dan dengan puas menyaksikan sisa-sisa peralatan, kapak dan para pelaut-marinir lawan yang mati.

Buntut kejadian

sunting

Keesokan harinya, kapal perusak tua yang tergeletak melintang di tengah-tengah dok menarik perhatian para serdadu Jerman. Tidak seorangpun sadar bahwa kapal tua itu sebetulnya adalah “bom waktu raksasa”. Tengah hari, ketika ratusan tentara mengerumuninya, kapal meledak hebat hingga terbelah dua. Setidaknya 360 orang Jerman tewas seketika, tetapi kerusakan akibat ledakan pada dok lebih hebat lagi. Pintu baja tebal jebol hingga air masuk kedalam dan merusak instalasi dok.

Torpedo yang memakai waktu ledak yang baru meledak dua hari kemudian dan merusak pintu gerbang masuk ke pelabuhan. Di tengah kepanikan dan alarm yang berbunyi, para penjaga pelabuhan menembaki para pekerja paksa yang berlarian di pelabuhan karena mengira mereka adalah komando Inggris yang keluar dari persembunyian.

Pihak Jerman kemudian bekerja keras untuk memperbaiki dok itu, tetapi baru 18 bulan sesudahnya dok bisa dikatakan siap pakai. Sayangnya, dewi fortuna telah meninggalkan pihak Nazi. Selama waktu itu pula kapal tempur Tirpitz tidak berani mendekati Selat Inggris, karena fasilitas pemeliharaan tidak dapat dipergunakan. Ketika dok benar-benar selesai, pasukan sekutu sudah hampir mendarat di pantai tidak begitu jauh dari pelabuhan penting itu.

Kutipan

sunting
  1. ^ Dorrian, p.114
  2. ^ "No. 38086". The London Gazette (Supplement). 30 September 1947. hlm. 4633–4640. 

Referensi

sunting


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "nb", tapi tidak ditemukan tag <references group="nb"/> yang berkaitan