Serat Jayengbaya adalah buku petuah / falsafah kehidupan yang dikarang oleh R. Ngabehi Rangga Warsita dan diterbitkan oleh Balai Pustaka Jakarta pada tahun 1988 dengan alih bahasa dan alih aksara L. Mardiwarsito. Buku ini dikarang oleh R. Ngabehi Ranggawarsita pada saat dia berumur antara 20 sampai 28 tahun sewaktu menjadi carik Kadipaten Anom di Kasunanan Surakarta.

Buku serat ini menceritakan tentang seorang tokoh bernama Jayengbaya yang ingin mencari kebahagiaan dalam kehidupannya dengan cara melaksanakan tugas sebaik-baiknya, dengan mencari jabatan tinggi, dan mengejar kedudukan yang terhormat. Dalam usaha ini, 47 macam cara kehidupan telah dicobanya, tetapi tidak ada satupun yang cocok baginya, karena masing-masing cara kehidupan tersebut selalu ada yang mengandung kekurangan-kekurangan dan tidak ada satu pun yang sempurna. Akhirnya, Jayengbaya memutuskan untuk kembali menekuni cara kehidupannya yang semula, karena hal itulah yang dianggap paling baik baginya.

Asmaradana:

Kidung kadresaning kapti
Yayah nglamong tanpa mangsa
Hingan silarja jatiné
Satata samaptaptinya
Raket rakiting ruksa
Tahan tumaneming siku
Karasuk sakèh kasrakat.

Yang secara umum dapat diterjemahkan menjadi:

 Inilah nyanyian tentang ketabahan hati
 Seakan berkicau tanpa mengenal waktu
 Tanpa mengenal batas kesusilaan dan keselamatan,
 Oleh karenanya kita harus selalu waspada
 dalam menghadapi hukum alam
 dan kuat dalam mengendalikan emosi
 dan dalam menghadapi penderitaan yang dialami.