Serbuk protein ikan
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Fish protein powder di en.wiki-indonesia.club. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Serbuk protein ikan adalah adalah sejenis serbuk hasil dari pemisahan hidrolisat protein ikan dari daging ikan dan dicampur dengan bahan lainnya untuk memperbaiki rasa. Di Indonesia, serbuk ini disebut sebagai susu ikan yang menjadi bahan perbincangan di tengah kritik impor susu dan sapi perah untuk antisipasi lonjakan kebutuhan susu akibat program makan bergizi gratis yang diajukan dalam kampanye presiden terpilih Prabowo Subianto.[1]
Sejarah
suntingPenggunaan produk hidrolisat protein ikan sudah lama diteliti sebagai pengganti susu terutama bagi anakan sapi, kambing, atau babi.[2][3] Perlambatan pertumbuhan hanya sedikit terjadi pada 2-5 minggu pertama penggunaannya sebagai pakan utama, dibandingkan produk susu sebenarnya, namun terkompensasi oleh kecepatan pertumbuhan yang lebih baik 3 minggu setelahnya.[4][5]
Secara historis, metode pengolahan ikan yang digunakan untuk konsumsi manusia adalah: segar, kalengan, beku, diasap, atau didehidrasi; yang semuanya akan digunakan sebagai makanan utuh daripada sebagai bahan dalam makanan lain. Selain itu, produk sampingan dari pengolahan ikan telah dimasak dan didehidrasi untuk membentuk produk yang disebut tepung ikan.[6]
Dengan berkembangnya teknologi penyulingan dan pengolahan serta penelitian yang lebih luas tentang nutrisi protein dan peptida ikan, industri baru telah berkembang untuk tujuan khusus menghasilkan bubuk protein ikan untuk konsumsi manusia dengan tujuan mencapai penggunaan bahan dan pasar baru.[7] Produk akhir FPP kini digunakan dalam berbagai aplikasi bahan makanan termasuk nutrisi olahraga, aditif makanan, dan suplemen,[8] yang semuanya bergantung pada bubuk protein ikan yang dihasilkan sehingga aman secara higienis dan juga memenuhi persyaratan sensorik rasa, bau, dan fungsi dalam makanan yang disiapkan.
Meskipun belum dalam bentuk susu, namun penduduk di Jepang, Tiongkok, India, Amerika Serikat, dan Jerman, sudah memiliki pasar yang signifikan untuk bubuk protein ikan. Berdasar data Future Markets Insights pasar bubuk protein ikan diproyeksikan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 6,6% dari 2024 hingga 2034. Di negara-negara ini, selain untuk konsumsi manusia, bubuk protein ikan juga digunakan untuk pakan ternak dan akuakultur.[9]
Di Indonesia, produk susu ikan pertama kali mendapat sorotan pada bulan Agustus 2023 saat diluncurkan di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, sebagai hasil kerjasama Koperasi Mina Bahari dan PT Berikan Teknologi Indonesia. Peluncurannya dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.[10][11]
Perbincangan mengenai susu ikan kembali ramai setelah Direktur Utama BUMN induk (holding) pangan ID FOOD, Sis Apik Wijayanto pada tanggal 4 September 2024 mengungkap akan mencari alternatif susu sapi yang saat ini produksinya belum cukup untuk memenuhi program makan bergizi dan susu gratis yang akan diwujudkan dalam periode pemerintahan Prabowo Subianto yang akan datang. Oleh karena itu, pihaknya mempertimbangkan susu ikan sebagai pengganti.[12]
Proses pembuatan
suntingSecara umum, pemisahan hidrolisat protein ikan dilakukan dalam dua cara, dengan bantuan enzim atau kimiawi. Prosesnya dimulai dengan mencincang daging ikan ditambahkan air, dihomogenasi, dan dimasukkan ke wadah yang akan memfasilitasi pemanasan dengan suhu yang sesuai. Adonan ini kemudian ditambahkan enzim dan dihomgenasi kembali. Akibatnya protein akan terpisah. Saat sudah didapat kandungan protein terpisah yang tepat, maka enzim ini dinonaktifkan melalui pemanasan. Produk akhirnya bisa berupa cairan atau terlebih dahulu dikeringkan sehingga menjadi bubuk. Bentuk bubuk lebih disukai karena efisensi penyimpanan dan lebih tahan lama.[13]
Setelah dikeringkan, bubuk protein kering ditambahkan berbagai bahan untuk membuat rasanya menyerupai susu.[14]
Nutrisi dan komposisi
suntingBerikut ini kandungan nutrisi per takaran saji 35 gram dari serbuk protein ikan merek Surikan.[butuh rujukan]
- Energi 123 kalori
- Protein 6 gram
- Karbohidrat 17 gram
- Lemak 3 gram
- Natrium 1 mg
- Gula (seluruhnya dalam bentuk sukrosa) 8,4 gram
- DHA 33 mg
- EPA 9 mg
- Omega 3 49 mg
- Omega 6 5 mg
- Asam amino 4.380 mg
Sementara komposisi yang tertera adalah hidrolisat protein ikan, krimer non susu, cokelat bubuk, dan perisa krim.[butuh rujukan]
Kategori
suntingDua kategori dasar yang digunakan untuk mengklasifikasikan bubuk protein ikan bergantung pada kadar protein, lemak, mineral, dan karbohidrat yang terkandung di dalamnya. Mineral yang ada sebagian besar adalah kompleks organik alami dari magnesium, kalsium, dan fosfor. Proses pengeringan semprot (spray drying) mungkin menggunakan mineral dan karbohidrat lain untuk meningkatkan karakteristik aliran produk akhir, sehingga mengubah keseimbangan alami. Semua bubuk protein ikan akan memiliki kandungan sisa air dalam kisaran 4-8%.
- Konsentrat protein ikan (FPC) - adalah bubuk konsentrat dengan kadar protein sedang (50-70%) dan akan mengandung sejumlah lemak/minyak (1-20%) dalam bentuk bubuk juga.[15]
- Isolat protein ikan (FPi) - adalah produk yang mengandung kurang dari 1% lemak/minyak dan lebih dari 90% protein.
- Teknik produksi baru juga menghasilkan produk FPi hibrida yang mana kandungan lemak/minyaknya sangat rendah (<0,3%) dengan kadar protein di kisaran 80%. FPi hibrida tidak mencapai 90% protein (sering menjadi titik definisi untuk isolat) karena mineral alami tidak dihilangkan dan dengan demikian mewakili hingga 15% dari keseimbangan massa akhir.[16]
Kelebihan
suntingAspek Nutrisi
suntingUnsur penting dari ilmu nutrisi bubuk protein ikan berpusat pada sifat bioaktif dan antioksidan dari fraksi peptida yang dihasilkan selama hidrolisis dan kemampuannya untuk memiliki dampak positif pada banyak kondisi, termasuk masalah gastrointestinal yang terkait dengan sindrom iritasi usus (IBS) dan penyakit Crohn[17][18], serta efek pengurangan pada hipertensi[19] dan fungsionalitas penyerapan cepat mempromosikan penambahan massa otot tanpa lemak pada manusia yang mengonsumsi produk tersebut. Studi lanjut menunjukkan bahwa peptida dalam bubuk protein ikan dapat meminimalkan efek berbahaya dari obat penghilang rasa sakit anti-inflamasi.[20]
Sekolah Kedokteran Universitas Maryland menyimpulkan bahwa beberapa fraksi peptida dari ikan dapat menghambat kanker prostat dan mungkin kanker lainnya dari penyebaran.
Manfaat tambahan dari bubuk protein ikan berpusat pada kebutuhan diet dari berbagai subkelompok populasi manusia. Individu yang memiliki intoleransi laktosa, alergi susu, intoleransi gluten, atau penyakit seliak memerlukan sumber protein alternatif.
Sifat hidrolisis dari bubuk protein ikan (profil berat molekul rendah) terbukti memberikan efek hipoalergenik, sebagaimana yang diujikan dalam susu formula bayi.[21] Tidak ada bukti bahwa bayi yang memiliki risiko tinggi alergi terhadap susu sapi harus diberi formula bayi terhidrolisis alih-alih susu ibu untuk mencegah alergi.[21] Bagi bayi yang memiliki risiko tinggi alergi susu sapi tetapi tidak dapat diberi susu ibu, ada bukti berkualitas rendah yang menunjukkan bahwa formula berbasis protein terhidrolisis dapat mengurangi risiko alergi susu sapi dibandingkan dengan formula protein susu sapi.[21]
Aspek ekonomi
suntingSusu ikan juga diklaim lebih murah dari susu sapi. Sebagai perbandingan, dalam bentuk minuman cair 250ml, susu ikan memiliki harga Rp 5.000,- sementara susu sapi di kisaran harga Rp 6.400,-.[22] Proses hidrolisis yang dilakukan juga bisa memaksimalkan pengolahan ikan karena tulang, isi perut, sampai ikan yang biasanya dinilai sangat rendah bisa diolah dan memiliki nilai lebih baik.
Kritik
suntingKarena masih produk yang baru dan asing, penerimaan produk ini di tengah masyarakat masih diragukan, terutama dari segi rasa yang diperkirakan akan bau amis dan kandungan gizinya yang mungkin tidak bisa sama persis dengan susu sapi. Kritik ini diungkap oleh Epi Taufik, ahli biokimia susu dari IPB.[23]
Ahli gizi dr. Tan Shot Yen menyatakan bahwa ikan seharusnya dikonsumsi secara utuh, bukan dalam bentuk ekstrak. Penggunaan susu yang seragam juga dikhawatirkan merusak keberagaman sumber pangan di tiap daerah.[24]
Menurut anggota DPR Arzeti Bilbina, penggunaan nama susu dalam susu ikan juga dinilai tidak tepat, karena memang bukan produk perahan kelenjar susu dari mamalia, meskipun ia tetap mengakui manfaat protein yang tinggi dalam produk ini bisa digunakan untuk mensubstitusi susu sapi.[25]
Referensi
sunting- ^ "Susu Ikan Jadi Alternatif Pengganti Susu Sapi dalam Program Ambisius Prabowo". Kumparan. 9 September 2024. Diakses tanggal 12 September 2024.
- ^ "Fish protein concentrate and fish hydrolysate". Feedipedia. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ Mackie, I.M. (1 Agustus 1982). "Fish protein hydrolysates". ETDEWEB World Energy Base. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ Ørskov, E.R.; Soliman, H.S.; Clark, C.F.S. (1982). "Use of fish protein hydrolysate in milk replacers". Animal Feed Science and Technology. Elsevier. 7 (2): 135–140. doi:10.1016/0377-8401(82)90047-5.
- ^ Diaz-Castañeda, M.; Brisson, G.J. (1987). "Replacement of Skimmed Milk with Hydrolyzed Fish Protein and Nixtamal in Milk Substitutes for Dairy Calves". Journal of Dairy Science. Elsevier. 70 (1): 130–140. doi:10.3168/jds.S0022-0302(87)79988-3.
- ^ "Homepage | IFFO - The Marine Ingredients Organisation". www.iffo.com. Diakses tanggal 2024-09-12.
- ^ Tahergorabi, Reza; Beamer, Sarah K.; Matak, Kristen E.; Jaczynski, Jacek (2012-09-01). "Functional food products made from fish protein isolate recovered with isoelectric solubilization/precipitation". LWT - Food Science and Technology. 48 (1): 89–95. doi:10.1016/j.lwt.2012.02.018. ISSN 0023-6438.
- ^ nutraingredients-usa.com (2013-06-10). "Bluewave targets 5-10% market penetration for 'purist' protein consumers with new fish powder products". nutraingredients-usa.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-12.
- ^ RI Harus Belajar ke Sini, 5 Negara Maju Sudah Konsumsi Susu Ikan. dari situs CNBC Indonesia
- ^ "Menkop Teten Luncurkan Susu Ikan Pertama di Indonesia". CNN Indonesia. 15 Agustus 2023. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ Pambudi, Agus. "Surikan, Produk Susu Berprotein Ikan Mitra Binaan KKP". RRI. Diakses tanggal 28 Juni 2024.
- ^ "ID Food Kaji Susu Ikan untuk Penuhi Program Makan Bergizi Gratis Prabowo". Kumparan. 4 September 2024. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ Fish Protein Hydrolysate. dari situs science direct
- ^ Apa itu susu ikan?. Dari situs ngopibareng.id
- ^ "Fish Protein Concentrate". web.archive.org. 2012-01-14. Diakses tanggal 2024-09-12.
- ^ GRÓ. "Fisheries Training Programme under the auspices of UNESCO". Fisheries Training Programme under the auspices of UNESCO (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-12.
- ^ Ryan, Joseph Thomas; Ross, Reynolds Paul; Bolton, Declan; Fitzgerald, Gerald F.; Stanton, Catherine (2011-08-31). "Bioactive Peptides from Muscle Sources: Meat and Fish". Nutrients. 3 (9): 765–791. doi:10.3390/nu3090765. ISSN 2072-6643. PMC 3257737 . PMID 22254123.
- ^ Slonim, Alfred E.; Grovit, Melvyn; Bulone, Linda (2009-06). "Effect of Exclusion Diet with Nutraceutical Therapy in Juvenile Crohn's Disease". Journal of the American College of Nutrition (dalam bahasa Inggris). 28 (3): 277–285. doi:10.1080/07315724.2009.10719782. ISSN 0731-5724.
- ^ Kim, Se-Kwon (2013-03-18). Marine Proteins and Peptides: Biological Activities and Applications (dalam bahasa Inggris). Wiley. ISBN 978-1-118-37510-5.
- ^ Marchbank, T.; Limdi, J. K.; Mahmood, A.; Elia, G.; Playford, R. J. (2010-05-25). "Clinical trial: protective effect of a commercial fish protein hydrolysate against indomethacin (NSAID)-induced small intestinal injury" (dalam bahasa Inggris). ISSN 0269-2813.
- ^ a b c Osborn, David A; Sinn, John KH; Jones, Lisa J (2018-10-19). "Infant formulas containing hydrolysed protein for prevention of allergic disease". The Cochrane Database of Systematic Reviews. 2018 (10): CD003664. doi:10.1002/14651858.CD003664.pub6. ISSN 1469-493X. PMC 6517017 . PMID 30338526.
- ^ "KKP Klaim Harga Susu Ikan Lebih Murah Dibanding Susu Sapi". CNN Indonesia. 11 September 2024. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ Desideria, Benedikta (9 September 2024). "Susu Ikan Jadi Alternatif Susu Sapi untuk Program Makan Gratis Prabowo, Pakar Ngomong Begini". Liputan6.com. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ "Ahli Gizi Kritik Keras Susu Ikan Jadi Alternatif Susu Sapi Program Prabowo: Manusia Itu Makan Ikan". Tribunnews. 12 September 2024. Diakses tanggal 13 September 2024.
- ^ Susu ikan dalam program makan bergizi gratis. Tanggapan DPR hingga ahli gizi. dari situs tempo
Bacaan lanjutan
sunting- Wergedahl, H; Liaset, B; Gudbrandsen, OA; Lied, E; Espe, M; Muna, Z; Mørk, S; Berge, RK (2004). "Fish protein hydrolysate reduces plasma total cholesterol, increases the proportion of HDL cholesterol, and lowers acyl-CoA:cholesterol acyltransferase activity in liver of Zucker rats". The Journal of Nutrition. 134 (6): 1320–7. doi:10.1093/jn/134.6.1320 . PMID 15173391.
- Wu, Hui-Chun; Chen, Hua-Ming; Shiau, Chyuan-Yuan (2003). "Free amino acids and peptides as related to antioxidant properties in protein hydrolysates of mackerel (Scomber austriasicus)". Food Research International. 36 (9–10): 949–957. doi:10.1016/S0963-9969(03)00104-2. Templat:INIST.
- Marchbank, T.; Limdi, J. K.; Mahmood, A.; Elia, G.; Playford, R. J. (2008). "Clinical trial: Protective effect of a commercial fish protein hydrolysate against indomethacin (NSAID)-induced small intestinal injury". Alimentary Pharmacology & Therapeutics. 28 (6): 799–804. doi:10.1111/j.1365-2036.2008.03783.x . PMID 19145735.
- Nesse, Knut Olav; Nagalakshmi, A. P.; Marimuthu, P.; Singh, Mamta (2011). "Efficacy of a Fish Protein Hydrolysate in Malnourished Children". Indian Journal of Clinical Biochemistry. 26 (4): 360–5. doi:10.1007/s12291-011-0145-z. PMC 3210250 . PMID 23024471.
- Kristinsson, Hordur G.; Rasco, Barbara A. (2000). "Fish Protein Hydrolysates: Production, Biochemical, and Functional Properties". Critical Reviews in Food Science and Nutrition. 40 (1): 43–81. doi:10.1080/10408690091189266. PMID 10674201.
- Webb, K. E.; Bergman, E. N. (1991). "Amino Acid and Peptide Absorption and Transport across the Intestine". Dalam Tsuda, T.; Sasaki, Y.; Kawashima, R. Physiological Aspects of Digestion and Metabolism in Ruminants: Proceedings of the Seventh International Symposium on Ruminant Physiology. San Diego: Academic Press. hlm. 111–28. ISBN 978-0-323-13861-1.