Seriholo, Amalatu, Seram Bagian Barat

desa di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku

Seriholo adalah negeri yang berstatus resmi sebagai desa di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

Seriholo
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenSeram Bagian Barat
KecamatanAmalatu
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Sejarah

sunting

Negeri Seriholo awalnya berada di pedalaman, sebelum kemudian berpindah ke pesisir. Pada 1824 mereka berkenalan dengan ajaran Kristen.[1] Hampir seabad kemudian, pada 1920 penduduk Kristen di Seriholo diorganisasikan ke dalam suatu jemaat gereja yang mandiri, yakni Jemaat Seriholo-Rumahreate. Dominggus Pentury dari Ambon merupakan penginjil yang mengkristenkan Seriholo. Pada 1940, Angkatan Muda Kristen Seriholo didirikan oleh penginjil Tupamahu yag memimpin jemaat di negeri ini.[1] Pada 1983, Negeri Seriholo dibagi menjadi dua unit atau sektor gerejawi untuk mempermudah koordinasi jemaat yang jumlahnya semakin besar. Dua unit tersebut, Eden dan Zoar bertahan sebelum akhirnya nonaktif pada 1999 dikarenakan kerusuhan bernuansa SARA yang melanda Maluku.

Pada 9 September 1999,[1] Seriholo diserang oleh negeri-negeri Salam yang berdekatan, terutama Hualoy dan [[Latu. Warga Seriholo tak mampu mempertahankan negeri dan melarikan diri ke hutan. Beberapa rumah rusak, begitu pula dengan gereja. Program TMD (Tentara Masuk Desa) diadakan di Seriholo setelah penyerangan pertama. Prajurit TNI dikerahkan untuk merenovasi 17 buah rumah dan sebuah gedung gereja sementara. Gereja tersebut rencananya akan ditahbiskan pada 17 Desember. Namun, empat hari sebelum peresmian, Seriholo mengalami penyerangan untuk kedua kalinya. Mereka kembali tercerai-berai ke hutan-hutan dan baru kembali pada tahun 2000.[1]

Penyerangan ketiga dan yang paling dahsyat selama kerusuhan Maluku terjadi pada 8 September 2000, yang meluluhlantakkan Seriholo sepenuhnya. Penduduk negeri melarikan diri ke beberapa negeri Kristen terdekat, seperti Tala dan Sanahu, bahkan ada yang menyeberang ke Pulau Saparua. Penduduk Seriholo yang terpencar kemudian disatukan kembali di suatu area pengungsian di daerah Huse[1] dan tinggal di sana selama 8 tahun hingga akhirnya 8 September 2008 mereka kembali memasuki negeri yang sudah ditinggalkan. Setahun setelah itu, Gereja Bethbara jemaat Seriholo didirikan sebagai rumah ibadah yang melayani penduduk negeri. Pada tahun yang sama, diadakan sidang jemaat yang ke-18, yang memutuskan untuk membagi negeri menjadi empat unit atau sektor, yaitu Unit Bethlehem I, Bethlehem II, Zaitun I, dan Zaitun II.[1]

Demografi

sunting

Seriholo merupakan negeri Sarane dan semua penduduk aslinya beragama Kristen Protestan, yang dilayani oleh Gereja Protestan Maluku Jemaat Seriholo yang beribadah di Gereja Bethabara. Gereja ini didirikan pada 2009, tetapi terhenti lama karena kekurangan dana.[2]

Adat budaya

sunting

Baileo Seriholo bernama korarine. Negeri ini merupakan masyarakat rumpun Patasiwa.

Hubungan sosial

sunting

Seriholo memiliki hubungan gandong dengan Hatuhenu.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f "Sejarah Jemaat GPM Seriholo". Diakses tanggal 27 Juni 2024. 
  2. ^ "Perusahaan Taiwan Beri Bantuan Dana Pembangunan Gereja di Pulau Seram". Metro TV. Jakarta. 21 Oktober 2023. Diakses tanggal 27 Juni 2024. 
  3. ^ Krisdyatmiko, M. Zainal Anwar, Sg. Yulianto 2013, hlm. 113.

Daftar pustaka

sunting
  • Krisdyatmiko, Krisdyatmiko; Anwar, M. Zainal; Yulianto, Sg. (2013). Sujito, Arie, ed. Geliat Negeri Menata Diri. Jakarta: © Institute for Research and Empowerment (IRE). hlm. 113. ISBN 978-979-98182-1-8. 

Pranala luar

sunting