Serrum
Serrum adalah perkumpulan studi seni rupa dan pendidikan berbasis di Jakarta yang di dirikan pada tahun 2006. Kata Serrum berasal dari kata share dan room yang berarti “ruang berbagi”. Serrum berfokus pada isu pendidikan, sosial-politik dan perkotaan dengan pendekatan presentasi yang edukatif dan artistik. Kegiatan serrum meliputi proyek seni, pameran, lokakarya, diskusi dan propaganda kreatif. Medium karya yang digunakan meliputi video, mural, grafis, komik dan seni instalasi.
Tanggal pendirian | 17 September 2006 |
---|---|
Lokasi |
|
Situs web | https://serrum.id/ |
Serrum membangun program edukasi non formal yang dimulai pada 2014 dengan tema Kurikulab, 2016 - Ekstrakurikulab dan 2018 adalah Remedial. Program ini melibatkan pelajar SMA yang telah dikurasi di Jakarta dan sekitarnya. Dalam program Remedial, peserta yang terlibat membedah pola konsumsi informasi dan pengetahuan berdasarkan perkembangan hari ini. Pelajar bertransaksi informasi untuk menghasilkan pengetahuan dan pendekatan seni dan literasi. Ragam kegiatan yang pernah dilaksanakan dalam program Remedial adalah mengenal ruang kolektif Gudskul dan Jakarta 32 °C, diskusi Seni rupa milenium, dan praktik cetak grafis. Serrum juga berkolaborasi dengan masyarakat di daerah untuk mengeksplorasi kurikulum yang bermuatan narasi lokal sebagai sumber pengetahuan. Kemudian membuat rancangan tertulis untuk sebuah mata pelajaran muatan lokal (Mulok) yang berjalan selama satu semester di sekolah daerah tersebut. Mereka pernah bekerjasama dengan komunitas Jatiwangi Art Factory (JAF), SDN Jatisura 01, dan komunitas Pasir Putih, Lombok.
Proses perumusan mata pelajaran Mulok sendiri menggunakan metode sejarah lisan, sebuah studi tentang perjalanan sejarah kehidupan masyarakat di sebuah wilayah tanpa bertumpu pada dokumen tertulis sebagai sumber utama, melainkan pada wawancara lisan dengan masyarakat setempat dan beberapa arsip yang diperoleh. Sedangkan penetapan kurikulum, silabus, dan sumber belajar dilakukan secara kolaborasi antara Serrum, dinas setempat, guru-guru lokal dan komunitas lokal. Serrum menginisiasi sekolah alternatif, pasar ilmu, dengan mempertemukan kedua pihak berdasarkan kebutuhan (demand) dan kesediaan (supply) membahas sebuah pengetahuan yang sama. Juga berusaha menghubungkan titik temu antara inti suatu materi belajar dengan metode seni rupa dalam program laboratorium Rumah Guru.
Sejarah
suntingSaat memutuskan untuk bikin ruang di luar kampus dengan cara menyewa sebuah rumah, persoalan bagaimana cara membayar sewa rumah pun ikut serta bersama Serrum. Tahun itu pertengahan 2006 Serrum mengerjakan satu proyek branding BUS dibandung dengan 7 personil yaitu MG Pringgotono, Arief Rachman a.k.a Arman, RM Herwibowo a.k.a Ombow, JJ Adhi Brata, M Sigit Budi S, Gunawan Wibisono, Arief Widiarso a.k.a Atto , uang yang kita dapatkan hasil dari pekerjaan itu langsung kita peruntukan menyewa rumah dengan durasi 1 tahun didaerah Rawa Sari Jakarta Timur. Layaknya seperti membangun Rumah tangga baru, walaupun pada saat itu Serrum belum ada yang berumah tangga. Persoalan pengeluaran operasional rumah pun turut serta jadi pembelajaran Serrum dalam menyiasati setiap bulannya. Mulai dari pembayaran listrik, internet dan iuran sampah di kompleks perumahan sambiloto (nama jalan rumah pertama kali Serrum mengontrak).
Pola Keberlanjutan
suntingKomunitas SERRUM terbentuk pada tanggal 17 September 2006, yang setiap tahunnya kita rayakan sebagai ulang tahun SERRUM. Kenapa tanggal 17 September? Penentuan tanggal tersebut tidak lah sulit bagi Serrum, 17 September merupakan kontrak pertama sewa rumah Serrum yang di jalan Sambiloto, dan sekaligus untuk mengingatkan bahwa batas akhir pembayaran sewa rumah setiap tahunnya. Anggota SERRUM pertama kali berjumlah 9 orang, yaitu MG Pringgotono, Arman, Ombow, JJ Adhi Brata, M Sigit Budi S, Gunawan Wibisono dan Arief Kurniawan yang merupakan satu-satunya anggota SERRUM bukan berasal dari Kampus Universitas Negeri Jakarta.
Pola-pola dalam mendapatkan dana untuk bisa bertahan dan mempertahankan ruang yang Serrum sewa sangat beragam, mulai dari patungan setiap individu yang tergabung, mencari dana secara kolektif seperti berjualan kaos hasil sablon sendiri, mendapatkan pekerjaan dan dikerjakan bersama sampai hanya sebatas mengamen bersama. Saat itu beberapa anggota masih punya penghasilan dari pekerjaannya seperti mengajar disekolah sampai les private, desainer layout koran, desainer freelance, dan beberapa lainnya menggantungkan hidup bersama kegiatan di serum seperti cetak sablon kaos dan ilustrasi buku.
Pola Patung-an dari anggota setiap bulan dengan sistem biaya pengeluaran dihitung dan dibagi rata ke setiap anggota jadi solusi Serrum untuk selalu bisa mendapatkan dana bersama yang digunakan sebagai operasional rumah juga program setiap bulannya.
Kontribusi Pajak
suntingBerbagi peran dalam kepengurusan organisasi jadi penting buat Serrum yang masing-masing mempunyai kesibukan dan fokus pada bidang-bidang tertentu yang berbeda satu sama lainnya. Permasalahan alur dan pencatatan keuangan prioritas untuk selalu dijaga baik secara komunikasi ataupun distribusinya. Bentuk keuangan bersama dalam pengelolaannya selalu Serrum jadikan untuk bisa saling menciptakan nilai kontribusi setiap anggota dengan sistem kontribusi pajak dari setiap pekerjaan komersial yang masuk. Nilai pajak yang Serrum jalankan berdasarkan presentase dari pekerjaan yang masuk dan dikerjakan, kesepakatan Serrum mulai 15% sampai 30% dari nilai hasil keuntungan. Nilai pajak yang Serrum kumpulkan dari setiap pekerjaan yang masuk menjadi modal dan dana kas komunitas. Kas komunitas ini selain untuk menutupi biaya operasional dan pembiayaan terhadap kegiatan program juga dapat dipinjam sebagai modal awal pekerjaan yang masuk ke komunitas.
Juggling / Cubitan
suntingSatu hal yang Serrum coba untuk membuat sistem penghargaan dan hukuman dalam setiap target kerja yang sudah disepakati bersama. Juggling keuangan terhadap pemasukan yang tidak tetap dan pengeluaran yang sudah pasti selalu kita lakukan dengan pola backup (cubitan/ pengalokasian tiba tiba) untuk menutupi kekurangan pengeluaran baik dalam program berjalan dan juga operasional rumah.
Divisi Komersial
suntingTahun ke 2 dan ke 3 Serrum lalui di rumah Sambiloto yang merupakan proses pertama kali Serrum membangun untuk menjadi komunitas yang bisa terus bertahan dengan program-program Pendidikan dan program berbasis komersial (seperti departemen cetak yang selalu menerima order sablon mulai kaos sampai spanduk pecel lele, departemen multimedia yang mengerjakan desain web sampai video kampanye LSM) yang menghasilkan.
Serrum Arthandling
suntingSerrum sebagai sebuah kolektif selalu berkarya dan berhubungan dengan medium karya seni. Selain menggunakan seni sebagai media berkarya, perjalanan waktu telah memberikan kesadaran kepada Serrum untuk ingin terlibat tidak hanya sebagai kolektif seniman yang menghasilkan karya sendiri. Keahlian dalam mengetahui dan memahami media ini digunakan untuk membantu kegiatan pameran di Jakarta. Pada tahun 2013, Serrum melegalkan dirinya sebagai unit bisnis, untuk menghidupkan dirinya dan orang-orang di dalamnya. PT Serrum bergerak dalam bidang pengelolaan jasa artistik, yang bisnis utamanya adalah Arthandling. Dalam beberapa kesempatan Serrum juga terlibat dalam beberapa event pameran berskala nasional dan internasional.
Program Awal Serrum
suntingKami mulai melakukan program kami, seperti Project_or, Propagraphic Movement, Kuliah Terbang, Senang Belajar, proyek sosial Rumah Bambu dan komik KRL (Komik Rada Lucu), yaitu program seni, sosial dan pendidikan kami.
Project_Or
suntingProgram residensi untuk seniman lokal, dan karya kolaborasinya dari seniman terpilih; dan kami mendukung mereka dari penelitian, dokumentasi, diskusi, dan anggaran untuk membuat sebuah karya seni. Project_or memilih mahasiswa seni rupa dan jurusan lain serta sangat mungkin untuk silang kampus dan komunitas independen lainnya. yang memiliki bakat, ketertarikan dan prestasi di bidang seni khususnya seni rupa untuk disupport, difasilitasi dan dimotivasi. Dalam proses perekrutan, project_or memberi peluang untuk para mahasiswa untuk mencalonkan temannya atau bahkan dirinya sendiri sebagai choosen artist (partisipan) dengan menyertakan alasan mengapa ia atau temannya tersebut pantas terpilih dan mendapat support. Setelah proses pencalonan tersebut, project_or membatasi dan menyaringnya–project_or mengadakan seleksi atau penyaringan nama-nama calon partisipan berdasarkan kriteria-kriteria yang bersifat fleksibel sesuai dengan ketentuan yang berlaku - menjadi 6 orang untuk tiap project.
Project_or memfasilitasi mahasiswa yang terpilih sebagai partisipan untuk berdiskusi, mengembangkan ide atau gagasan, riset dan berkarya. Dalam prosesnya, project_or merekrut mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda untuk mengkolaborasi ide bersama, diskusi dan riset selama 1 bulan, dan 1 bulan berikutnya untuk melakukan proses eksekusi karya individual. Dalam hal ini seniman pilihan (partisipan) dapat berproses, bekerja sama, dan mempresentasikan karyanya dalam mengangkat tema bersama sebagai konsep dasar berkarya. Proses keseluruhan ini memakan waktu kurang lebih selama 2 bulan.
Propagraphic Movement
suntingMerupakan sebuah gerakan propaganda yang dilakukan mahasiswa/i jurusan pendidikan seni rupa di UNJ, dimulai dengan Projek Awal Tahun (PAT) yang diinisiasi oleh Arief 'Arman', Robowobo dan Arief 'Atto' yang berkeliling Jakarta menjelang pergantian tahun menggunakan sepeda untuk menempel poster yang mereka buat sendiri. Tahun berganti tahun partisipasi mahasiswa/i semakin banyak dan muncul Projek HAH, sebuah projek yang merespon fenomena yang sedang terjadi saat itu seperti pergantian undang-undang, kasus korupsi dan bencana alam.
Proyek Seni
suntingDalam perjalanannya sebagai kolektif yang melakukan pendekatan artistik Serrum membuat beberapa proyek seni di antaranya :
Tahun | Judul | Dipamerkan | Kota/Kabupaten |
---|---|---|---|
2006 | Buku Satu Selimut | Festival Tanda Kota | Jakarta |
2009 | KRL : Diatas Lega Bertaruh Nyawa | Jakarta Biennale 2009 | Jakarta |
2010 | Pimp Your Drawing Book | Fixer 2010 | Jakarta |
2011 | Unseen Sin | Jakarta Biennale 2011 'Maximum City' | Jakarta |
2012 | Festival Sepeda Hias Kayu Manis | Jalan Kayu Manis | Jakarta |
2013 | Rupamatika | Galeri Serrum | Jakarta |
2013 | Gedung Idaman | Jakarta Biennale 2013 | Jakarta |
2014 | Bertukar Sapa Bertegur Sapa | Galeri Serrum | Jakarta |
2014 | KurikuLab | Galeri Cipta 2, Taman Ismail Marzuki | Jakarta |
2015 | Pasar Ilmu | Biennale Jogja XIII Equator #3 | Yogyakarta |
2015 | Kurikulab Masuk Desa | Tahun Tanah Jatiwangi Art Factory | Jatiwangi |
2015 | Collective is School | Supersub | Copenhagen |
2015 | Pasar Ilmu | Koganecho Art Residency | Koganecho |
2016 | Rumah Guru | Festival Ekstrakurikulab | Jakarta |
2016 | Sekolah Idaman | Festival Ekstrakurikulab | Jakarta |
2017 | Pasar Ilmu | Asian Art Biennale | Taichung |
2018 | Pasar Ilmu | MMCA | South Korea |
2021 | Kurikulab : Moving Class | Yamaguchi Center for Arts and Media | Yamaguchi |
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. |