Shin Kyuk-ho (Hangul신격호; 3 November 1921 – 19 Januari 2020) adalah seorang pengusaha Korea. Pada 1941, ia merantau ke Jepang untuk belajar teknik kimia di Universitas Waseda. Setahun kemudian, ia memutuskan untuk membangun pabrik penanak nasi dengan modal pinjaman sebesar 60.000 yen. Namun, karena pada saat itu Jepang tengah memasuki fase kekalahannya dari sekutu, ia harus merelakan pabriknya ikut hancur diledakkan oleh bom udara pasukan sekutu. Akibatnya, usahanya pun ikut terkubur.

Shin Kyuk-ho

Ia menjajaki banyak bidang bisnis seperti misalnya produksi krim wajah. Namun usaha tersebut juga tidak berjalan mulus. Pada 1948, ia mendirikan Lotte dengan bisnis awal menjual permen karet. Berawal dari bisnis permen karet, Lotte bisa terus berkembang menjadi perusahaan multinasional yang besar. Mengandalkan rasa yang khas, perusahaan miliknya berkembang pesat. Pada 1963, perusahaan sudah memiliki 3.000 pegawai. Perkembangan tersebut mendorongnya untuk merambah ke ranah bisnis lainnya seperti cokelat, konfeksi, hingga properti.

Setelah mendulang kesuksesan pada bisnisnya, ia memutuskan kembali ke negara asalnya yakni Korea Selatan pada 1966 dan bergabung dengan aliansi pengusaha Korea lainnya untuk menjalin kerja sama dalam rangka membangkitkan kembali ekonomi negaranya pasca perang. Kesuksesannya membuat ia dan keluarganya dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 136 di dunia vesi majalah Forbes 2006. Tiga tahun kemudian, ia naik peringkat menjadi orang terkaya di dunia nomor 38. Pada akhir hayatnya, Shin diketahui memiliki kekayaan hingga 270,5 miliar won pada 2016 atau setara Rp3,45 triliun.[1]

Referensi sunting