Si Buta dari Gua Hantu

Si Buta dari Gua Hantu adalah karakter utama dalam serial cerita silat yang diciptakan oleh komikus Ganes TH dari Indonesia pada tahun 1960-an. Komik ini pertama kali terbit pada tahun 1967 dan dicetak ulang kembali pada tahun 2005. Komik ini adalah salah satu komik silat pertama karya komikus Indonesia yang telah memopulerkan cerita silat khas nusantara. Komik ini begitu populer sehingga diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar bergenre film laga pada tahun 1970 dengan judul yang sama.

Si Buta dari Gua Hantu
Si Buta dan temannya, lutung yang dinamai Wanara, dari desain sampul cetak ulang oleh Erwin Prima Arya (2005)
Informasi publikasi
PenerbitIndonesia Pustaka Satria Sejati (versi cetak ulang)
Penampilan pertama"Si Buta Dari Gua Hantu" (1967)
Dibuat olehGanes TH
Informasi dalam cerita
Alter egoBarda Mandrawata
Tempat asalBanten, Nusantara
KemampuanIlmu bela diri tangan kosong hebat, ilmu bela diri bersenjata hebat, pengetahuan aji-ajian langka, kepekaan indra penciuman dan pendengaran hebat

Pada zamannya, karakter Si Buta telah dikenal pembaca dari berbagai pulau di Indonesia karena petualangan Si Buta dimulai dari Banten hingga menyeberang ke banyak pulau seperti Bali, Flores, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Versi cetak ulang komik ini diterbitkan oleh: penerbit Pustaka Satria Sejati pada Januari 2005 dengan desain sampul oleh Erwin Prima Arya, tebal 128 halaman dan ukuran 15 cm x 20,5 cm.

Sinopsis

sunting

Cerita yang berlatar di Nusantara pada zaman kolonial Hindia Belanda ini menceritakan kisah hidup tragis Barda Mandrawata, seorang pendekar silat dari perguruan pencak silat Elang Putih yang hancur hidupnya setelah tunangannya, Marni Dewianti, ayahnya, Paksi Sakti Indrawatara, dan saudara-saudara seperguruannya tewas di tangan seorang pendekar kejam misterius yang dijuluki "Si Mata Malaikat". Balas dendam Barda pada "Si Mata Malaikat" harus dibayar dengan kehilangan indra penglihatannya, walaupun kemudian dia secara tak sengaja menemukan sebuah gua angker tersembunyi dan berhasil mempelajari ilmu ajian langka dalam gua tersebut.

Setelah muncul dari pengasingannya dalam gua angker tersebut, Barda dihadapkan dengan kenyataan yang lebih pahit, kekasihnya, Marni ternyata masih hidup, namun sudah menjadi istri seseorang. Merasa sangat sedih dan marah pada kenyataan, Barda kemudian mengasingkan dirinya dan berkelana, sehingga kemudian dikenal dengan julukannya, "Si Buta Dari Gua Hantu". Bersama teman monyetnya yang setia, Wanara, "Si Buta" Barda Mandrawata berkelana membasmi kebatilan dan kejahatan serta membantu orang-orang yang lemah dan tertindas di seluruh penjuru Nusantara, sekaligus mencari kedamaian dalam hatinya.

Daftar judul

sunting
  1. "Si Buta Dari Gua Hantu" (Banten), 128 halaman, 1967
  2. "Misteri di Borobudur" (Jawa Tengah), 126 halaman, 1967
  3. "Banjir Darah di Pantai Sanur" (Bali), 256 halaman, 1968
  4. "Manusia Serigala dari Gunung Tambora" (Nusa Tenggara Barat), 672 halaman, 1969
  5. "Prahara di Bukit Tandus", 111 halaman, 1969
  6. "Badai Teluk Bone" (Sulawesi Selatan), 453 halaman, 1972
  7. "Sorga yang Hilang", 506 halaman, 1974
  8. "Prahara di Donggala" (Sulawesi Tengah), 633 halaman, 1975
  9. "Perjalanan ke Neraka", 433 halaman, 1976
  10. "Si Buta Kontra Si Buta", 32 halaman, 1978
  11. "Kabut Tinombala" (Sulawesi Tengah), 480 halaman, 1978
  12. "Tragedi Larantuka" (Nusa Tenggara Timur), 480 halaman, 1979
  13. "Pengantin Kelana", 480 halaman, 1981
  14. "Misteri Air Mata Duyung", 400 halaman, 1984
  15. "Neraka Perut Bumi", 400 halaman, 1986
  16. "Bangkitnya Si Mata Malaikat", 416 halaman, 1987 - diadaptasi menjadi film layar lebar berjudul sama (1988)
  17. "Pamungkas Asmara", 480 halaman, 1987
  18. "Asmara Darah", 96 halaman, 1987
  19. "Iblis Pulau Rakata", 480 halaman, 1988
  20. "Manusia Kelelawar dari Karang Hantu", 480 halaman, 1988
  21. "Mawar Berbisa", 320 halaman, 1989

Di serial lain:

Adaptasi di media lain

sunting

Karakter Si Buta Dari Gua Hantu telah diadaptasi secara serial lepas ke dalam media layar lebar dan layar kaca, antara lain:

Komik yang sudah dicetak ulang (hasil remaster)

sunting
  • Thn 2004: Sibuta Kontra Si Buta - penerbit Studio 9
  • Thn 2004: Prahara di Bukit Tandus - penerbit Studio 9
  • Thn 2005: Si Buta Dari Gua Hantu - penerbit Pustaka Satria Sejati
  • Thn 2005: Misteri di Borobudur - penerbit Pustaka Satria Sejati
  • Thn 2006: Banjir Darah di Pantai Sanur - penerbit Pustaka Satria Sejati
  • Thn 2011: Manusia Serigala dari Gunung Tambora - penerbit PLUZ+
  • Thn 2012: Asmara Darah - penerbit Pluz+
  • Thn 2012: Buronan - penerbit Pluz+ / cerita: Ganes TH, Gambar: Apriadi Kusbiantoro
  • Thn 2018: Si Buta dari Gua Hantu Seri 1: Mata Malaikat (Bagian Awal) - penerbit Koloni dan Bumilangit / cerita: Ganes Th, Oyasujiwo, Gambar: Iwan Nazif, Doni Cahyono
  • Thn 2018: Si Buta dari Gua Hantu Seri 1: Mata Malaikat (Bagian Akhir) - penerbit Koloni dan Bumilangit / cerita: Ganes Th, Oyasujiwo, Gambar: Iwan Nazif, Doni Cahyono
  • Thn 2019: Si Buta dari Gua Hantu 2: Sapu Jagad - penerbit Koloni dan Bumilangit / cerita: Ganes Th, Oyasujiwo, Gambar: Iwan Nazif, Doni Cahyono

Pranala luar

sunting