Sirnarasa, Cikakak, Sukabumi

desa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Sirnarasa adalah desa di kecamatan Cikakak, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Berjarak kurang lebih 30 km dari Kota Palabuhanratu, ibu kota Kabupaten Sukabumi. Desa ini berada pada ketinggian antara 700–1.000 mdpl. Jalan menuju Desa Sirnarasa sudah beraspal, akan tetapi jalan di dalam desa menuju lokasi perkampungan penduduk masih berbatu-batu (jalan makadam).

Sirnarasa
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenSukabumi
KecamatanCikakak
Kode pos
43365[1][2]
Kode Kemendagri32.02.03.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas4.028 ha
Jumlah penduduk7625 jiwa[3]
Kepadatan652 jiwa/km²[3]
Peta
PetaKoordinat: 6°51′31″S 106°31′12″E / 6.85861°S 106.52000°E / -6.85861; 106.52000
Menurunkan padi dari lumbung (bahasa Sunda leuit)

Batas wilayah

sunting

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kecamatan Cisolok
Timur Desa Cileungsing
Selatan Desa Margalaksana
Barat Desa Ridogalih

Pembagian wilayah

sunting

Desa Sirnarasa terbagi menjadi 4 kadusunan, 10 RW dan rukun tetangga 40 RT yakni:

  1. Dusun Pangguyangan
  2. Dusun Sirnarasa
  3. Dusun Cihangasa
  4. Dusun Gunung Puntang

Geografi

sunting

Topografi wilayah Desa Sirnarasa umumnya bergunung-gunung dan berlembah. Desa ini berada pada ketinggian antara 700–1.000 mdpl. Wilayah Desa Sirnarasa tercatat seluas 4.028 hektare, terdiri dari kawasan hutan negara 1.969 ha, hutan rakyat 275 ha, persawahan 636 ha, kebun-kebun campuran 602 ha, lahan perkebunan swasta 1,5 ha, dan tanah darat 952 ha.[3]

Penduduk

sunting

Jumlah penduduk desa Sirnarasa pada 2020 berjumlah 7.625 jiwa (2.746 kk); dengan penduduk laki-laki sebanyak 3.824 jiwa dan perempuan 3.586 jiwa. Berdasarkan mata pencahariannya, di Desa Sirnarasa terdapat petani 476 orang, buruh tani 1.017 orang, pedagang 51 orang, PNS 14 orang dan guru honorer 35 orang. Kemudian selebihnya adalah tukang ojek sebanyak 102 orang, sopir 64 orang, peternak 562 orang, dan pengrajin 52 orang.[3]

Banyak penduduk Desa Sirnarasa yang menggarap lahan kawasan hutan negara; proporsinya mendekati 60% penduduk desa ini atau l.k. 1000 kk. Lahan hutan ini dikelola secara tumpangsari sehingga membentuk wanatani. Kawasan hutan ini semula berada di bawah manajemen Perum Perhutani, akan tetapi semenjak tahun 2003 dialihkan pengelolaannya ke Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.[4]

Di samping itu penduduk Sirnarasa juga banyak membudidayakan ikan di kolam-kolam air tawar karena pasokan air dari pegunungan Halimun cukup melimpah. Demikian pula ternak, seperti kerbau, domba, dan kambing banyak dipelihara warga karena lahan penggembalaan dan pakan ternak tersedia mencukupi. Sirnarasa banyak menghasilkan gula aren dan juga kolang-kaling.

Adat dan budaya

sunting
 
Menumbuk padi bersama-sama

Sirnarasa merupakan salah satu desa tradisional Sunda yang masih memegang adat dengan kuat. Secara budaya, Sirnarasa termasuk ke dalam wilayah Kasepuhan Ciptagelar(sekarang di ubah menjadi kesepuhan GELAR ALAM 2023), wilayah adat Banten Kidul. Di wilayah adat Kasepuhan ini, banyak kegiatan-kegiatan pertanian –terutama yang terkait dengan budidaya padi– yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan adat. Salah satu upacara besar yang menarik perhatian publik, bahkan sering dianggap sebagai atraksi wisata kultural yang langka, adalah kegiatan Seren Taun sebagai perwujudan rasa terima kasih petani atas karunia Tuhan berupa keberhasilan panen. Seren Taun biasanya diselenggarakan di sekitar bulan Juli-Agustus.

Rujukan

sunting
  1. ^ Kode Pos Kecamatan Cikakak. Pos Indonesia.
  2. ^ Kode Pos Kecamatan Cikakak. kodepos99.com.
  3. ^ a b c d Profil Desa Sirnarasa, 2006.
  4. ^ Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Diarsipkan 2010-02-16 di Wayback Machine., artikel pada Koran Bekasi.

Pranala luar

sunting

6°52′24.61″S 106°31′15.26″E / 6.8735028°S 106.5209056°E / -6.8735028; 106.5209056