Skapulir Merah dari Sengsara Tuhan
Skapulir Merah dari Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus adalah salah satu benda sakramentali berupa skapulir yang dalam tradisi Gereja Katolik khusus dipakai untuk mengenang sengsara dan kematian Yesus Kristus. Skapulir ini memiliki nama lengkap Scapulare Rubrum Passionis Sacratissimique Cordis Domini Nostri Iesu Christi necnon et Cordis Amantissimi et Compatientis Beatae Mariae Virginis Immaculatae atau dalam Bahasa Indonesia berarti Skapulir Merah Sengsara dan Hati Mahakudus Tuhan Kita Yesus Kristus serta yang Terkasih dan Penuh Belaskasihan Hati Maria tidak Bernoda. Skapulir ini sering kali hanya disebut Skapulir Merah atau Skapulir Sengsara saja, tetapi nama singkat tersebut bisa berarti lain karena ada skapulir merah yang lain yaitu Skapulir Merah Darah Mulia dan ada skapulir sengsara yang lain yaitu Skapulir Hitam Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus. Nama singkat yang tidak membingungkan adalah Skapulir Merah dari Sengsara Tuhan. Skapulir ini adalah salah satu skapulir yang umum dikenal dan merupakan bagian paling atas pada Skapulir Lima Lipat.
Sejarah
suntingLouise Apolline Aline Andriveau lahir pada tanggal 7 Mei 1810 di Saint-Pourçain-sur-Sioule (Allier) dari pasangan Leonardo Andriveau dan Apolline Grangie. Bapaknya adalah seorang notaris yang memastikan dia mendapat pendidikan yang baik. Keluarganya pindah ke Paris ketika ayahnya mendapat promosi. Setelah kematian ibunya, diputuskan bahwa dia harus menyelesaikan sekolahnya di biara Santa Elizabeth.
Pada tahun 1830 Suster Catherine Labouré melaporkan penampakan Bunda Maria yang dia alami di kapel rumah induk Putri Cinta Kasih di Paris, yang mengarah pada penyebarluasan Medali Ajaib alias Medali Wasiat. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1840, Suster Justine Bisqueyburu melaporkan penampakan Bunda Maria yang dia alami di rumah melaporkan penampakan Bunda Maria yang dia alami di di Blangy, yang mengarah pada penyebarluasan Skapulir Hijau.
Pada tahun 1833 Louise Apolline Aline Andriveau bergabung dengan Putri Cinta Kasih Santo Vincentius de Paulus sebagai Suster Apolline dan dikirim ke biara di Troyes di mana dia menghabiskan tiga puluh delapan tahun berikutnya. Awalnya dia mengajar di sekolah tetapi kemudian dia ditugaskan untuk mengunjungi orang miskin dan merawat kapel para suster. Selama hidupnya dia mempunyai penghormatan khusus kepada Sengsara Kristus.
Suster Apolline melaporkan penglihatan bahwa dari tanggal 26 Juli 1846 hingga 14 September 1846 Yesus dan Maria menampakkan diri kepadanya di biara di Troyes dan berjanji kepadanya bahwa mereka yang memakai skapulir merah dengan setia dan merenungkan Sengsara Yesus Kristus akan diberikan peningkatan iman, harapan dan kasih setiap hari Jumat.
Dia menggambarkan penampakan tanggal 26 Juli 1846 sebagai berikut: “Saat berada di kapel pada malam hari oktaf Bapa Suci kita (St. Vincentius de Paulus), saya melihat atau mengira saya melihat, Tuhan kita mengenakan jubah berwarna merah dengan mantel biru tergantung di bahu-Nya ... Di tangannya ada skapulir merah yang di atasnya Dia digambarkan di kayu salib ...".
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa dalam penglihatan berikutnya pada tanggal 14 September (Pesta Penemuan Salib Suci) Yesus mengatakan kepadanya bahwa para imam Kongregasi Misi saja yang harus memberikan skapulir ini dan mereka yang memakainya setelah diberkati oleh para imam Kongregasi Misi akan menerima pengampunan penuh atas dosa-dosa mereka setiap hari Jumat serta peningkatan besar dalam iman, harapan, dan kasih.
Pembimbing rohani Suster Apolline menasihatinya untuk menulis surat yang menggambarkan pengalamannya kepada Jean Baptiste Etienne, Pemimpin Umum Kongregasi Misi (Vincentian). Pada mulanya Etienne tidak menganggap penting wahyu kepada Suster Apolline, tetapi ketika berada di Roma pada tahun berikutnya dia menyampaikan topik ini kepada Paus Pius IX. Etienne terkejut karena paus tidak keberatan dengan devosi yang diadopsi dalam rupa skapulir merah dan bahkan mendorongnya, karena pesan penebusan dan belas kasihan yang terkandung di dalamnya. Paus Pius IX menyetujui pemakaian skapulir merah melalui reskrip tanggal 25 Juni 1847. Selanjutnya paus memberikan kuasa kepada para imam Kongregasi Misi untuk memberkati skapulir merah dan memberikannya kepada umat beriman. Superior Jenderal diizinkan untuk memberi kuasa pemberkatan dan pelantikan skapulir merah kepada para imam di luar Ordo Vincentian dan akhirnya skapulir tersebut sekarang boleh diberkati oleh semua imam Katolik. Suster Apolline kemudian bertugas di Caen dan Montolieu dimana dia meninggal pada tanggal 23 Februari 1895.
Bentuk dan Bahan Skapulir
suntingSebagaimana skapulir pada umumnya maka skapulir merah ini harus berbentuk persegi dengan bahan dasar kain wol tenun dan berwarna merah. Namun berbeda dari skapulir pada umumnya maka tali penghubung skapulir merah ini harus terbuat dari tali berbahan wol berwarna merah. Selain itu skapulir merah ini dipasangi dengan gambar-gambar yang terkait dengan sengsara Yesus Kristus.
Sisi depan skapulir memperlihatkan gambar Yesus pada kayu salib, beberapa peralatan Sengsara Yesus Kristus, dan tulisan "Sengsara Kudus Tuhan Kita Yesus Kristus, Selamatkanlah Kami." Beberapa peralatan Sengsara Tuhan meliputi cambuk, tombak, wadah cuka dan empedu, serta tunik Yesus berwarna merah karena darah tergeletak di kaki salib. Sisi belakang skapulir memperlihatkan sebuah salib yang seolah-olah muncul dari Hati Kudus Yesus dan Hati Kudus Maria, serta tulisan "Hati Kudus Yesus dan Maria, Lindungilah Kami."
Pemberkatan dan Pelantikan
suntingRumusan untuk pemberkatan dan pelantikan Skapulir Merah Sengsara Tuhan ditetapkan oleh Kongregasi Ritus pada tanggal 25 Juni 1847. Rumusan di bawah diambil dari Rituale Romanum tahun 1927 oleh penerbit Benziger Brothers. Umat yang akan menerima skapulir berlutut, sedangkan imam memakai superpli dan stola merah.
- Imam : Adjutorium nostrum in nomine Domini,
- Umat : qui fecit caelum et terram.
- Imam : Dominus vobiscum,
- Umat : et cum spiritu tuo.
- Imam : Oremus.
- Domine Iesu Christe, qui tegumen nostrae mortalitatis induere dignatus temetipsum exinanivisti, formam servi accipiens, et factus obediens usque ad mortem crucis, tuae largitatis clementiam humiliter imploramus, ut hoc genus vestimenti, quod in honorem et memoriam dolorosissimae passionis tuae, tuique sacratissimi cordis, necnon et cordis amantissimi ac compatientis immaculatae matris tuae institutum fuit, atque ut illo induti haec mysteria devotius recolant, bene dicere digneris, ut hic famulus tuus, qui (haec famula tua, quae) ipsum gestaverit, te quoque, per tua merita et intercessionem beatissimae Virginis Mariae, induere mereatur. Qui vivis et regnas in saecula saeculorum.
- Umat : Amen.
Imam memerciki skapulir merah dengan air suci dan kemudian memakaikan skapulir merah kepada umat yang menerima sambil berkata:
- Accipe, carissime frater (carissima soror), hunc habitum benedictum, ut veterem hominem exutus (-a) novumque indutus (-a) ipsum digne perferas, et ad vitam pervenias sempiternam. Per Christum Dominum nostrum.
- Umat : Amen.
Imam berkata:
- Et ego, ex facultate mihi concessa, recipio te (vos) ad participationem omnium bonorum spiritualium, quae per Sanctae Sedis Apostolicae privilegium huic sancto scapulari, in gratiam Congregationis Missionis, concessa sunt. In nomine Patris, et Filii, + et Spiritus Sancti.
- Umat : Amen.
Ayat di bawah ini diucapkan tiga kali:
- Te ergo quaesumus, tuis famulis subveni, quos pretioso sanguine redemisti.