Soedjono Prawirosoedarso
Raden Soedjono Prawirosoedarso (15 April 1875 – 25 Oktober 1961) adalah guru kebatinan di Madiun yang memiliki pengikut sebanyak 120.000 orang. Dengan pengikut yang banyak, beliau mendapatkan kursi di pemilu Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante pada tahun 1955.
Soedjono Prawirosoedarso | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | |
Masa jabatan 24 Maret 1956 – 22 Mei 1957 | |
Presiden | Soekarno |
Pengganti Soehardjo | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Sumberumis, Madiun, Hindia Belanda | 15 April 1875
Meninggal | 22 Oktober 1961 Sukerejo, Madiun, Indonesia | (umur 86)
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan Awal
suntingSoedjono Prawirosoedarso dilahirkan di Desa Sumberan, Madiun pada tanggal 15 April 1875. Ayahnya bernama Raden Ngabei Kertokusumo. Beliau merupakan keturunan ke-17 dari Prabu Brawijaya dan ke-13 dari Ki Ageng Pamanahan. Dia merupakan lulusan tingkat sekolah dasar kelas tiga yang mana dia lulus tempuh Sekolah Rakyat pada tahun 1893.[1]
Karier
suntingKarier Awal
suntingDia sempat magang di Kantor Karasidenan Yogyakarta pada tahun 1896. Pada tahun 1902 menjadi mantri penjual candu di Yogyakarta dan berhenti dengan hormat pada tahun 1905. Dua tahun kemudian, beliau mengabdi kepada K.M.T Koesoemotojo di Jepara dari tahun 1907-1916. Di Jepara, dia bergabung dengan Sarekat Islam dan keluar sehubungan dengan adanya dua kubu di SI yaitu merah dan putih.[1]
Ilmu Sejati
suntingSoedjono Prawirosoedarso mulai menimba ilmu di Padangan Bojonegoro, tepatnya pada Syekh Syamsuddin Betet selama beberapa tahun sejak 1883. Kemudian pada 13 Oktober 1925, beliau mendirikan Perguruan Ilmu Sejati di Madiun. Perguruan ini dapat bertahan lama berkat sokongan dari sukarelawan dan pengikutnya mencapai 10.000 orang.[2]
Parlemen
suntingBeliau mencalonkan diri sebagai kandidat perorangan pada tahun 1954 dan memperoleh kursi di DPR dan Konstituante dengan suara sebesar 53.306.[3] Pada usianya yang ke-81, dia adalah anggota DPR tertua dan oleh karena itu, dia ditunjuk sebagai ketua DPR sementara.[4] Setelah dia meletakkan jabatannya sebagai ketua DPR sementara, dia bergabung dengan faksi progresif.[5]
Usianya yang sudah sepuh membuat dia mengudurkan diri sebagai anggota DPR pada tanggal 22 Mei 1957 dan digantikan oleh Mr. Soehardjo.[6][7]
Kehidupan Akhir
suntingSeusai mengundurkan diri sebagai anggota DPR, Soedjono kembali ke Desa Sukerejo dan melanjutkan pekerjaanya sebagai petani dan guru spiritual. Soedjono Prawirosoedarso meninggal pada siang hari 22 Oktober 1961 di Sukerojo. Keesokan harinya, dia dimakamkan di pemakaman bangsawan di Kuncen.[5]
Referensi
sunting- ^ a b Huda, Nurul (Juni 2017), "Konstruksi Ajaran Budaya Perguruan Ilmu Sejati Dalam Relasinya dengan Nilai Keislaman", Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang: 30–31
- ^ Matanasi, Petrik. "Soedjono Prawirosoedarso: Guru Kebatinan yang Menjadi Anggota DPR". Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia. C.V Gita. 1956.
- ^ Departemen Penerangan, Departemen Penerangan (1958). Dokumentasi pemilihan umum jang pertama di Indonesia No.23. Jakarta: Biro Dokumentasi & Research Departemen Penerangan. hlm. 127.
- ^ a b Suciati, Suciati (2010). Strategi Komunikasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam Membina Aliran Kepercayaan di Indonesia. Yogyakarta: Samudra Biru. hlm. 66.
- ^ "Oudste lid van parlement bedankt". Het nieuwsblad voor Sumatra. Medan. 25 May 1957.
- ^ "Oudste parlementslid trekt zich terug". Java-bode. Jakarta. 25 May 1957.