Spongiforma
Spongiforma | |
---|---|
S. squarepantsii | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | Agaricomycetes
|
Ordo: | Boletales
|
Famili: | Boletaceae
|
Genus: | Spongiforma
|
Spongiforma adalah genus jamur baru yang termasuk dalam subordo Boletineae dari famili Boletaceae. Terdapat dua spesies yang tergabung dalam genus tersebut, yakni S. thailandica dan S. squarepantsii. Ada beberapa fitur morfologis genus tersebut yang tidak umum seperti adanya spons, astipitat, basidioma yang tumbuh secara epigeal dengan lokuli[1] besar yang terbuka dan bau tar batubara yang kuat, rugulosa, basidiospora berwarna coklat-kemerahan dengan pori apikal yang berwarna abu-abu lembut dan ungu dalam larutan potasium hidroksida 3%.[2] Spongiforma juga bertalian dengan jamur porcini yang terkenal lezat.
Analisis
suntingBerdasarkan analisis filogenetik, genus Spongiforma adalah saudari dari genus Porphyrellus yang juga berasal dari famili Boletaceae. Berdasarkan informasi statistik dari berbagai data dan analisis filogenetik, kedua genus memproduksi cabang atau ranting panjang sehingga keduanya dapat dikatakan bersaudari.
Taksonomi
suntingSecara etimologi, Spongiforma tampak seperti spora Basidium. Secara keseluruhan, genus Spongiforma mempunyai ciri:
- Berkecambah secara epigeal
- Bertekstur lentur seperti agar-agar
- Tidak ada peridium
- Diameter lokuli berkisar anatara 2–20 mm, hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah[3] berwarna oranye-keabuan hingga cokelat atau cokelat-kemerahan
- Kolumela (badan steril yang merupakan sumbu pusat tubuh buah dewasa beberapa jamur Gasteromycetes) tidak terbentuk sempurna, pirifom berwarna krem terlekat pada rizomorph
- Basidiospora berwarna cokelat, berbentuk seperti almond (amigdala), memiliki simetri bilateral, rugulosa, dengan apikal sentral dan pori apikal kecil, berwarna merah-kecokelatan di wair, berwarna ungu-keabuan dalam lauran 3% KOH, mempunyai reaksi inamyloid (berwarna kuning-kecokelatan pucat apabila direaksikan dengan iodin)
- Basidia mempunyai 4 sterigma
- Sistidia umumnya terdapat pada tepi lokuli yang steril, terdapat hialin
- Tramal hyphae bertekstur seperti agar-agar dan mempunyai reaksi inamyloid
- Tidak memiliki sambungan apit
Spesies
suntingJamur 'SpongeBob' tersebut ditemukan di Hutan Sarawak, Borneo, Malaysia.[4] Jamur tersebut berwujud seperti spons laut atau porifera dan berbau seperti buah[5] atau bahkan apak. Para peneliti mengatakan bahwa apabila jamur 'SpongeBob' dilihat melalui mikroskop elektron, selain mirip dengan spons laut, area penghasil spora jamur tampak seperti pasir (pada dasar) laut yang dilapisi tabung spons, serupa dengan Aplysina fistularis.[6] Para peneliti menegaskan bahwa nenek moyang Spongiforma memiliki ciri khas 'topi' dan batang jamur pada umumnya, tetapi fitur ini telah hilang seiring berjalannya waktu. Sesungguhnya, fungsi batang jamur adalah untuk mengangkat reproduksi spora dari tanah sehingga dapat tersebar dengan lebih mudah oleh angin dan hewan yang lewat. 'Topi' Spongiforma melindungi spora agar tidak mengering.
Di habitatnya yang lembap di Hutan Sarawak, Spongiforma telah mengambil pendekatan berbeda untuk menjaga agar sporanya tetap basah. Profesor Desjardin menjelaskan bahwa spora kering mempunyai tekstur kenyal seperti agar-agar, pemulihan terjadi secara cepat dengan cara menyerap uap air dalam jumlah yang sangat kecil.[4] Uniknya, S. squarepantsii memiliki kesamaan dengan spons. Dengan mempunyai lubang besar, ketika jamur basah, lembap, dan segar, air di dalamnya dapat diperas dan akan kembali ke ukuran aslinya.[7] Kemampuan tersebut dikatakan unik karena kebanyakan jamur tidak dapat melakukan hal tersebut.[4] S. squarepantsii adalah lima persen bagian dari spesies dalam Kerajaan Fungi.
S. thailandica
suntingJamur berkelamin perempuan tersebut ditemukan di Taman Nasional Khao Yai, Thailand. Jamur spesies ini berciri sessile (tidak bergerak bebas dan melekat pada substrat lain), cerebriform seperti spons dengan tekstur seperti karet, tidak memiliki peridium, mempunyai lokuli berdiameter 2–20 mm, dilapisi dengan himenium halus berwarna oranye keabu-abuan sampai coklat atau coklat kemerahan, columella yang kurang berkembang, jaringan jamur berubah menjadi warna ungu saat direaksikan dengan 3-10% KOH, ketidakadaan koneksi penjepit.[2]
- ^ Desjardin, Dennis E.; Peay, Kabir G.; Bruns, Thomas D. (2011-09). "Spongiforma squarepantsii , a new species of gasteroid bolete from Borneo". Mycologia (dalam bahasa Inggris). 103 (5): 1119–1123. doi:10.3852/10-433. ISSN 0027-5514.
- ^ a b Desjardin, Dennis E.; Roekring, S.; Binder, Manfred (2009). "Spongiforma, a new genus of gasteroid boletes from Thailand" (PDF). Fungal Diversity. 37: 1–8.
- ^ "Jamur". sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-02-16.
- ^ a b c "'SpongeBob' mushroom discovered in the forests of Borneo". EurekAlert! (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-05.
- ^ Desjardin, Dennis E.; Peay, Kabir G.; Bruns, Thomas D. (2011). "Spongiforma squarepantsii, a new species of gasteroid bolete from Borneo". Mycologia. 103.
- ^ "Mushroom is named after SpongeBob". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2011-06-22. Diakses tanggal 2020-02-05.
- ^ Staff 2011-06-16T15:31:12Z, Live Science. "Meet SpongeBob Mushroom, a Funky New Fungus". livescience.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-05.