Sri Cudamani Warmadewa
Sri Maharaja Cudamani Warmadewa merupakan Maharaja Sriwijaya, yang namanya dikenal dalam kronik Tiongkok sebagai Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa.[1]
Namanya dikenal dalam Prasasti Leiden, Kronik Tiongkok, dan juga Naskah Wangsakerta.
| Sri Cudamani Warmadewa | |
|---|---|
| Chulâ-manivarmmanah ( Menurut Prasasti Leiden ) Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa ( Menurut Kronik Tiongkok ) | |
| Maharaja Sriwijaya | |
| Berkuasa | 988 - 1008 |
| Pendahulu | Sri Udayaditya Warmadewa |
| Penerus | Sri Mara Wijayatungga Warmadewa |
| Wangsa | Warmadewa |
| Agama | Buddha |
Biografi
suntingAtiśa, seorang sarjana Buddha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet, dalam kertas kerjanya Durbodhāloka menyebutkan bahwa karyanya tersebut dituliskan pada masa pemerintahan Sri Culamanivarmadeva penguasa Sriwijayanagara di Malayagiri di Suvarnadvipa, sekitar akhir abad ke-10.[2]
Pada tahun 1003, Sri Culamani Warmadewa mendedikasikan sebuah candi untuk dipersembahkan kepada kaisar Tiongkok yang dinamakan cheng tien wan shou[3] (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus).[4]
Kemudian namanya juga didedikasikan untuk sebuah vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma di selatan India, sebagaimana yang tersebut pada prasasti Leiden. Hal ini juga menunjukan adanya hubungan diplomasi antara Sriwijaya dengan dinasti Chola waktu itu.[5]
Referensi
sunting- ^ Kulke, Hermann; Kesavapany, K.; Sakhuja, Vijay (2009). Nagapattinam to Suvarnadwipa:Reflections on the Chola Naval Expeditions to Southeast Asia. hlm. 229. ISBN 9789812309372.
- ^ Cœdès, George (1996). The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-0368-X.
- ^ Muljana, Slamet (2006). F.W. Stapel, ed. Sriwijaya. PT. LKiS Pelangi Aksara. ISBN 978-979-8451-62-1.
- ^ Forgotten Kingdoms in Sumatra, Brill Archive
- ^ Majumdar, R.C., Note on Šailendra kings mentioned in Leiden Plates, EL, XXII, pp. 281-4.
| Didahului oleh: Sri Udayaditya Warmadewa |
Maharaja Sriwijaya (Menurut Kronik Tiongkok) (Wangsa Warmadewa) 988 - 1008 |
Diteruskan oleh: Sri Mara Wijayatungga Warmadewa |