Stasiun Batavia (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij)
Stasiun Batavia (disebut juga Stasiun Batavia NIS untuk membedakan dengan Stasiun Batavia milik BOS) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di sebelah selatan dari balai kota Batavia atau yang kini menjadi Museum Fatahillah. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun kereta api pertama di kota Batavia (sekarang menjadi Jakarta) dan merupakan stasiun paling awal pada jalur kereta api yang menghubungkan Batavia dengan Buitenzorg.[1]
Stasiun Batavia
| ||
---|---|---|
Lokasi |
| |
Koordinat | 6°08′08″S 106°48′53″E / 6.135449°S 106.814610°E | |
Operator |
| |
Layanan | Tidak ada layanan. | |
Konstruksi | ||
Jenis struktur | Atas tanah | |
Sejarah | ||
Dibuka | 15 September 1871 | |
Ditutup | 1929 | |
Dibangun kembali | 1923 (perluasan emplasemen dan bangunan) | |
Elektrifikasi | 1 Mei 1927 | |
Lokasi pada peta | ||
Sejarah
suntingEra Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij
suntingStasiun ini dibangun sekitar akhir abad ke-19 oleh perusahaan Kereta Api Hindia Belanda pada saat itu, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dengan ditandakan pembangunan jalur kereta api pertama di Batavia yang menghubungkan Klein Boom (sekitar daerah Sunda Kelapa) dan Halte Koningsplein pada tahun 1869. Kemudian dikembangkan lagi sampai ke Buitenzorg pada tahun 1871 hingga tahun 1873.[2]
Setelah membangun jalur, NIS, Staatsspoorwegen (SS), dan Jawatan Pekerjaan Umum Hindia Belanda turut mengembangkan lintas, seperti membangun jalur kereta api dari Sunda Kelapa menuju Pelabuhan Tandjong Priok, serta membangun Stasiun Tandjong Priok lama yang dibuka pada tanggal 2 November 1885 bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tandjong Priok.[3][4]
Era Staatsspoorwegen dan akhir riwayat
suntingPada tahun 1913, SS resmi mengakuisisi jalur kereta api Batavia–Buitenzorg. Stasiun ini kemudian dinamakan Batavia Noord Untuk membedakan Stasiun Batavia Zuid yang terpisah 200 m di selatan stasiun ini. Pada tahun 1923, Stasiun Batavia Noord untuk sementara menjadi stasiun pusat dan diperbesar baik bangunan maupun emplasemennya. Stasiun ini mengambil alih peran Batavia Zuid sehubungan dengan rencana pembangunan stasiun baru yang lebih besar di lokasi itu. Stasiun tersebut memiliki peron-peron yang sederhana dan dilengkapi dengan listrik untuk kereta ke Stasiun Tanjung Priok, Stasiun Meester Cornelis dan Stasiun Manggarai. Sempat direncanakan untuk membangun atap peron yang rendah, tetapi tidak pernah terwujud. Stasiun ini kemudian ditutup sehubungan dengan digunakannya stasiun baru Stasiun Batavia-Benedenstad pada tahun 1929 yang telah selesai dikerjakan. Bangunan utama Stasiun Batavia Noord, LAA, serta jalur-jalurnya ikut dibongkar.[5]
Saat ini lokasi stasiun berada di area yang sekarang menjadi kompleks Bank BNI Kota Tua Jakarta. Selain itu ditemukan juga beberapa potongan rel dan bekas jembatan Kereta Api di sekitar area tersebut.
Insiden
suntingPada April 1927, sebuah lokomotif uap dengan beberapa gerbong tergelincir di Stasiun Batavia Noord akibat kecepatan yang terlalu tinggi.[6]
Pada 27 Juni 1928, terjadi sebuah kecelakaan pada unit Kereta Rel Listrik (KRL) milik Elektrische Staatsspoorwegen (ESS) di Stasiun Batavia Noord. Kecelakaan yang terjadi pada pukul 07.52 pagi ini disebabkan karena rem blong, sehingga KRL menabrak sepur badug dan menghancurkan pagar tembok. Masinis sempat mencoba untuk menghentikan rangkaian KRL secara manual dengan menggunakan rem tangan, namun hal itu juga tidak berhasil. Akibat kejadian ini, seekor kuda tewas akibat KRL yang mengalami rem blong ini menabrak sebuah kereta kuda yang sedang berada di jalan raya.[6]
Galeri
sunting-
Suasana sekitar balai kota difoto dari udara (lokasi Stasiun Batavia NIS berada di samping balai kota).
-
Bentang jembatan rel bekas jalur Batavia NIS.
-
Sisa rel di jembatan bekas jalur Batavia NIS.
-
Sisa pondasi jembatan rel bekas jalur Batavia NIS.
-
Jalur di Stasiun Jakarta Kota yang terlihat dari jembatan rel bekas jalur Batavia NIS.
Referensi
sunting- ^ Sejarah Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia
- ^ Menggali jejak Stasiun Batavia Noord dan Batavia Zuid
- ^ Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15–24. ISBN 978-602-18839-3-8.
- ^ Perquin, B.L.M.C. (1921). Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen. Bureau Industria.
- ^ "Batavia Noord, Stasiun". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-10. Diakses tanggal 2020-11-03.
- ^ a b buitenzorg (2017-03-13). "De laatste halte". Java Post (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2022-10-23.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Kleine Boom Terminus
|
Kleine Boom–Batavia–Buitenzorg 1873–1929
|
Sawah Besaar menuju Buitenzorg
| ||
Terminus | Batavia–Tandjongpriok | Kampongbandan Lama menuju Tandjongpriok
|