Stasiun Tanjung Enim Baru

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Tanjung Enim Baru (TMB) adalah stasiun kereta api barang kelas besar tipe A yang terletak di Tanjung Raja, Muara Enim, Muara Enim. Stasiun yang terletak pada ketinggian +35 meter ini termasuk dalam Divisi Regional III Palembang.

Stasiun Tanjung Enim Baru

Lokasi
Koordinat3°42′32″S 103°48′7″E / 3.70889°S 103.80194°E / -3.70889; 103.80194
Ketinggian+35 m
Operator
Letak
km 7+250 lintas Muara EnimTanjung Enim[1]
Jumlah jalur9 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
LayananAngkutan batu bara
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • TMB
  • -[2]
  • TANJUNG
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka1986[3]
Nama sebelumnyaStasiun Tanjung Raja (1919-1986)
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini merupakan stasiun terminus untuk kereta api batu bara rangkaian panjang (babaranjang) dan kereta api batu bara Kertapati (barapati). Kedua KA tersebut dioperasikan bersama oleh PT KAI dan PT Bukit Asam Tbk. untuk memasok batu bara sebagai bahan bakar sejumlah PLTU di Jawa dan Sumatra.

Stasiun ini, sebelum menjadi jalur ganda, stasiun ini memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Sejak pembangunan jalur ganda di lintas ini, jalur 2 arah Muara Enim dijadikan sebagai sepur lurus baru. Jalur-jalur ini sangat panjang dan cukup untuk memuat satu rangkaian babaranjang hingga 60 gerbong.

Sejarah

sunting

Asal usul stasiun ini terdiri atas dua periode. Periode pertama adalah pembangunan jalur kereta api segmen Muara Enim–Tanjung Enim (lama). Jalur ini dibuka pada tanggal 1 September 1919. Stasiun ini dahulu bernama Tanjung Raja (TRA) dan dalam dalam Buku Jarak disebutkan bahwa stasiun ini berada pada km 7+247, hanya berbeda 3 meter saja dari posisi Stasiun Tanjung Enim Baru saat ini.[1][4]

Pada periode kedua, yang terjadi pada awal tahun 1980-an, sebuah kelompok kerja yang diberi nama Kelompok Proyek Pengembangan Pengangkutan Batu Bara Bukit Asam dengan Kereta Api (KP3BAKA), yang kemudian bernaung di bawah PT Bukit Asam Tbk., memutuskan untuk memulai operasi kereta api batu bara sebagai integrasi moda transportasi. Kereta api ini terus berkembang dan kereta api babaranjang resmi beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1986, yang oleh harian Pikiran Rakyat disebut-sebut sebagai "rangkaian KA terpanjang se-ASEAN".[5] Informasi mengenai KA ini pun tercatat dalam Nota Keuangan dan RAPBN tahun 1988 yang dibuat oleh Departemen Keuangan saat itu bahwa pengoperasian babaranjang memungkinkan daya angkut batu bara hingga mencapai 2,5 juta ton.[6]

Keberadaan KA ini memaksa pengoperasian stasiun baru. Stasiun Tanjung Enim yang lama dengan terpaksa harus dinonaktifkan karena tidak cukup untuk memperpanjang jalur kereta apinya untuk memuat 40–60 gerbong babaranjang.

Untuk mendukung peningkatan operasi, saat ini jalur kereta api segmen Tanjung Enim–Tanjung Rambang telah menjadi jalur ganda sejak 2014. Pembangunan jalur ini diprakarsai tahun 2006 oleh PT BA sebagai bagian dari rencana jalur ganda Tanjung Enim–Tarahan.[7] Proses konstruksi dilakukan pada tahun 2008,[8] namun sempat terganjal karena masalah perizinan pada tahun 2012.[9] Jalur ganda ini selesai sepenuhnya pada tahun 2014 sebagai segmen Tanjung Enim–Tanjung Rambang.[10]

Layanan kereta api

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Angkutan batu bara Tanjung Enim Baru Kertapati
Tarahan

Referensi

sunting
  1. ^ a b Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ KA Barang di Indonesia
  4. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ "Rangkaian KA terpanjang di ASEAN Mulai Operasi". Pikiran Rakyat. Oktober 1986. 
  6. ^ Indonesia (1988). Nota keuangan dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara 1988/1989. Jakarta: Departemen Keuangan RI. 
  7. ^ "Bukit Asam bikin rel ganda US$1,14 miliar". Bisnis Indonesia. 24 Maret 2006. 
  8. ^ "PT Bukit Asam Akan Bangun Rel Ganda 283 Km". Kompas.com. 2008-09-10. Diakses tanggal 2019-06-21. 
  9. ^ Muhamad <asep.muhamad[at]torche.co.id>, Asep. "PEMBANGUAN JALUR GANDA PRABUMULIH-TANJUNG ENIM BARU BELUM MILIKI IZIN". dephub.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-06-21. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "Butuh 266 Km Lagi untuk Jalur Ganda Kereta di Sumsel". detikcom. 2014-06-09. Diakses tanggal 2019-06-21. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Muara Enim
Terminus
Percabangan menuju Tanjung Enim Tanjung Enim
Terminus