Story:Tuntong laut
Tuntong laut
Tuntong laut (Batagur borneoensis), atau juga disebut beluku adalah sejenis kura-kura yang ditemukan hidup di Thailand, Malaysia, Kalimantan dan Sumatra. Semula kura-kura ini dimasukkan ke dalam genus Callagur, tetapi kajian filogeni berdasarkan karakter DNA mitokondria yang dilakukan pada 2007 menunjukkan bahwa marga tersebut lebih tepat dilebur dalam genus Batagur.
Kura-kura bertubuh sedang hingga besar, panjang karapas dapat mencapai 1.000 mm, meski kebanyakan hanya sekitar 500 mm. Rahang atas bergerigi. Kaki depan dengan lima cakar, sedangkan kaki belakang empat cakar. Betina berukuran lebih besar dari jantan, dengan panjang tubuh mencapai 60 cm. Ukuran rata-rata hewan jantan berkisar antara 30 hingga 40 cm.
Punggung berwarna gading atau cokelat muda kehijau-hijauan dengan bercak-bercak yang tersusun sebagai tiga garis hitam memanjang di tengah keping kostal dan vertebral. Kadang-kadang dijumpai individu yang hampir seluruh punggungnya berwarna kehitaman. Hewan jantan dengan garis lebar merah di atas kepala, dan pipi yang putih. Perisai perut biasanya krem, polos tidak bebercak atau bergaris.
B. borneoensis mendiami muara dan bagian sungai yang terpengaruh oleh pasang surut. Mereka juga mendiami daerah rawa-rawa dan sungai kecil. Ketika musim kawin, B. borneoensis melakukan migrasi. Seperti halnya penyu laut, B. borneoensis betina bertelur di pasir pantai.
Makanan utama mereka terdiri dari buah pohon bakau, tumbuhan yang jatuh ke sungai, tunas, dan tumbuhan liar yang tumbuh di sisi sungai. Rumput sungai merupakan salah satu sumber makanan terpenting bagi B. borneoensis. Terkadang, mereka juga mau memakan sampah dapur yang dibuang oleh penduduk desa ke sungai.
Di dalam penangkaran, B. borneoensis dapat diberi makan dengan berbagai jenis sayuran seperti bayam, kale, bok choy, sawi, selada, dan enceng gondok. Terlebih lagi, mereka juga dapat memakan pisang, mangga, belewar, cacing tanah, dan makanan kura-kura olahan. Namun, tidak seperti spesies kura-kura lainnya, beluku tidak menunjukkan minat untuk memakan stroberi dan apel.
Terdapat beberapa hal yang mengancam populasi B. borneoensis di alam liar. Salah satu faktor utama adalah penangkapan dan perburuan liar. Penduduk lokal banyak menangkap B. borneoensis dan mengambil telurnya untuk dijual di pasar lokal. Ancaman lain yang dapat menggangu adalah kecelakaan saat kontak dengan manusia. Beluku dapat terperangkap dalam jaring nelayan, terluka oleh kail pancingan, atau terbunuh oleh baling-baling kapal.
Konservasi spesies B. borneoensis dapat didukung dengan pengamatan berkelanjutan dan tindakan penyelamatan yang aktif, seperti dengan mengawasi tempat B. borneoensis bertelur dan menginkubasi telur di tempat yang aman. Melindungi hutan bakau sebagai habitat B. borneoensis juga terbilang penting, melihat besarnya kontribusi hutan bakau terhadap kelangsungan hidup B. borneoensis.