Story:Ubur-ubur kotak
Ubur-ubur kotak
Ubur-ubur kotak terkenal karena bisa sangat kuat yang dihasilkan oleh beberapa spesies: Chironex fleckeri, Carukia barnesi, dan Malo kingi adalah salah satu makhluk laut yang paling berbisa di dunia.
Sengatan spesies tersebut sangat menyakitkan dan kadang-kadang fatal bagi manusia. Bahkan sengatan dari beberapa spesies ubur-ubur kotak (yang sering disebut ubur-ubur Irukandji) dapat menimbulkan Sindrom Irukandji.
Sistem sarafnya lebih berkembang dan matanya sudah dilengkapi retina, kornea dan lensa dengan jumlah 24 buah mata (20 buah oselus dan 4 buah rhopalium). Kecepatan renangnya juga lebih cepat dibandingkan ubur-ubur lainnya
Sistem saraf ubur-ubur kotak juga lebih berkembang dibandingkan dengan ubur-ubur lainnya. Khususnya, ubur-ubur ini memiliki cincin saraf di sekitar dasar payungnya untuk mengkoordinasi gerakan.
Mata ubur-ubur ini mengelompok membentuk empat rhopalia. Hal ini memungkinkan ubur-ubur kotak untuk melihat sumber cahaya tertentu, dan tidak hanya membedakan antara terang dan gelap. Ubur-ubur kotak juga memiliki 20 oselus (mata sederhana), yang tidak membentuk gambar tetapi mendeteksi terang dan gelap, sehingga ubur-ubur kotak memiliki total 24 mata.
Ubur-ubur kotak aktif memburu mangsanya (zooplankton dan ikan kecil), bukan berenang secara tenang seperti halnya ubur-ubur sejati. Ubur-ubur kotak mampu mencapai kecepatan hingga 4 knot (1,8 m/s).
Racun dari Cubozoa berbeda dari Scyphozoa, dan digunakan untuk menangkap mangsanya (ikan kecil dan invertebrata, termasuk udang dan ikan umpan) dan untuk pertahanan dari predator, yang meliputi ikan dalam familia Stromateidae dan Ephippidae, baronang, kepiting (rajungan), dan berbagai spesies penyu (penyu sisik dan penyu pipih). Namun penyu, tampaknya tidak terpengaruh oleh sengatan dan sebaliknya memakan ubur-ubur kotak.