Sukoharjo, Kalitidu, Bojonegoro
Sukoharjo adalah sebuah desa yang termasuk dalam lingkup wilayah Kabupaten Bojonegoro, tepatnya terletak di wilayah diKecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia.
Sukoharjo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Bojonegoro | ||||
Kecamatan | Kalitidu | ||||
Kode pos | 62152 | ||||
Kode Kemendagri | 35.22.16.2021 | ||||
Luas | 3,8 km² | ||||
Jumlah penduduk | 1582 jiwa | ||||
Kepadatan | 416,3 jiwa/km² | ||||
|
Batas
suntingUtara | Dk. Genuk Kec. Trucuk, Bojonegoro sebrang Bengawan |
Timur | Desa Ngablak Kecamatan Dander |
Selatan | Dander, Bojonegoro |
Barat | Desa Leran |
Sejarah Desa
Pada jaman dahulu sebelum desa kami punya nama ada seorang petani di desa kami yang sangat kaya raya, sebab hasil panennya sangat melimpah ruah. Konon hal itu disebabkan oleh tanaman yang ditanam di sawahnya terutama tanama padi bisa panen berkali – kali, pada waktu musim panen padi tersebut dipetik dan sebelum sampai ke pematang sawah padi tersebut sudah tumbuh dan siap dipanen lagi. Kejadian tersebut berulang – ulang sampai lumbung yang ada di rumah petani itu tidak muat untuk menampung hasil panennya.
Saat si petani itu makin kaya, sifat buruk manusia mulai timbul di hati petani itu. Dia lupa bahwa kekayaan yang dimilikinya adala karunia dari Allah, dia sombong, pelit dan tidak, mau bersedekah kepada fakir miskin. Hingga suatu saat datang ujian dari Allah, ada seorang pengemis datang meminta sedekah, pengemis itu adalah Wali Allah yang menyamar untuk menguji keimanan petani kaya tadi. Sayang sekali, hati si petani sudah tertutup oleh nafsu dunia, pengemis itu di usir dan di caci maki. Dalam hati si petani berkata ”daripada ku berikan hartaku ini kepada pengemis yang pemalas lebih baik padiku aku bakar saja”
Dalam perjalanan pulang si pengemis berfikir dalam hati berarti si petani kaya raya itu suka ( suko = jawa ) harta berlimpah ( harjo = jawa ) maka tanpa sadar si pengemis yang adalah seorang Wali Allah berkata jika ada keramainnya jaman ( nek eneng rejane jaman = jawa ) desa ini ku beri nama desa Sukoharjo.
Hari berganti hari bulan berganti tahun hingga si petani tidak sanggup lagi memanen padinya yang selalu tumbuh dan tumbuh. Si petani putus asa dan akhirnya dia nekat membakar padi yang ada disawahnya. Namun anehnya tumpukan padi yang tersimpan di lumbung rumahnya ikut terbakar juga yang tersisa hanya tumpukan sampah (larahan = jawa). Kemudian si petani jatuh miskin dan menjadi pengemis yang tinggal dibawah pohon asam. Berawal dari cerita ini, sampai saat ini desa kami diberi nama desa Sukoharjo.