Orang Nakhi

suku bangsa di Tiongkok
(Dialihkan dari Suku Nakhi)

Suku Nakhi (Hanzi sederhana: 纳西族; Hanzi tradisional: 納西族; Pinyin: Nàxī zú; endonim: ¹na²khi) adalah sebuah kelompok etnis yang tinggal di kaki bukit Himalaya di bagian barat laut Provinsi Yunnan, serta bagian barat daya Provinsi Sichuan di Tiongkok.[1]

Suku Nakhi sedang menggendong keranjang
Nakhi
(Naxi, Naqxi, Na-khi, Nashi, Nahi, Moxiayi, Mosha)
Jumlah populasi
300,000
Daerah dengan populasi signifikan
 Tiongkok  (Sichuan · Yunnan)
Bahasa
Nakhi
Agama
Dongba, Buddhisme Tibetan, Taoisme
Kelompok etnik terkait
Tibetan, Qiang, Mosuo

Nakhi berasal dari barat laut Tiongkok, yang bermigrasi ke selatan pada wilayah yang ditinggali orang Tibet, dan selalu tinggal di wilayah yang paling dekat dengan tepi sungai. Suku tersebut diperkenalkan di dunia Barat oleh dua pria: botanis Amerika Joseph Rock dan penjelajah dan penulis Rusia Peter Goullart, yang keduanya pernah berada di Lijiang dan mengunjungi wilayah tersebut pada awal abad ke-20. Buku Peter Goullart Forgotten Kingdom menjelaskan tentang kehidupan dan kepercayaan suku Nakhi dan suku-suku tetangganya, sementara warisan Joseph Rock meliputi buku harian, peta, dan foto-foto dari wilayah tersebut, yang beberapa diantaranya dipublikasikan oleh National Geographic. Keduanya adalah teman dan meninggalkan wilayah tersebut secara bersamaan ketika para pasukan Komunis datang.

Suku Nakhi menjadi salah satu dari 56 kelompok etnis yang secara resmi diakui oleh Tiongkok. Klasifikasi pemerintahan Tiongkok resmi menyatakan bahwa Mosuo adalah bagian dari suku Nakhi, meskipun tidak ada dukungan etnisitas pada kategorisasi ini. Meskipun kedua suku tersebut adalah keturunan dari suku Qiang, bersama dengan Tibetan, Pumi dan Yi, kedua suku tersebut sekarang dikenal dengan kebudayaan yang berbeda, suku Nakhi lebih terpengaruh pada budaya suku Han yang sangat patriakal, suku Mosuo lebih terpengaruh oleh budaya Tibetan dan parktik keluarga matriarkal mereka sendiri.

Budaya

sunting
 
Malam kota tua Lijiang

Budaya Nakhi sebagian besar mempraktikan pertanian, sastra, dan keagamaan Dongba asli mereka sendiri, yang terinspirasi oleh turunan Konghucu pada sejarah suku Han, dan juga oleh suku Tibetan yang bertetangga dengan suku tersebut. Secara khusus dalam kasus skor musik mereka, hal tersebut dijadikan sebagai pendirian sastra Nakhi. Suku Nakhi memiliki penulisan mereka sendiri, bahasa mereka sendiri dan pakaian asli mereka sendiri.

Musik asli Nakhi berusia ribuan tahun, dan sekarang dihidupkan oleh He Wen Guang, yang menulis dan menampilkan musik Nakhi dalam gaya tradisional dan modern. Bentuk musik lainnya, yang dianggap sebagai musik kuno Nakhi oleh para pendukungnya, berusia sekitar 500 tahun dan berasal dari para pedagang Nanjing yang dibawa oleh berbagai kaisar untuk berdagang dengan, tinggal di dan menikah dengan suku-suku Barat sebagai sebuah cara dari mempengaruhi kontrol pada wilayah-wilayah Barat. Terdapat tiga gaya utama, yang dikaitkan dengan lokasi dari kelompok yang memainkan musik tersebut: Baisha, Dongjing, dan Huangjing, semuanya menggunakan instrumen Tionghoa tradisional.

 
Suku Nakhi sedang memainkan drum

Asal mula musik Baisha dikatakan berasal dari sebuah hadiah dari kaisar pertama Dinasti Yuan, Kublai Khan. Pada ekspedisinya ke Dali, ia secara kesulitan melintasi Sungai Jinsha ("Pasir Emas") (sebuah anak sungai dari Chang Jiang), dan mendapatkan pertolongan dari Mailiang, kepala suku Nakhi. Untuk menunjukan apresiasinya, Kublai Khan meninggalkan sebagian bandnya dan beberapa skor musik sebagai hadiah untuk kepala suku tersebut. "Musik Sempurna Baisha" adalah salah satu beberapa salah besar dari Tiongkok kuno, bentuk musik orketra klasik dan memiliki dua puluh empat nada, yang secara lokal dikenal sebagai qupai.

Tradisi

sunting
 
Seorang wanita sedang mengenakan pakaian tradisional Nakhi.
 
Seorang wanita lainnya sedang mengenakan pakaian tradisional Nakhi.

Kremasi telah menjadi sebuah tradisi sejak zaman-zaman kuno, meskipun penguburan diadopsi pada kebanyakan wilayah Nakhi pada akhir Dinasti Qing dan masuk menggunakan metode tersebut sampai sekarang.

Bahasa dan aksara

sunting

Bahasanya ditulis dengan aksara Geba dan aksara Dongba.

Sejarah

sunting
 
Pakaian tradisional wanita Naxi

Suku Nakhi dipercaya merupakan keturunan dari Qiang yang nomadik, sebuah kelompok etnis yang tinggal di daratan tinggi Tibetan sejak zaman kuno. Pada masa dinasti Sui dan Tang, suku Nakhi dikenal sebagai Mosha-yi, atau Moxie-yi.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Ceinos Arcones, Pedro (2012). Sons of Heaven, Brothers of Nature: The Naxi of Southwest China. Kunming. 

Bacaan lanjutan

sunting
  • Guo, Dalie 郭大烈 and He, Zhiwu 和志武: 纳西族史 Naxizu shi (History of the Nakhi). 四川民族出版社 Sichuan minzu chubanshe (Nationalities Publishing House Sichuan). 成都 Chengdu 1994. ISBN 7-5409-1297-9. 8+636 pages.
  • Guo, Dalie 郭大烈 and Yang, Shiguang 杨世光 (ed.): 东巴文化论 Dongba wenhua lun (The Dongba culture). 云南人民出版社 Yunnan renmin chubanshe (People's Publishing House Yunnan). 昆明 Kunming 1991. ISBN 7-222-00610-9. 6+691 pages.
  • He, Zhonghua 和钟华 and Yang, Shiguang 杨世光 (ed.): 纳西族文学史 Naxizu wenxueshi (Literary history of the Nakhi). 四川民族出版社 Sichuan minzu chubanshe (Nationalities Publishing House Sichuan). 成都 Chengdu 1992. ISBN 7-5409-0744-4. 3+12+828 pages.
  • Li, Jinchun 李近春 and Wang, Chengquan 王承权: 纳西族 Naxizu (The Nakhi). 民族出版社 Minzu chubanshe (Nationalities Publishing House). 北京 Beijing 1984. 117 pages.
  • Naxizu jianshi 纳西族简史 (Short history of the Nakhi). 云南人民出版社 Yunnan renmin chubanshe (People's Publishing House Yunnan). 昆明 Kunming 1984. 2+2+159 pages.
  • Wu, Xiongwu 伍雄武 (ed.): 纳西族哲学思想史论集 Naxizu zhexue sixiangshi lunji (Collected contributions on the history of the philosophical mindset of the Nakhi). 民族出版社 Minzu chubanshe (Nationalities Publishing House). 北京 Beijing 1990. ISBN 7-105-00964-0. 2+194 pages.
  • Yan, Ruxian 严汝娴 and Song, Zhaolin 宋兆麟: 永宁纳西族的母系制 Yongning Naxizu de muxizhi (The system of matrilinearity among the Yongning Nakhi). 云南人民出版社 Yunnan renmin chubanshe (People's Publishing House Yunnan). 昆明 Kunming 1984. 117 pages.
  • Zhan, Chengxu 严汝娴, Wang, Chengquan 王承权, Li, Jinchun 李近春 and Liu, Longchu 刘龙初: 永宁纳西族的阿注婚姻和母系家庭 Yongning Naxizu de Azhu hunyin he muxi jiating (Azhu marriage and matrilinear family among the Yongning-Nakhi). 上海人民出版社 Shanghai renmin chubanshe (People's Publishing House Shanghai). 上海 Shanghai 1980. 3+321 pages.
  • Oppitz, Michael (1997). Naxi. Dinge, Mythen, Piktogramme (dalam bahasa German). Zürich: Völkerkundemuseum [Ethnology Museum]. 
  • Joseph Francis Rock: The Ancient Nakhi Kingdom of Southwest China. 2 volumes (Harvard-Yenching Institute Monograph Series, Vol. VIII and IX) Harvard University Press, Cambridge 1948

Pranala luar

sunting