Suku Samoro
Suku Samoro adalah sebuah kelompok etnis yang mendiami Timor Leste. Penduduk suku Samoro mendiami desa Uma Kerek, Manlala, Leohat, Manufahe, dan Manehat di Manatuto. Pada tahun 1980, diperkirakan populasi suku ini berjumlah 1.000 jiwa. Pada zaman dahulu, suku ini mempunyai sebuah kerajaan tradisional yang bernama Kerajaan Samoro. Daerah kerajaannya terletak di daerah tinggi antara Gunung Diah dan Bukit Aitara.[1]
Demografi
suntingPenduduk suku Samoro umumnya bermatapencaharian sebagai petani. Mereka berladang jagung, ubi, dan sebagian berkebun kopi. Mereka juga masih melakukan perburuan terhadap hewan hutan seperti rusa dan babi hutan. Mereka umumnya berkomunikasi menggunakan bahasa Tetun Terik, sebuah bahasa yang juga digunakan sebagai alat komunikasi di wilayah Timor Leste bagian timur.[2]
Sistem kekerabatan
suntingKesatuan sosial terkecil suku Samoro disebut uma kain (rumah tangga), dipimpin oleh seorang suami atau ayah dari anggota keluarganya. Unit sosial selanjutnya yang lebih besar adalah uma leo (kesatuan kekerabatan patrilineal antara orang-orang yang berasal dari satu nenek moyang). Setiap uma leo memiliki sebuah rumah adat untuk melaksanakan upacara adat atau musyawarah klan. Setiap uma leo biasanya mendiami sebuah dusun, terbagi dalam tiga kedatoan (wilayah adat), yakni kedatoan Manufahi, kedatoan Leohat, dan kedatoan Manlala. Masing-masing kedatoan memiliki sebuah rumah ibadah atau rumah roh (umalulik). Di dalam rumah ibadat itu disimpan barang-barang upacara yang dianggap keramat juga perlengkapan untuk melaksanakan ritual keagamaan.[2]
Garis keturunan kekerabatan suku Samoro berupa patrilineal, di mana pihak lelaki diwajibkan membayar maskawin untuk memperoleh seorang perempuan sebagai istri. Maskawin yang diberikan disebut barlaki, berupa sebuah gelang, sebuah kalung emas, beberapa ekor kerbau dan kuda.[2]
Referensi
sunting- ^ Suarjana, Nyoman (1993). Cerita rakyat dari Timor Timur. Grasindo. ISBN 9789795532675.
- ^ a b c Zulyani, Hidayah. Ensiklopedia suku bangsa di Indonesia (edisi ke-Edisi kedua). Jakarta. ISBN 9789794619292. OCLC 913647590.