Orang Ocu
Orang Ocu (Kampar: Ughang Ocu) adalah kelompok etnis yang mendiami Kabupaten Kampar, Riau. Orang Kampar sendiri merupakan sebutan yang lebih populer oleh orang-orang di luar kelompok etnis mereka.[1] Mereka bertutur menggunakan bahasa Kampar yang pengklasifikasinya masih kontroversial.
Ughang Ocu | |
---|---|
Jumlah populasi | |
ca 650.000 (2010) | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Kabupaten Kampar | |
Bahasa | |
Kampar, Indonesia | |
Agama | |
Islam Sunni | |
Kelompok etnik terkait | |
Melayu dan Minangkabau | |
a Perkiraan jumlah pasti orang Ocu tidak diketahui. Namun menurut Sensus Penduduk Indonesia 2010, mereka diklasifikasikan sebagai suku Melayu. |
Sama halnya dengan orang Minangkabau, masyarakat Kampar menganut sistem adat yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal.[2]
Etimologi
suntingPenamaan "Ocu" berasal dari istilah yang biasa digunakan oleh orang Kampar untuk menyebut kata ongsu 'bungsu'.
Bahasa
suntingBahasa yang digunakan oleh orang Ocu adalah bahasa Kampar. Bahasa ini dianggap sebagai dialek dari bahasa Minangkabau ataupun bahasa Melayu Riau.[3] Bahasa Kampar memiliki kesamaan dengan bahasa Kuantan dan bahasa Melayu Rokan yang dituturkan di wilayah yang bertetangga dengan Kampar.[4]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-03. Diakses tanggal 2018-07-03.
- ^ Coral Reefs Information and Training Center, (2002), Pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir dan kepulauan: perspektif budaya lokal pesisir dan kepulauan, Coral Reefs Information and Training Center.
- ^ Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [1] Diarsipkan 2018-08-12 di Wayback Machine.
- ^ Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung. 30 November 2011: 1-18. [2]