Sumarna Surapranata


Sumarna Surapranata, M.S, Ph.D atau lebih dikenal Kang Pranata (lahir 1 Agustus 1959, Bandung Jawa Barat), berdarah Sunda dan beragama Islam adalah Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015-2017).[1] Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Ditjen Dikdas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2009-2015). dan pernah menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional (2005-2009). Ia purna tugas dari jabatan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan pada 8 Agustus 2017[2][3].[4]

Sumarna Surapranata, M.S, Ph.D
Lahir01 Agustus 1959 (umur 65)
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
KebangsaanIndonesia
AlmamaterThe University of New South Wales, Sydney Australia, 2000

Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, 1992

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 1984
PekerjaanDirektur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud
Tahun aktif2015–2017

Riwayat Keluarga

sunting

Sumarna Surapranata, M.S, Ph.D adalah anak dari pasangan HM. Djoehanda Soerapranata (1928-2021) keturunan Cirebon dengan Rd Hj Mariatun Soeriadihardja (1936-2000) berdarah Ciamis kelahiran Sukabumi. Keluarga ibunya mayoritas mengabdi di dunia pendidikan dan berniaga, sedangkan keluarga ayahnya mengabdi dalam pemerintahan.

Kakek dari pihak ibu yaitu Rd. Taslim Soeriadihardja turunan Ciamis adalah seorang guru dari jaman Hindia Belanda sampai dengan kemerdekaan. Nenek dari pihak ibu yaitu Rd. Kartini Atmawidjaya adalah keturunan dari Manonjaya Tasikmalaya.

Kakek dari pihak ayah yaitu Rd. Djohar Soerapranata adalah wedana di daerah Cirebon dan Indramayu dari jaman Hindia Belanda sampai dengan kemerdekaan seperti pernah jadi wedana di Karangampel Indramayu pada tahun. 1959[5] Nenek dari pihak ayah yaitu Siti Mariam merupakan keturunan Kuningan.

Pranata merupakan anak kedua dari lima bersaudara, yang semuanya laki-laki. Kakaknya yaitu Suharna Surapranata merupakan dosen di Universitas Indonesia yang kemudian terjun ke dunia politik yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II. [6] Latar belakang keluarga Pranata di bidang pendidikan, berwiraswasta, dan pemerintahan mempengaruhi karirnya di birokrat dan pemerintahan.

Sumarna Surapranata, M.S, PhD menikah dengan Dra. Lilis Siti Atikah (1984 - sekarang). Mereka dikarunia tiga orang putra yaitu:

  1. M. Dzaky Fathurrohman Surapranata, SE, MCom (1985) yang menikah dengan Tasya Kacita Danumihardja, SSos, MA;
  2. M. Anwar Ibrahim Surapranata, SSos (1989) yang menikah dengan Aria Lusy Suherman, SSi: dan
  3. M. Hafidz Surapranata, S.Bns, MSc (1992) yang menikah dengan Fany Putri Ruslan, SE.

Pranata baru dikarunia lima orang cucu yaitu:

  1. Alassa Lathifah Salsabila Surapranata,
  2. Dzaka Zidane Surapranata,
  3. Adzka Luthfi Surapranata,
  4. Hanna Falisha Kukuskina Surapranata, dan
  5. Hafidzan Fathan Taslim Surapranata.

Pendidikan

sunting

Karena kondisi rumah yang berpindah-pindah dan kondisi ekonomi pada waktu kecil yang kurang baik, Pranata bersekolah di enam sekolah dasar. Mulai dari SD Santo Yusuf Cicadas Bandung, SD Pasirkaliki Bandung, SD Pajajaran 1 Bandung, SD Gambir Cikudapateuh Bandung, SD 1 Mulyodadi Cigatel Cipari Cilacap, dan akhirnya menyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri V Lembang.

Menyelesaikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Lembang

Menyelesaikan sekolah menengah atas ketika berusia 21 tahun dari SMA Negeri 4 Bandung pada tahun 1980.

Setelah lulus sekolah menengah ia melanjutkan ke Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Ilmu Eksata (FKIE) IKIP Bandung yang sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). S1 dapat diselesaikan dalam waktu tiga tahun enam bulan sehingga pada bulan Desember 1983 sudah lulus dari UPI dan diwisuda pada bulan Februari 1984. Selama kuliah di IKIP Bandung ia memperoleh beasiswa Supersemar.

Menyelesaikan pendidikan S2 sehingga meraih gelar MS dalam bidang Psikometri dari Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada pada tahun 1992 atas beasiswa dari Departemen Pendidikan Nasional 1992.

Dengan beasiswa dari University of New South Wales Sydney Australia (UNSW) serta bekerja di Educational Testing Centre UNSW, Pranata menyelesaikan pendidikan S3 sehingga memperoleh gelar Ph.D pada tahun 2000 dalam bidang Educational Tests and Measurements (Psikometric) dengan judul thesis Using Modern Psychometric Theory to Validate Marking Keys for Polytomously Scored Items.[7]

Riwayat Pangkat

sunting

Pranata bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang meniti karir mulai dari nol dengan pangkat Penata Muda golongan III/A sampai mencapai pangkat dan jabatan tertinggi yaitu pangkat dan golongan Pembina Utama IV/E, sebelum akhirnya purna tugas dengan masa pengabdian 33 tahun. Jabatan dan pangkat selengkapnya:

  • Penata Muda III/A, 1985
  • Penata Muda Tingkat I III/B, 1989
  • Penata III/C, 1993
  • Penata Tingkat I III/D, 1997
  • Pembina IV/A, 2001
  • Pembina Tingkat I IV/B, 2005
  • Pembina Utama Muda IV/C, 2008
  • Pembina Utama Madya IV/D, 2013
  • Pembina Utama IV/E, 2016

Pranata lahir dari rahim keluarga besar guru. Kakek dari pihak ibu adalah guru dari jaman Hindia Belanda sampai jaman kemerdekaan Republik Indonesia. Ayahnya pernah menjadi guru. Paman, Tante adik-adik ibunya, dan kakaknya sebagian sebagai guru dan sebagai dosen. Istrinya juga seorang guru yang mengajar bahasa Inggris dan bahasa Arab di SMA Negeri 1 Ciputat Tangerang Selatan.

Pranata telah mengabdi selama 33 tahun di Kemendikbud sejak 1985. Pengabdian kepada guru sebagaimana kakek dan neneknya ajarkan, dijalaninya mulai jadi guru di beberapa sekolah. Ia memulai karir sebagai seorang guru di SMP dan SMA di Lembang dan Bandung sejak tahun 1982 sampai dengan tahun 1985, dosen di beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, dan diakhiri dengan jabatan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Karir pegawai sebagai aparatur sipil negara (ASN) dimulai pada tahun 1985 ketika diangkat sebagai staf teknis/penatar pada Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam (P3GIPA) di Bandung.

Karena bercita-cita melanjutkan pendidikan, pada tahun 1989 Pranata berpindah kerja sebagai staf teknis/peneliti di Pusat Sistem Pengujian (Pusisjian) Balitbang Depdiknas. Selama bertugas di Pusisjian ia melanglangbuana ke seluruh provinsi di Indonesia dari Aceh sampai ke Papua untuk memberikan pelatihan pengembangan soal kepada guru sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah.

Selama kuliah S3 dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 di UNSW Sydney Australia, ia juga bekerja sebagai Senior Research Officer/Data Analyst di The Educational Testing Centre University of New South Wales, Sydney Australia.

Jabatan karir selengkapnya selama pengabdian kepada guru dan dunia pendidikan adalah:

  • Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015 – 2017
  • Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Depdiknas, 2009-2015
  • Direktur Pembinaan Diklat, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2005-2009
  • Plt Direktur Pembinaan Diklat, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2005
  • Pelaksana Harian Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang Depdiknas, 2004
  • Kepala Bidang Penelitian Olahraga Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang Depdiknas, 2004
  • Dosen Metodologi Penelitian di Foundation for Excellence in Education, Advance Certificate Students, Jakarta, 2004-2005
  • Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Jakarta, 2003-2006
  • Dosen tamu Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2008-2010
  • Dosen tamu Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2008-2009
  • Anggota Tim Panitia Kerja Pemerintah Rancangan Undang-Undangan Guru dan Dosen, 2005
  • Tim Teknis Badan Akreditasi Sekolah Nasional, Depdiknas, 2003-2005
  • Wakil Ketua Tim Pengembang Rancangan Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003-2005
  • Tim Teknis Komite Reformasi Pendidikan Nasional dalam rangka menyiapkan Undang-undang Sistem Pendidikan, Tahun 2001-2003
  • Peneliti di Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas, Tahun 1989-2004
  • Senior Research Officer/Data Analyst - The Educational Testing Centre University of New South Wales, Sydney Australia, Tahun 1996-2000
  • Staf Teknis/Penatar di Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) IPA Bandung, 1985-1989
  • Guru Fisika SMA Negeri IV Bandung, 1983-1984
  • Guru Fisika SMA Islam Lembang, 1982-1984
  • Guru Fisika SMA PGRI Lembang, 1982-1984

Selain jabatan karir, Pranata juga menjadi anggota Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah tahun 2018-2023.[8].

Atas pengabdiannya, Pranata telah memperoleh Satyalencana pengabdian 10, 20, dan 30 tahun.

Direktur Bindiklat (2005-2009)

sunting

Awal karir Pranata tidak terlepas dari peranan dua tokoh pendidikan yaitu Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, MS, IPU[9] ketika beliau menjabat Kepala Balitbang Depdiknas mempromosikan Pranata sebagai eselon 3 di Puslitjak Depdiknas dan Prof.dr. Fasli Jalal, PhD[10] yang mendorong Pranata menjadi eselon 2.

Prof.Fasli Jalal, ketika menjadi Direktur Jenderal PMPTK Depdiknas mengusulkan Pranata untuk menjadi salah satu pejabat eselon 2 di PMPTK. Prof. Fasli Jalal bahkan ketika itu mengajak bergabung dengan Ditjen yang beliau pimpin. Pada saat itu beliau tahu bahwa Pranata akan mengajukan perpindahan tugas ke Kemenpora. Prof. Dodi Nandika ketika menjabat Sekretaris Jenderal bahkan mencegah rencana kepindahan Pranata ke Kemenpora dengan mengatakan: Hak akang mau bekerja dimana saja, tetapi you are on the right pipe, disini saja di Depdiknas bersama saya.

Atas usulan kedua tokoh tersebut, pada akhirnya Menteri Pendidikan Nasional Prof Dr. Bambang Soedibyo, MBA[11] pada tahun 2005 mempromosikan Pranata menjadi Direktur Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan (Direktorat Bindiklat) Direktorat Jenderal PMPTK Depdiknas. Pranata sangat berterima kasih dan bersyukur karena atas dorongan dan dukungan kedua tokoh itu yang akhirnya mengubah karir hidupnya di birokrasi sampai puncak menjabat eselon satu. Pekerjaan utama di Direktorat Bindiklat adalah membina pengembangan program, sumber daya manusia, dan sarana-prasarana Lembaga Penjaminan Mutu (LPMP) dan P4TK di seluruh Indonesia. Beberapa kegiatan yang fenomenal antara lain:

  • Perolehan ISO Bagi 46 Institusi. Direktorat Bindiklat membina 34 LPMP yang bertugas melaksanakan penjaminan mutu, pengembangan model, dan kemitraan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.[12] Ketika itu tidak semua LPMP memiliki sertifikat International Standardization for Organization (ISO) yang menunjukkan bahwa lembaga dikendalikan dibawah manajemen yang kredibel. Dibawah binaan Direktorat Bindiklat, atas arahan Mendiknas, semua LPMP harus mendapatkan ISO yang menunjukkan profesionalitas sebuah lembaga. Pranata juga berhasil membangun LPMP Sulawesi Barat, LPMP Kepulauan Riau, dan LPMP Papua Barat sehingga semua provinsi pada saat itu memiliki lembaga penjaminan mutu.
  • Perubahan Kelembagaan P3G. Direktorat Bindiklat yang dipimpin Pranata juga membina 12 Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (P3G) yang kemudian pada tahun 2007 diubah namanya menjadi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) yang bertugas mengembangkan model-model pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan.
  • Penghargaan Kepada Guru dan Tenaga Kependidikan. Selama menjadi direktur Bindiklat, Pranata memberikan penghargaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas tingkat SD-SM serta widyaiswara dari LPMP dan P4TK yang berprestasi, berdedikasi, dan berinovasi. Mereka dipertemukan dengan presiden dan ibu Negara di Istana Negara Jakarta.Acara ini dilakukan secara rutin selama 5 tahun. Mereka juga dikirimkan muhibah ke beberapa negara Asia, Amerika, Eropa, dan Australia untuk mempelajari sistem pendidikan yang berlaku di negara yang dituju.
 
Sumarna Surapranata diterima Presiden RI Bambang Yudhoyono di Istana Negara dalam rangka membawa guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan widyaiswara berprestasi dan berdedikasi
  • Pembentukan 3 SEAMEO QITEP. Untuk tingkat regional, sesuai dengan arahan dari Prof. Dr. Bambang Soedibyo, MBA dan Prof. Dr. Fasli Jalal selaku atasannya serta bimbingan dari Director of SEAMEO Secretariat yaitu Dato' Dr. Haji Ahamad bin Sipon, ia yang dibantu oleh pimpinan dan para widyaiswara dari P4TK IPA, P4TK Matematika, dan P4TK Bahasa turut membidani lembaga pelatihan guru yang dinamakan SEAMEO QITEP (SEAMEO Regional Centre for Quality Improvement of Teacher and Educational Personnel) untuk mata pelajaran Matematika (Jogja), Science (Bandung), dan Bahasa (Jakarta).
  • Pembangunan LP2KS. Sesuai dengan arahan Mendiknas Prof. Dr. Bambang Soedibyo dan bimbingan Prof. Dr, Baedhowi, MSi sebagai Dirjen PMPTK pengganti Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D yang berpindah menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ketika itu, Pranata juga turut membidani Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) yaitu lembaga yang melatih calon kepala sekolah. Pranata ditugaskan untuk mencari lahan di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan di Universitias Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Berdasarkan diskusi yang panjang akhirnya diputuskan tanah yang merupakan bagian dari tanah Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta digunakan untuk lahan pembangunan LP2KS. Setelah LP2KS selesai dibangun, Prof.Dr. Siswandari, M.Stat[13] seniornya Pranata di UNSW Sydney diangkat sebagai kepala lembaga. Prof. Dr. Nunuk Suryani, MPd kemudian menjadi kepala LP2KS berikutnya (2017-2020)[14].
 
Sumarna Surapranata berfoto bersama setelah serah terima kepala LP2KS dari Prof. Dr. Siswandari, M.Stat ke Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
  • Peningkatan Kualifikasi Staf LPMP dan P4TK. Selama menjadi direktur Bindiklat, Pranata banyak mengirimkan staf LPMP dan P4TK seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke program magister maupun program doktor di dalam dan di luar negeri.

Direktur P2TK Dikdas (2009-2015)

sunting

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA[15] pada tahun 2009 mempromosikan Pranata menjadi Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar. Tugas utama di direktorat ini adalah menangani peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan guru dan tenaga pendidikan pada pendidikan dasar.

  • Penghargaan. Selama menjadi direktur P2TK Dikdas (2009-2015), Pranata memberikan penghargaan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas tingkat SD-SM yang berprestasi, berinovasi, dan berdedikasi. Mereka dipertemukan dengan ibu Negara di Istana Negara Jakarta. Acara ini dilakukan secara rutin selama 5 tahun. Ia juga merintis pengiriman guru-guru SD-SMP terbaik dari seluruh Indonesia yang berprestasi, berdedikasi, dan terpilih untuk mengikuti pendidikan S2 di UPI Bandung, UNY Yogyakarta, dan UNESA Surabaya.[16]
 
Sumarna Surapranata diterima ibu negara Ani Yudhoyono di Istana Negara ketika membawa guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan widyaiswara berprestasi dan berdedikasi.
  • BERMUTU. Pranata juga selama 10 tahun menjadi Project Manager dari program Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU) yang digagas oleh Prof. Dr. Fasli Jalal (Direktur Jenderal PMPTK Depdiknas ketika itu) dan disupport oleh Bank Dunia. Program ini adalah upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru.[17]
  • Penempatan Guru di Malaysia. Pranata juga turut merintis program penyediaan guru untuk mengganti guru-guru yang sudah mengajar putra-putri tenaga kerja Indonesia yang bekerja berada di Sabah, Serawak, Johor, dan Davao.[18][19][20] Putra-putri tenaga kerja Indonesia di Sabah dan Serawak yang harus mendampingi orang tua mereka di ladang sawit di Sabbah-Malaysia memiliki tantangan yang luar biasa dalam memperoleh akses pendidikan yang layak. Selain akses untuk mencapai daerah ladang yang sangat sulit, akses sarana pendidikan yang sangat terbatas, serta status mereka yang di anggap tidak legal oleh pemerintah Sabah, membuat Pranata tergerak untuk meneruskan pemberian layanan pendidikan yang lebih optimal kepada mereka dengan menyeleksi dan mengirimkan guru-guru terbaik dari Indonesia untuk mendatangi mereka. Guru yang dikirim ini hidup bersama-sama di lingkungan ladang sawit, mengabdi dan memberikan pembelajaran terbaik untuk anak-anak Indonesia di sana. Program pengiriman guru ini dianggap sebagai strategi yang luar biasa yang menguntungkan semua pihak yaitu: pemerintah Negara Sabah, perusahaan ladang sawit, anak-anak tenaga kerja Indonesia dalam mendapatkan akses pendidikan yang layak, serta keluarga-keluarga Indonesia yang menjadi pekerja di ladang tersebut. Selain itu program pengiriman guru juga memberikan pengalaman yang luar biasa bagi guru-guru yang terpilih untuk mengabdi di daerah tersebut. Pranata selalu berkomunikasi dengan para guru dan ia selalu memberikan wejangan agar para guru tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan yang ada. Ia berharap para guru mencontoh pendahulu mereka yang tetap semangat meski bertugas di wilayah terpencil dengan fasilitas minim. Ia juga juga selalu mengingatkan bahwa para guru yang dikirim ke Malaysia adalah para duta bangsa.[21]
 
Sumarna Surapranata didampingi Prof. Dr. Suyanto menandatangai MoU dengan BRI untuk memperlancar tunjangan profesi guru
  • Penyaluran Tunjangan Profesi. Sesuai dengan arahan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA dan bimbingan direktur jenderal atasannya ketika itu, Prof. Dr. Suyanto,[22]  SK tunjangan profesi guru SD-SMP harus dikaitkan dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Salah satu terobosan yang ia lakukan adalah agar tunjangan profesi diterima oleh guru tepat waktu, tepat sasaran, dan tempat jumlah maka ia kerjasamakan penyalurannya dengan bank Pemerintah. Terobosan penting lainnya yang ia lakukan adalah dibukanya Posko Pelayanan Terpadu tempat pengaduan bagi guru SD-SMP dengan menggunakan data Dapodik. Posko pengaduan ini dibuka untuk mengatasi kesulitan guru dalam memasukan data untuk penerbitan SK tunjangan profesi di seluruh Indonesia. Dengan demikian mulai saat itu guru tidak lagi disibukan dengan urusan administrasi. Sebab, untuk pendataan pemenuhan tunjangan profesi diserahkan kepada operator yang ada disetiap sekolah secara online melalui satu pintu, yaitu Dapodik. Hamid Muhammad, M.Sc Ph.D[23] sebagai Direktur Jenderal yang menggantikan posisi Prof. Suyanto memperkuat posko ini dengan merehab tempat dan sarana-prasarana yang lebih representatif sehingga mudah untuk diakses guru, kepala sekolah, maupun pengawas.

Direktur Jenderal GTK (2015-2017)

sunting

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Ph.D pada tahun 2015 mempromosikan Pranata menjadi Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pranata merupakan salah satu pejabat yang merealisasikan reformasi struktur organisasi pengelolaan guru dan tenaga kependidikan secara signifikan, dengan jargonnya yakni Guru Mulia Karena Karya.[24]

 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan melantik Sumarna Surapranata menjadi Direktur Jenderal GTK
 
Sumarna Surapranata - The Dream Team GTK Jilid 1
 
Sumarna Surapranata - The Dream Team GTK Jilid 2

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D[10] atasannya ketika Pranata menjadi direktur Bindiklat menulis dalam whatsapp-nya sebagai berikut:

Alhamdulillah pak Pranata. Sewaktu mendampingi pak Anies beberapa waktu yang lalu, saya ingat bagaimana Pak Anies mempercayai pak Dirjen untuk mereformasi GTK. Semoga upaya Pak Pranata tersebut bisa diteruskan. Selamat bertugas dan keep up the good work.

Wassalam

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D

Reformasi yang ia jalankan sesuai dengan 3 (tiga) strategi pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang Anies Baswedan canangkan yaitu: (1) Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan, (2) Peningkatan mutu dan akses, dan (3) Pengembangan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata Kelola dan pelibatan publik.

Reformasi tata kelola guru dan tenaga kependidikan yang dilakukan seluruhnya berdasarkan Data GTK yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dengan slogan Ekosistem pendidikan calon guru, perencanaan kebutuhan, rekrutmen, pembinaan karir, penghargaan dan perlindungan yang sehat menuju guru professional, sejahtera, dan bermartabat yang dilaksanakan secara elektronik (digital) yang diuraikan menjadi 8 (delapan) terobosan yaitu:

 
Reformasi Tata Kelola GTK yang dicanangkan dimasa kepemimpinan Sumarna Surapranata

(1) Perencanaan kebutuhan GTK

Perencanaan kebutuhan GTK mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai tingkat nasional dilakukan melalui data yang dikelola satu pintu, yaitu Dapodik. Sebelumnya, pendataan guru dan tenaga kependidikan dilakukan sesuai dengan direktorat jenderal yang menaunginya untuk masing-masing jenjang. Tetapi melalui satu direktorat jenderal, perencanaan kebutuhan guru dan tenaga kependidikan untuk jenjang pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah dilakukan menjadi lebih akurat dan up to dated dan satu pintu yaitu Dapodik

(2) Pendidikan Calon GTK.

Pendidikan calon guru dan tenaga kependidikan dilakukan secara terkonsentrasi dalam satu direktorat jenderal yang dikerjasamakan dengan perguruan tinggi yang ditunjuk. Dengan demikian Pendidikan calon guru dan tenaga kependidikan akan lebih akurat sesuai dengan kebutuhan. Khusus untuk pendidikan kepala sekolah dan pengawas sekolah dilakukan secara terkonsentrasi oleh LP2KS yang bekerjasama dengan pemerintah daerah juga dengan perguruan tinggi.

(3) Rekruitmen Calon GTK

Sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang matang, akurat, dan tepat maka rekruitmen calon guru dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan kebutuhan untuk masing-masing jenjang mulai dari tingkat sekolah. kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi berdasarkan peta penyebaran yang disajikan dalam Dapodik.

(4) Pembinaan Karir GTK

Pembinaan karir guru dan tenaga kependidikan kunci utamanya adalah pengembangan profesi berkelanjutan yang beragam melalui jalur berbasis kompetensi dan terbuka untuk semua  GTK dalam jabatan melalui kegiatan mandiri dan kelompok. Peran Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), dan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) lebih diperkuat lagi dalam mensosialisasikan dan melatih antarguru, antarkepala sekolah, dan antarpengawas sekolah secara tatap muka untuk peningkatan kompetensi GTK berdasarkan hasil UKG dan modal pembelajaran Guru Pembelajar.

Beberapa terobosan dalam pembinaan karir yang dilakukan antara lain:

  • Uji Kompetensi Guru (UKG). UKG merupakan kebijakan strategis dan operasional sekaligus menjadi fondasi utama lahirnya peningkatan kompetensi guru yang merupakan cerminan dari kualitas pendidikan guru di Indonesia.[25]. Tujuan utama UKG adalah agar pemerintah mengetahui potret (peta) guru Indonesia yang sebenarnya.[26][27]
 
Sumarna Surapranata - Guru Pembelajar untuk Guru TK dan PLB
 
Sumarna Surapranata - KIT untuk Guru Pembelajar
 
Anies Baswedan dan Sumarna Surapranata memeriksa KIT Guru Pembelajar
 
Sumarna Surapranata - Peluncuran Guru Pembelajar di Kabupaten Gorontalo
  • Guru Pembelajar. Sebagai tindak lanjut dari hasil UKG dibuat program Guru Pembelajar yang merupakan perubahan paradigma peningkatan keprofesionalan berkelanjutan (PKB) yaitu sebuah program yang menuntut guru yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan dimanapun guru berada. Guru terus belajar dan mengembangkan diri bukan untuk pemerintah atau kepala sekolah,[28] tapi memang sejatinya setiap pendidik atau guru adalah pembelajar. Hanya dari guru yang terus belajar dan berkarya akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya. Guru pembelajar adalah guru yang senantiasa terus belajar selama dia mengabdikan dirinya di dunia pendidikan.[29] Program Guru Pembelajar juga diikuti oleh Kepala Sekolah Pembelajar dan Pengawas Pembelajar. [30][31][32][33] Nama Guru Pembelajar diberikan oleh Anies Baswedan,[34]
  • Moda Guru Pembelajar. Tiga moda yang digunakan dalam Guru Pembelajar, yaitu moda tatap muka, moda dalam jajaring penuh (online), dan moda kombinasi keduanya (blended). Pranata bersama dengan timnya mengembangkan moda itu sehingga dapat digunakan oleh guru secara baik dan up to dated. Materi pembelajaran moda tatap muka menggunakan modul cetak, sedangkan moda dalam jaringan menggunakan modul (LMS), lembar kerja, dan lembar informasi yang disusun dan disajikan secara digital.[29][30][31][32]
  • Penilaian Kinerja Pembinaan karir juga disertai program penilaian kinerja yang tepat sasaran dan pasti, mulai dari guru pertama sampai dengan guru utama. Guru, kepala sekolah, dan pengawas diperkenalkan dengan Penilaian Kinerja Guru dan Kepala Sekolah, yang sebelumnya hanya dalam bentuk supervisi yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah. Terobosan yang lain dalam penilaian kinerja adalah dibentuknya Tim Penilai Kinerja Guru di setiap sekolah, dan Tim Penilai Angka Kredit Guru di setiap Kabupaten/kota dan Provinsi sesuai kewenangannya, yang bertugas membantu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Provinsi dalam menilai setiap Usulan Kenaikan Pangkat, Golongan, dan Jabatan Guru dan Kepala Sekolah yang sesuai dengan Peraturan perundang-undangan. Selain itu, dibuat juga sistem ePAK untuk kenaikan pangkat, golongan dan jabatan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Program inpassing bagi guru non-pns juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penilaian kinerja guru yang akhirnya mereka dapat disetarakan dengan pangkat dan golongan guru negeri menjadi perhatian GTK.
 
Sumarna Surapranata bersama Anies Baswedan menjelaskan pembinaan karie kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas di Makasar

(5) Penghargaan dan perlindungan GTK

Program penghargaan dan perlindungan profesi maupun perlindungan hukum merupakan bagian yang penting dalam profesi guru sehingga mereka dapat bekerja secara aman dan nyaman. Beberapa terobosan yang dilakukan antara lain:

  • Penyaluran Tunjangan Profesi. Kelanjutan dari apa yang dikerjakan ketika menjadi direktur, P2TK Dikdas, pengelolaan tunjangan profesi semakin besar untuk semua guru yang memenuhi syarat. Ditjen GTK pada tahun 2015 misalnya menyalurkan 73Triliun untuk guru PNS (di DAK) dan 7 Triliun (di Pusat) dan guru Non-PN.[35][36] Selain itu, Ditjen GTK juga menyalurkan tunjangan khusus yang pada tahun 2017 sekitar 2,2Trilyun. Pada era Pranata ini tunjangan profesi kepada guru merupakan terbesar sepanjang sejarah dan dilakukan secara massive untuk semua jenjang langsung disalurkan kepada yang berhak ke rekening mereka melalui bank yang dikerjasamakan. Kerjasama dengan bank tersebut dilakukan karena mereka memiliki akses ke seluruh Indonesia sehingga tunjangan profesi guru dilakukan dengan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran.[37][38][39] Program sejenis pernah ia lakukan ketika menjabat direktur P2TK Dikdas, namun hanya berlaku untuk jenjang guru SD dan SMP.[40][41]
 
Sumarna Surapranata MoU dengan Bank Mandiri untuk penyaluran aneka tunjangan
 
Sumarna Surapranata MoU dengan Bank BNI untuk penyaluran aneka tunjangan
 
Sumarna Surapranata MoU dengan Bank BJB untuk penyaluran aneka tunjangan
  • Program Penghargaan. Program penghargaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah yang berprestasi, berinovasi, dan berdedikasi yaitu mereka yang mengabdi di daerah terpencil seperti di daerah suku Rimba misalnya, maupun widyaiswara dari P4TK. Guru-guru mulai dari tingkat PAUD sampai dengan pendidikan menengah diseleksi mulai dari daerah sampai ke pusat lalu diberi penghargaan dari pemerintah menjadi salah satu program unggulan.[42][43][44] Selain kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah penghargaan juga diberikan kepada dinas Pendidikan provinsi dan kabupaten/kota.[45]
  • Balas Budi Guru: Setangkai Mawar Merah. Pada saat perayaan hari guru tanggal 25 November 2015, Pranata meluncurkan program balas budi kepada guru dengan symbol Setangkai Mawar Merah.[46] Pada tahu 2016, ia juga meluncurkan tagar #Terima Kasih guru. Program yang mengajak siswa dan semua pihak yang secara simbolis menyampaikan apresiasi kepada guru sebagai simbol cinta dan memuliakan karya mereka sebagai pahlawan yang berjasa mendidik anak-anak bangsa.
  • Perlindungan: Selain penghargaan, perlindungan kepada guru, kepala sekolah, maupun pengawas sekolah merupakan target utama dari Ditjen GTK. Berbagai asistensi dan bantuan blockgrant diberikan kepada individu maupun kelompok guru, kepala, maupun pengawas sekolah yang mengalami kendala hukum khususnya yang barkaitan dengan profesi.

(6) Program Affirmasi

Program affirmasi adalah program keberpihakan kepada guru dan tenaga kependidikan antara lain penyelesaian sertifikasi bagu guru yang diangkat sebelum tahun 2005, pencanangan guru di daerah terpencil dan terdepan (Guru Garis Depan), penyelesaian guru tidak tetap, dan peningkatan kualifikasi melalui percepatan program Recognition of Prior Leraning yang dikerjasamakan dengan perguruan tinggi. Beberapa terobosan yang dilakukan antara lain:

  • Guru Garis Depan (GGD) Pranata turut serta membidani adanya program guru garis depan yakni pengiriman calon guru lulusan terbaik untuk mengabdi di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).[47] Nama Guru Garis Depan GGD) sendiri diberikan oleh Anies Baswedan. Guru garis depan berasal dari alumni SM3T (Sarjana Mendidik di daerah 3T), alumni PPG SMK Kolaborasi serta alumni PPG Basic Science. Alumni dari ketiga Program Kementerian Ristek dan Dikti ini dinilai telah memenuhi syarat sebagai guru profesional.[48][49] Program GGD ini merupakan implementasi Nawacita ke-3 Presiden RI, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).[50] Program GGD dilakukan bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara dan KemenpanRB. Pengelolaan di Kemdikbud sendiri dilakukan bekerja sama dengan Biro Kepegawaian Setjen.
 
Pelepasan Guru Garis Depan oleh Presiden Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 21 Desember 2015
 
Sumarna Surapranata bersama dengan pejabat eselon 1 dan 2 Kemdikbud turut serta melepas Guru Garis Depan di Istana Negara
 
Sumarna Surapranata bersama team memverifikasi berkas calon Guru Garis Depan
  • Kemitraan. Program kemitraan dengan dinas Pendidikan kabupaten/kota/provinsi dan lembaga di dalam maupun luar negeri untuk peningkatan kompetensi guru dilakukan secara terencana baik. Salah satu kemitraan misalnya dilakukan dengan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan program sertifikasi guru melalui jalur Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).[51] Program Kemitraan juga dilakukan dengan beberapa institusi seperti perbankan untuk penyaluran berbagai tunjangan seperti tunjangan profesi, tunjangan khusus, subsidi tunjangan fungsional, dan subsidi peningkatan kualifikasi akademik kepada guru-guru yang akan meningkatkan kualifikasi akademik ke jenjang yang lebih tinggi.[52] Program kemitraan untuk peningkatan kompetensi juga salah satunya dilakukan dengan Univeristas Terbuka [53] yang memiliki akses ke guru-guru di pelosok negeri sehingga mereka dapat meningkatkan kompetensi dan kualifikasiya. Kerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi khususunya yang berkanaan dengan tata Kelola GTK melalui berbagai kegiatan perencanaan, sosialisasi, supervisi/ pendapingan, dan evaluasi.
  • Program Keahlian Ganda[54]  Pranata turut serta membidani program keahlian ganda yaitu program pemberian kewenangan kepada guru-guru sekolah umum untuk menjadi guru di sekolah kejuruan yang telah dilatih selama satu tahun di berbagai pusat pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia. Ribuan guru dihasilkan dalam program keahlian ganda ini. Program ini dilakukan untuk memenuhi kekurangan 91.861 guru produktif di SMK.[55] Program keahlian ganda dilakukan secara terencana dan terukur dengan melibatkan Lembaga Setifikasi Profesi.[56] Kurikulum, alat seleksi, beserta modul pembelajarannya dikembangkan oleh para akhli di bidang vokasi yang kredibel yang berasal dari perguruan tinggi serta dari dunia usaha dan dunia Industri. Program keahlian ganda dilakukan di P4TK kejuruan[57] yang bekerjasama dengan perguruan tinggi terpilih.
  • Pembinaan Guru Garis Depan. Guru garis depan yang sudah di kirim ke seluruh pelosok tanah air selalu diperhatikan baik kesejahteraannya, karir, maupun kompetensinya. Salah satu bentuk peningkatan kompetensi adalah pengenalan pada pedagogi abad 21 dan kemapuan menangani anak-anak di daerah terpencil serta kemampuan diluar materi yang diajarkan oleh mereka. Hal yang menarik dari mereka adalah, ketika hadir dalam pelatihan yang diadakan di Jakarta, ternyata diantara mereka ada yang sudah berpasangan sebagai suami istri. Bahkan diantara mereka ada yang membawa putra-putri hasil buah cinta ketika bertugas di pelosok negeri.
 
Sumarna Surapranata bersama dengan pasangan suami-istri dan putra-putri Guru Garis Depan.
 
Sumarna Surapranata bersama dengan ibu-ibu Guru Garis Depan bersama dengan buah hati mereka.

(7) Pelibatan Organisasi Profesi

Guru sebagai profesi harus memiliki wadah yang menaungi profesinya. Ditjen GTK melakukan kerjasama dengan organisasi guru organisasi profesi lainnya untuk menjaga keprofesian guru dan tenaga kependidikan ketika mereka menjalankan profesinya. Semua kebijakan yang g dikeluarkan oleh Ditjen GTK didiskusikan terlebih dahulu dengan organisasi profesi agar sejalan dengan hak dan kewajiban profesi guru dan tenaga kepedidikan.

(8) Pelibatan Publik

Program pelibatan publik adalah program menguatkan dan melibatkan pemangku kepentingan dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan GTK yang bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri, asosiasi profesi keahlian, dan masyarakat. Salah satu contoh terobosan yang fenomenal dilakukan antara lain:

  • Donasi Satu Milyar Mileage[58]Salah satu terobosan dari bentuk keterlibatan publik adalah berupa penghargaan kepada guru, sesuai dengan arahan Anies Baswedan, Ph.D adalah diluncurkannya gerakan memuliakan guru melalui program berupa donasi satu milyar Mileage untuk perjalanan guru. Donasi mileage dari anggota GarudaMiles untuk disumbangkan kepada para guru agar mereka dapat terbang dengan gratis. Program donasi satu milyar mileage dikerjasamakan antara Ditjen GTK Kemdikbud dengan PT Garuda Indonesia. Jalin kerja sama ini menjadi salah satu contoh bagaimana kita bisa membangun pendidikan sebagai gerakan, khususnya dalam memuliakan guru demikian Mendikbud sampaikan dalam sambutannya.[59][60]  Program ini mendorong donasi mileage bagi anggota GarudaMiles untuk disumbangkan kepada para guru agar mereka dapat terbang dengan gratis.[61][62]

Pranata memiliki leadership yang baik serta pribadi yang penuh semangat, cerdas, ramah, taktis, tegas. Performanya seperti galak dengan kumis tebal melintang, tetapi ternyata tidak, bahkan sangat peduli kepada staf. Ia merupakan seorang pemimpin yang mampu mengarahkan, memotivasi, dan memimpin tim kerja dengan efektif. Ia merupakan pemimpin yang mampu membimbing, memberi arahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku stafnya, yang pada akhirnya mereka menjadi team yang solid yang bekerja secara sungguh-sungguh dengan prinsip bekerja keras, bekerja secara cerdas, bekerja tuntas, dan akhir bekerja secara ikhlas. Dengan demikian ia dapat melakukan reformasi tata Kelola GTK melalui terobosan-terobosan yang ia canangkan.

Dengan kepemimpinannya, Pranata memiliki staf yang solid yang talented, educated, adorable, charming, helpful, encouraging dan responsible. Mereka diberi kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya ke jenjang lebih tinggi baik di dalam maupun luar negeri. Tidak heran mereka, setelah Pranata pensiun pada akhirnya, sebagian stafnya telah memegang posisi yang strategis pada jenjang eselon 1 dan eselon 2 pada bidang tekuni masing-masing.

Penugasan Lain

sunting

Selain pendidikan formal yang ditempuh di dalam dan luar negeri, Pranata juga memperoleh pendidikan, pelatihan, dan penugasan lain dari Pemerintah baik di dalam maupun luar negeri. Ia sudah melanglang buana diantara beberapa benua seperti Asia, Eropa, Australia, Amerika, maupun Afrika. Beberapa negara yang pernah dikunjungi dalam rangka pendidikan, pelatihan, maupun mewakili Pemerintah Indonesia di luar negeri antara lain:

  • Delegasi Indonesia dalam Workshop on Teacher Career Development Mapping, Training Needs Assessment, Sydney, Australia, 2016
  • Mendampingi guru-guru berprestasi berkunjung ke beberapa lembaga pendidikan di Helsinki Finlandia, 2013.
  • Delegasi Indonesia dalam High Level Official Program Government Innovation Tahap 2, Seoul Korea Selatan, 2010
  • Delegasi Indonesia dalam pertemuan Product and Business Discussions Related To TOEIC, Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, 2010
  • Delegasi Indonesia dalam Providing Teacher for Education For All (EFA): Quality Matters, Jordania, 2010
  • Delegasi Indonesia dalam The eighth E-9 ministerial meeting, Abuja Nigeria, 2010
  • Delegasi Indonesia dalam Ninth HLG meeting on EFA, Unesco, Addis Ababa, Ethiopia, 2010
  • Delegasi Indonesia sebagai Co-Chair dalam 2nd International Policy Dialogue Forum (International Task Force on Teacher for EFA), UNESCO Paris, 2009[63]
  • Delegasi Indonesia dalam seminar tentang Quality Assurance Program Netherland, 2009
  • Delegasi Indonesia dalam Workshop on Developing and Managing Education Outcomes, Beijing, China, 2008
  • Delegasi Indonesia dalam seminar tentang Lesson Study Tokyo, Jepang, 2007
  • Delegasi Indonesia dalam seminar CLCC Program Boston, Amerika Serikat, 2007
  • Delegasi Indonesia dalam Workshop on Educational Quality Assurance, Institute of Education, University of London, UK, tanggal 29 Oktober – 3 November 2006
  • Delegasi Indonesia dalam seminar Mathematics Realistic, Utrech Netherland, 2006
  • Delegasi Indonesia dalam persiapan Better Education Reformed Through Management Teacher Upgrading Preparation, World Bank, Washington DC, Amerika Serikat, 2006
  • Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan Tingkat II (Diklat Pim Tk II) di Padang, 2005
  • Delegasi Indonesia dalam seminar Moving from a norm-referenced to a standards-referenced reporting system in a high stakes public examination system. Short Course, Sydney Australia, 2004
  • Delegasi Indonesia dalam seminar Quality Assurance and Decentralisation Management For Basic Education, Workshop Canberra, Australia, 2003
  • Delegasi Indonesia dalam seminar DECS, Quality Assurance and Decentralisation Management For Basic Education, Workshop Adelaide, Australia, 2003
  • Delegasi Indonesia dalam ICSEI, International Conference for School Effectiveness Seminar, Sydney, Australia, 2003
  • Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan Tingkat III (Diklat Pim Tk III) di Jakarta, 2003
  • Delegasi Indonesia dalam Seminar TIMSS, Data Processing, Trends in Mathematics Science Study, Hamburg, Jerman, 2002
  • Peserta seminar, International on Item Response Theory Seminar, The University of Western Australia, Perth, Australia 1997
  • Peserta pelatihan 3 bulan di ACER, Assessment Strategies, Australian Council for Educational Research, Melbourne, Australia, 1995
  • Peserta pelatihan 2 bulan di InnoTech Manila, Philippina, 1990
  • Peserta pelatihan 2 bulan di Recsam Penang, Malaysia, 1987

Prestasi

sunting
  • Piagam Penghargaan Atas Kunjungan Kerja Ke Beberapa Lembaga di Australia, Canberra, 2014
 
Sumarna Surapranata memperoleh Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden RI Bambang Yudhoyono dan bu Ani Yudhoyono di Istana Negara
  • Piala Citra Pelayanan Prima diberikan kepada pimpinan instansi pemerintah yang dinilai telah melakukan kepeloporan dalam inovasi pelayanan prima yang juga sebagai sebagai bentuk apresiasi kepada aparatur negara guna lebih mendorong dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Piala Citra Pelayanan Prima diberikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyoho, 2008.[64]
  • Penghargaan Satya Lancana Karya Satya XXX Tahun Keputusan Presiden Republik Indonesia, 2016
  • Penghargaan Satya Lancana Karya Satya XX Tahun Keputusan Presiden Republik Indonesia, 2009
  • Penghargaan Satya Lancana Karya Satya X Tahun Keputusan Presiden Republik Indonesia, 2004
  • Penghargaan Makarti Bhakti Nagari Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur sebagai peserta terbaik DIklatpim TK II, Kepala Lembaga Administrasi Negara, 2006
  • Penghargaan Peserta Terbaik Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan Tingkat III (Diklatpim Tk III, Depdiknas, 2003
 
Sumarna Surapranata serah teraima cendera mata ketika kunjungan ke lembaga pendidikan Moscow

Karya Tulis

sunting

Pranata banyak menulis buku pelajaran untuk siswa SMP, SMA, dan mahasiswa yang dipublikasikan di universitas dan beberapa penerbit terkemuka, antara lain.

  • Penerapan Threshold pada Marking Rubric, Kajian penggunaan Rasch Model pada pedoman penskoran yang menggunakan kategorisasi, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Journal 2004.
  • Category Characteristic Curve, Grafik hasil penskoran soal-soal dengan kategori (marking rubric) pada extended logistic model (ELM), Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Journal 2004
  • Pedoman Pengembangan Penilaian Portofolio, Penerbit Rosda Bandung, 2004[65]
  • Pedoman Pengembangan Penilaian Tertulis, Penerbit Rosda Bandung, 2004[66]
  • Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, Penerbit Rosda Bandung. 2004[67]
  • Buku yang berkaitan dengan mata pelajaran fisika untuk SMP dan SMA yang diterbitkan sejak 1985 di beberapa penerbit antara lain Balai Pustaka, PT Angkasa, Grasindo, dan Bumi Pertiwi.

Pensiun Dini

sunting

Pada tanggal 20 Juli 2017 Pranata mengajukan pensiun dini dari ASN, dan dari jabatan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI[3]. Sebenarnya pengunduran diri Pranata sempat dicegah dan disesalkan oleh sahabat sekaligus pernah menjadi atasannya yaitu Hamid Muhamad, M,Sc, Ph.D[68]. Namun ia tak bergeming sampai akhirnya sesuai dengan permohonan pensiun dini, ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil pada tanggal 8 Agustus 2017 oleh Presiden Republik Indonesia .[2][3].[4]

Anis Baswedan ketika mengetahui Pranata mengundurkan diri dari jabatan Direktur Jenderal GTK beliau sangat menyayangkan dan memberikan memberikan komentar dengan menulis whatsapp seperti ini:

Pak Pranata ysh

Assalamualaikum …

Sy sedang di Seoul, Korea.

Mendengar kabar tentang Bapak …

Terkejut ... You have been a great asset for our teachers across the country….

Pak Pranata … perjalanan karier Bapak penuh dengan record kerja keras, kerja cepat, kerja tuntas… hingga berhasil mencapai puncak karier seorang abdi negara … mulai dari guru hingga Dirjen guru… ijinkan perjalanan panjang Pak Pranata ini kebanggaan bagi semua, bagi keluarga dan anak cucu…

Saya bersyukur telah pernah bekerja bersama Bapak dimana saya makin hormat dan salut…

Anies Baswedan Ph.D. (1 Agustus 2017)

Mengiringi pensiunnya, sesorang guru garis depan dalam sebuah blogspot dari Kabupaten Buru, menulis pengalaman serta curahan hatinya sebagai berikut:[69][70]

Sumarna Surapranata menjadi sosok penyemai benih-benih keindonesiaan di jiwa guru muda melalui program Guru Garis Depan sekaligus pemangkas predikat putra daerah menjadi putra bangsa.

Bagi Guru Garis Depan, beliau adalah sosok ayah yang bersahabat. Pribadi beliau yang ramah, ramai, riang nan tegas meninggalkan kesan mendalam bagi siapapun yang pernah bertemu dengannya. 'Celotehannya' menggigit dan menarik sehingga tak ada fokus lain bagi penyimak selain fokus mendengarkannya. Mundur secara terhormat, beliau telah menanggalkan jabatan yang sangat strategis selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan meninggalkan banyak prestasi.

Sumarna Surapranata sejak terpilih sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan tahun 2015 telah melakukan terobosan besar dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan terkhusus pemerataan guru di daerah 3T (Terdepan Terluar dan Tertinggal).

…………………………………………………………

Perhatian besar Bapak Sumarna Surapranata untuk memuliakan guru dapat dilihat dari berbagai kemudahan pelayanan bagi guru baik dari segi penerbitan NUPTK, NRG, sampai tunjangan profesi.

Selain itu, beliau mendorong pengembangan profesi dan peningkatan kompetensi guru sehingga guru dapat mengangkat derajat sendiri dengan mengembangkan profesi dan kompetensi yang dimiliki. Menyebar kebermanfaatan bagi sekolah dan masyarakat sekitar sebagai sesama anak bangsa adalah tugas lain seorang guru selain di kelas. Jabatan boleh berakhir atau justru diakhiri tetapi perhatian pada pendidikan tidak boleh berakhir pun tak boleh diakhiri

Semoga perhatian Beliau tak pernah meredup, terus menginspirasi, dan menginisiasi kemajuan pendidikan Indonesia. Selamat menjalankan kewajiban utama sebagai kepala keluarga Pak. Senantiasa doa dari ribuan guru untuk kesehatan Bapak dan keluarga. Aamiin!

Takdir

sunting

Meskipun bergelut dalam bidang pendidikan selama karir hidupnya, tetapi hobi Pranata adalah memasak dan berdagang seperti diajarkan ibu dan neneknya. Diantara para koleganya baik di lingkungan pendidikan maupun di luar pendidikan, ia dikenal suka menyiapkan masakan untuk teman-temannya. Oleh karena itu, setelah pensiun, ia menekuni hobi kuliner yang sejak kecil selalu dilakukannya, yaitu mencoba meracik bumbu dan memasak berbagai masakan .[71][72][73] Sekalipun hobi memasak, tetapi Pranata tidak pernah mau disebut sebagai chef.[74] Hobi memasak ini juga sangat sejalan dengan hobi istrinya yang memang jago memasak. Terkadang ia hanya menyampaikan masakan ini bumbunya itu, sang istri langsung mempraktekannya. Setelah pensiun, ia bangkit kembali untuk membangun takdirnya sendiri dan menciptakan sejarah dalam berniaga, dengan membuka rumah makan yang menyajikan berbagai macam makanan racikannya dan juga makanan karuhun Sunda.

Perjalanan panjang berniaga sebenarnya dimulai dari bangku sekolah dasar sampai lulus memperoleh gelar doktor di UNSW Sydney Australia ia jalani. Perjalanan niaganya sekedar untuk dapat bertahan hidup dan membiayai sekolah.

Selama masa SD sampai SMA, untuk dapat membantu orang tuanya yang ekonominya pada saat itu kurang baik, ia berjualan segala aneka makanan seperti es mambo, peyek, renginang, gemblong, dan siomay buatan ibu dan neneknya. Sepulang sekolah, ia jajakan makanan itu di beberapa tempat antara lain di pasar. Dikalangan teman-temannya SMA, ia dikenal sebagai penjual siomay. Dikalangan teman dan guru di SMA ia juga dikenal sebagai tukang orator, karena seringnya ikut pergerakan mahasiswa ketika itu.

Selama masa kuliah di UPI, Pranata berjualan buku-buku persiapan memasuki perguruan tinggi yang khususnya ia jajakan di depan kampusnya kepada calon mahasiswa.  Dikalangan teman-teman kuliahnya, ia dikenal sebagai penjual buku. Diawal kehidupan rumah tangganya, dan juga ketika menempuh pendidikan S2 di Jogja, ia juga berjualan buku fisika karangannya untuk siswa SMP dan SMA ke guru-guru teman-teman sejawatnya.

Ketika menempuh pendidikan S3 di Sydney Australia, Pranata juga berjualan makanan di kampus dan membuka catering untuk beberapa mahasiswa Indonesia yang berkuliah disana. Perjuangan untuk bertahan hidup di negeri orang berkuliah sambil berniaga. Perjuangan yang didukung oleh istrinya yang juga jago masak. Dikalangan teman-teman kuliahnya, ia dikenal sebagai penjual siomay dan nasi kuning.

Kebiasaan berdagang rupanya turunan yang sudah menjadi darah dagingnya. Leluhurnya dari pihak ibu, ayahanda dari buyutnya yang bernama Akhmad Kartasasimita yang juga merupakan orang tua dari Soedjai Kartasamita[75] dan kakek dari Kusdinar Moesa Kartasasmita[76] merupakan seorang saudagar. Beliau pada jaman Hindia Belanda terkenal dengan sebutan Juragan Agen di daerah Cipari Cilacap Jawa Tengah. Akhmad Kartasasimita sebenarnya orang Belanda bernama asli Antrijn Van Dernish putra seorang asisten residen Ciamis pada jaman Hindia Belanda. Antrijn Van Dernish berganti nama menjadi Akhmad Kartasasmita ketika beliau berguru kepada Kiayi Haji Abdurahman dari Manonjaya Tasikmalaya. Pergantian nama menjadi Akhmad Kartasasmita menyesuaikan nama satu-satunya anak lelaki Haji Abdurrahman yaitu Wirasasmita. Soedjai Kartasasmita sendiri adalah tokoh perkebunan,[77] tokoh kelapa sawit Indonesia,[78]  juga merupakan salah satu tokoh fotografi Indonesia.[79]

Pensiun dari abdi negara yang bergelut dengan pendidikan, guru khususnya, dan memulai kembali berwiraswasta, bukan pula berakhir memperhatikan pendidikan atau guru khususnya. Memang tuntutan jiwanya untuk bersama-sama dengan para guru yang melahirkan dan membesarkannya tidak pernah berhenti karena sekadar jabatan resmi di pemerintahan. Pranata bangkit kembali untuk membangun takdirnya sendiri dan menciptakan sejarah sebagai guru dimanapun berada melalui berbagai kiprah yang tidak pernah berhenti. Bertemu dengan guru di berbagai pelosok negeri mulai dari Aceh sampai ke Papua masih tetap dilakukan sampai sekarang. Bercengkrama, berdiskusi, memberikan motivasi, dan menginspirasi kepada guru, kepala sekolah, pengawas, dan asesor tetap dilakukan.[80] Apa yang dilakukannya adalah bagian dari kegiatan berkelanjutan dalam pengabdian saat pensiun untuk tetap memuliakan guru.Terjawab sudah apresiasi dan harapan atasannya yaitu Prof. Fasli Jalal, dan guru garis depan di kabupaten Buru[69] untuk Pranata tetap berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya memberikan gerakan kemuliaan kepada guru. Pranata bersama dengan koleganya yang difasilitasi oleh sebuah startup di ibukota telah mengembangkan berbagai macam modul pelatihan Pedagogi Abad 21 secara online. Bahkan bertemu dengan mahasiswa calon guru di berbagai universitas juga dilakukan. Jargon yang selalu dibawakannya adalah Tomorrow is today; shifting mindset, strategy, and technology. Guru Mulia karena Karya.[81][82]

Sebuah takdir untuk bersama-sama dengan guru. Takdir yang dijalani kakek dan keluarga besarnya sejak jaman Hindia Belanda sampai saat ini. Ibunya lahir dari rahim seorang guru ketika sang kakek sedang bertugas sebagai guru di Sukabumi. Kakak dan adik-adik ibunya lahir di berbagai daerah di Parahiyangan juga ketika kakeknya bertugas sebagai guru. Takdir yang tidak bisa dihindari, tetap sebagai seorang guru.

Gerakan memuliakan guru merupakan cita-cita dan ia jalani, sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalitas dan kepercayaan diri para guru, sehingga profesi guru yang sejahtera dan bermartabat setara dengan profesi lainnya. Gerakan memuliakan guru adalah sebagai bentuk penghormatan dan memuliakan guru, yang banyak harapan tercurah dan ucapan terima kasih tak terhingga dilayangkan bagi pahlawan Pendidikan, yaitu guru. Berkat tangan dingin dan jasa gurulah banyak orang yang menjadi tokoh masyarakat, pejabat, birokrat, pengusaha, ilmuan, menjadi presiden, bahkan menjadi guru.

Guru atau TEACHER adalah mereka yang sukses mencetak anak bangsa sebagai generasi penerus yang menjadi insan yang Talented – Educated – Adorable – Charming- Helpful – Encouraging - Responsible (TEACHER) atau menjadi insan yang Talented –Elegant – Awesome – Charming – Helpful – Efficient - Receptive (TEACHER). Karena jasa guru, Pranata bisa menjadi seorang guru dan akhirnya menduduki jabatan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Guru Mulya karena Karya.

Referensi

sunting
  1. ^ "Anies Lantik Enam Pejabat Baru Kemdikbud". Republika Online. 2015-06-17. Diakses tanggal 2023-05-25. 
  2. ^ a b antaranews.com (2017-08-11). "Dirjen GTK Kemendikbud mundur". Antara News. Diakses tanggal 2023-05-04. 
  3. ^ a b c "Dirjen Guru Kemdikbud Mengundurkan Diri". kumparan. Diakses tanggal 2023-05-04. 
  4. ^ a b "Dirjen Guru Kemdikbud Mengundurkan Diri". kumparan. Diakses tanggal 2023-06-13. 
  5. ^ "Mengintip Asal Muasal Sejarah Kabupaten Indramayu Yang Katanya Lumbung Padi Nasional". Tribuncirebon.com. Diakses tanggal 2023-05-25. 
  6. ^ "Suharna Surapranata". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-05-22. 
  7. ^ Surapranata, Sumarna (2000). "Using modern psychometric theory to validate marking keys for polytomously scored items" (dalam bahasa English). UNSW Sydney. 
  8. ^ ".:--BANSM--:". bansm.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2023-06-26. 
  9. ^ antaranews.com (2011-08-02). "Guru Besar IPB Dipercaya Pimpin Balitbang Kemdiknas". Antara News. Diakses tanggal 2023-06-26. 
  10. ^ a b "Fasli Jalal". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-03-18. 
  11. ^ "Bambang Sudibyo". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-06-06. 
  12. ^ "Kedudukan, Tugas, & Fungsi – LPMP Jawa Tengah". Diakses tanggal 2023-06-08. 
  13. ^ Agency, ANTARA News (2014-12-13). "LPPKS: Kepala Sekolah Perlu Revolusi Mental". Antara News Sultra. Diakses tanggal 2023-06-27. 
  14. ^ "GTK Kemendikbud | 2023" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-27. 
  15. ^ "Mohammad Nuh". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-06-16. 
  16. ^ "Pedoman Beasiswa S2 Guru SMP Tahun 2015". www.slideshare.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-27. 
  17. ^ "Indonesia: Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading". World Bank (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-27. 
  18. ^ BeritaSatu.com. "Kemdikbud Kirim 90 Guru untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan WNI di Luar Negeri". beritasatu.com. Diakses tanggal 2023-05-25. 
  19. ^ "Kemendikbud Buka Lowongan Kerja Guru di Malaysia dan Filipina". Republika Online. 2015-04-09. Diakses tanggal 2023-06-22. 
  20. ^ BeritaSatu.com. "101 Guru Dikirim Bagi Anak TKI di Malaysia dan Filipina". beritasatu.com. Diakses tanggal 2023-06-22. 
  21. ^ Media, Kompas Cyber. "Mereka yang Diutus Mengajar Hingga ke Negeri Jiran". Kilaskementerian.kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-22. 
  22. ^ "Suyanto (akademisi)". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2023-03-23. 
  23. ^ "Profil Hamid Muhammad, M.Sc. Ph.D – FIP UNJ" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-26. 
  24. ^ "Home Page". SDIT Permata Bunda 3 Bandar Lampung (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-15. 
  25. ^ "Hasil tes UKG sebagai cermin dari kualitas pendidikan guru di Indonesia". www.slideshare.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-25. 
  26. ^ BeritaSatu.com. "Uji Kompetensi Guru Penting Dilakukan". beritasatu.com. Diakses tanggal 2023-06-08. 
  27. ^ antaranews.com (2017-08-11). "Dirjen GTK Kemendikbud mundur". Antara News. Diakses tanggal 2023-06-13. 
  28. ^ "KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D, NIP". 123dok.com. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  29. ^ a b Sedayu, Agung (2015-11-24). "2,2 Juta Guru Ikuti Uji Kompetensi". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-08. 
  30. ^ a b Administrator (2016-09-27). "Pengertian dan Pelaksanaan Program Guru Pembelajar". SMKN 1 Padaherang (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-08. 
  31. ^ a b "GURU PEMBELAJAR. Perubahan Paradigma PKB. Sumarna Surapranata, PhD Direktorat Jenderal". 123dok.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-08. 
  32. ^ a b satuharapan.com, PT Satu Harapan Media |. "Anies Baswedan Luncurkan Program Guru Pembelajar - Satu Harapan". satuharapan.com. Diakses tanggal 2023-06-08. 
  33. ^ "KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D, NIP". 123dok.com. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  34. ^ Mendikbud Anies Baswedan "Menjadi Manusia Pembelajar", diakses tanggal 2023-06-15 
  35. ^ "Tunjangan Profesi Guru Tidak Dihapus". Official Website MTP Universitas Jambi -- (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-15. 
  36. ^ mediaindonesia.com. "Dana Profesi Guru Tersendat di Daerah". dpr.mediaindonesia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-15. 
  37. ^ BeritaSatu.com. "Kemdikbud Teken Nota Kesepahaman dengan Tiga Bank Untuk Salurkan TPG". beritasatu.com. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  38. ^ "JPNN". www.jpnn.com. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  39. ^ "Kemendikbud dan BRI Lakukan Kerja Sama Penyediaan Layanan Perbankan". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  40. ^ "Kemendikbud-Bank BJB Perpanjang Kerja Sama". Republika Online. 2015-07-28. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  41. ^ Media, Kompas Cyber (2015-07-28). "Dana Tunjangan 600.000 Guru di Jabar-Banten Disalurkan Lewat Bank BJB". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  42. ^ H, Clara Maria Tjandra Dewi (2015-11-21). "Menteri Anies Baswedan: Pekerjaan Guru Tak Bisa Dirupiahkan". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-15. 
  43. ^ Redaksi (2016-08-29). "Ayu Sriwahyuni, Guru Berdedikasi Untuk Pendidikan Suku Orang Rimba". Majalah Sawit Indonesia Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-15. 
  44. ^ BeritaSatu.com. "34 Guru Berprestasi Raih Penghargaan Kemdikbud". beritasatu.com. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  45. ^ "PENGHARGAAN KEPADA DISDIK DEPOK OLEH DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN – Dinas Pendidikan Kota Depok" (dalam bahasa Inggris). 2017-03-09. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  46. ^ developer, medcom id (2015-11-25). "Setangkai Mawar Merah untuk Guru". medcom.id. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  47. ^ developer, mediaindonesia com. "2.806 Guru Garis Depan Menjadi CPNS". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2023-05-25. 
  48. ^ lpmpjateng (2016-04-27). "KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMBALI MELAKUKAN SELEKSI GURU GARIS DEPAN". BBPMP Jawa Tengah (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-08. 
  49. ^ developer, mediaindonesia com. "2.806 Guru Garis Depan Menjadi CPNS". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2023-06-08. 
  50. ^ "Gubernur Terima 40 "Guru Garis Depan" untuk Kaltara". BeritaKaltim.Co (dalam bahasa Inggris). 2017-06-19. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  51. ^ "Kabar UPI". kabar122.rssing.com. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  52. ^ Sancaya, Rengga. "Kemendikbud Gandeng 3 Bank untuk Layani Guru". detikfinance. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  53. ^ "Perhatian UT Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru Tak Pernah Pudar". Universitas Terbuka. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  54. ^ BeritaSatu.com. "Kemdikbud Sempurnakan Program Pendidikan Keahlian Ganda". beritasatu.com. Diakses tanggal 2023-05-25. 
  55. ^ "Kemendikbud Butuh Guru Produktif untuk SMK Keahlian". Republika Online. 2017-04-27. Diakses tanggal 2023-06-25. 
  56. ^ "Memberdayakan Lsp P2 Kemendikbud Sebagai Tempat Peningkatan Kemampuan Guru Produktif – Widyasari Press". widyasari-press.com. Diakses tanggal 2023-06-25. 
  57. ^ admin (2016-12-02). "Kemendikbud Adakan Program Keahlihan Ganda PPPPTK BOE Malang Ikut Berperan Aktif". Suara Indonesia News. Diakses tanggal 2023-06-25. 
  58. ^ Stiadi, Elwan; Putra, Ari (2023-03-05). "Workshop Penulisan Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah". Journal of Community Empowerment. 1 (1): 24–30. doi:10.33369/jacom.v1i1.26784. ISSN 2986-6634. 
  59. ^ "Memuliakan Guru Melalui Program #BalasBudiGuru - Semua Halaman - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  60. ^ "Memuliakan Guru Melalui Program #BalasBudiGuru - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  61. ^ "Masuk Facebook". Facebook. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  62. ^ Mediatama, PT Sisnet. "Garuda Indonesia dan Kemendikbud Luncurkan Program Cara Membalas Jasa dan Budi Guru". www.beritahukum.com. Diakses tanggal 2023-06-16. 
  63. ^ "2nd International Policy Dialogue Forum - Final Report". Teacher Task Force (dalam bahasa Inggris). 2020-04-08. Diakses tanggal 2023-06-27. 
  64. ^ antaranews.com (2008-10-30). "Penerima Piala Citra Pelayanan Prima 2008". Antara News. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  65. ^ Surapranata 1955, Sumarna (2004). Penilaian portofolio implementasi kurikulum 2004 (edisi ke-Cet.1). Remaja Rosda Karya. ISBN 978-979-692-314-4. 
  66. ^ "Author Search Results". onesearch.id. Diakses tanggal 2023-06-17. 
  67. ^ "Analisis, validitas, reliabilitas, dan interpretasi hasil tes : Implementasi kurikulum 2004 / penulis, Sumarna Surapranata | OPAC Perpustakaan Nasional RI". opac.perpusnas.go.id. Diakses tanggal 2023-06-17. 
  68. ^ "Profil Hamid Muhammad, M.Sc. Ph.D – FIP UNJ" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-22. 
  69. ^ a b "SUMARNA SURAPRANATA, Ph.D : Akhir yang tak berakhir". SUMARNA SURAPRANATA, Ph.D. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  70. ^ "Kaharman, S.Pd., Gr.: SUMARNA SURAPRANATA, Ph.D : Akhir yang tak berakhir". Kaharman, S.Pd., Gr. 2017-08-16. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  71. ^ "Dirjen Guru Mengundurkan Diri. Pilih Tekuni Hobby Masak". CipaseRa.com. Diakses tanggal 2023-06-13. 
  72. ^ developer, mediaindonesia com. "Sumarna Surapranata Tekuni Hobi Kuliner". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2023-06-13. 
  73. ^ Indonesia, Media (2017-08-12). "Sumarna Surapranata Tekuni Hobi Kuliner". KASKUS. Diakses tanggal 2023-06-13. 
  74. ^ "Pranata, Ahli Masak yang tak Mau Dipanggil 'Chef'". Republika Online. 2015-11-13. Diakses tanggal 2023-06-13. 
  75. ^ Pratomo, Bagas (2021-11-26). "Begawan Perkebunan Soedjai Kartasasmita 95 Tahun, Hobi Fotografi untuk Perluas Pergaulan - Smol Id". Begawan Perkebunan Soedjai Kartasasmita 95 Tahun, Hobi Fotografi untuk Perluas Pergaulan - Smol Id. Diakses tanggal 2023-06-22. 
  76. ^ "Kusdinar Moesa Kartasasmita (kmoesakartasasmita) - Profile". Pinterest. Diakses tanggal 2023-06-22. 
  77. ^ "Museum Perkebunan Pertama Diresmikan Gubsu Tengku Erry Nuradi". sumutprov.go.id. Diakses tanggal 2023-06-22. 
  78. ^ REDAKSI (2021-11-25). "Sawit Indonesia Serahkan Penghargaan 110 Tokoh Sawit Indonesia". Majalah HORTUS Archipelago (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-22. 
  79. ^ Marah;, Agus S. Leonardus; Arbain Rambey; Dwi Marianto; Risman (2008). Soedjai Kartasasmita Di Belantara Fotografi Indonesia (dalam bahasa Indonesia). BP ISI Yogyakarta. ISBN 978-979-8242-17-5. 
  80. ^ https://www.facebook.com/tribun.maluku (2018-07-15). "90 Tenaga Asesor Ikut Pelatihan Re-Sertifikasi". Diakses tanggal 2023-06-15. 
  81. ^ "Kuliah Tamu bersama Sumarna Surapranata, M.S., Ph.D. Tahun 2021 – Program Studi Pendidikan Fisika". 2021-11-19. Diakses tanggal 2023-06-15. 
  82. ^ "Visi – Program Studi Pendidikan Fisika". Diakses tanggal 2023-06-15.