Sungai Tarab, Sungai Tarab, Tanah Datar

nagari di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat

Sungai Tarab (Sungai Tarok) merupakan salah satu nagari yang sekaligus menjadi nama kecamatan yaitu kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari ini terletak di dekat Batusangkar, ibu kota dari kabupaten Tanah Datar. Nagari Sungai Tarab memiliki luas wilayah sekitar 12,96 km².

Sungai Tarab
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenTanah Datar
KecamatanSungai Tarab
Kode Kemendagri13.04.08.2002
Luas12,96 km²
Jumlah penduduk10.709 jiwa
Situs websungaitarab.desa.id

Dalam tambo pada nagari ini dikenal dengan tempat kedudukan salah seorang dari Basa Ampek Balai (Empat Menteri Utama) yaitu yang dikenal dengan sebutan Bandaro di Sungai Tarab, dan juga termasuk ke dalam Langgam Nan Tujuah yaitu Pamuncak Koto Piliang.[1]

Geografis sunting

Secara geografis Nagari Sungai Tarab memiliki batas-batas:

  1. Sebelah Utara dengan Nagari Pasia Laweh
  2. Sebelah Selatan dengan Nagari Simpuruik
  3. Sebelah Barat dengan Nagari Koto Tuo
  4. Sebelah Timur dengan Nagari Sungayang

Nagari Sungai Tarab menghampar landai mengikuti kemiringan Gunung Marapi. Keadaan seperti ini memberi peluang bagi berkembangnya pertanian. Sumber air yang berada di pinggang Gunung Merapi dengan mudah mengalir ke mana-mana mengairi sawah penduduk. Sehingga dari dulu sampai sekarang Sungai Tarab merupakan gudang beras di Kabupaten Tanah Datar. Nagari Sungai Tarab berjarak sekitar 4 km arah ke Utara Kota Batusangkar.

Sistem Administratif Nagari sunting

Sejalan dengan langkah pemerintah dalam memberdayakan nagari, dimana selanjutnya membagi nagari menjadi beberapa jorong, dan Nagari Sungai Tarab terbagi dalam empat jorong yaitu:

  1. Jorong Koto Hiliang
  2. Jorong Koto Panjang
  3. Jorong Sungai Tarab
  4. Jorong Tigo Batua

Dalam sistem pemerintahan nagari, berikutnya dalam nagari dibagi atas beberapa jorong, dimana pada jorong Koto Panjang dan Koto Hiliang memiliki susunan penghulu yang berbeda dengan dua Jorong terakhir (Sungai Tarab dan Tigo Batua), dan pada jorong Sungai Tarab memiliki 5 (lima) suku dan jorong Tigo Batua memiliki 3 (tiga) suku, maka kedua kawasan ini kemudian disebut juga sebagai kawasan Salapan Batua.

Jorong sunting

Selanjutnya masing-masing jorong tersebut mempunyai luas wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah suku serta penghulu pucuk sebagai berikut:

Nama jorong Luas Jumlah penduduk Jumlah suku Susunan penghulu
Koto Hiliang - - Koto ( Dt. Bagindo Said), Piliang (Dt. Rangkayo Bungsu), Chaniago (Dt. Gadang Jolelo), Bendang (Dt. Paduko Momin) Pucuk, malin, manti dan dubalang
Koto Panjang - lk. 222 jiwa Jambak-Picancang (Dt. Intan Bano dan Dt. Pangulu Gagah), Kutianyia-Banuhampu (tidak ada), Piliang-Payobada (Dt. Paduko Labiah dan Dt. Gadang Jolelo), Melayu-Mandahiliang (Dt. Mantiko Dirajo dan Dt. Paduko Tuan) Pucuk, malin, manti dan dubalang
Sungai Tarab 630 Ha lk. 5624 jiwa Piliang Sani (Dt. Rajo Mangkuto), Piliang Laweh (Dt. Majo Indo), Mandahiliang (Dt. Tan Mani), Bendang (Dt. Rajo Pangulu), Bodi (Dt. Tanaro) Penghulu pucuk, penghulu suku adat, penghulu bua paruik dan penghulu andiko
Tigo Batua 464 Ha lk 700 jiwa Suku Bendang (Dt. Simarajo), Suku Piliang (Dt. Rajo Malano), Suku Nan Anam (Dt. Rajo Pangulu) Penghulu pucuk, penghulu suku adat, penghulu bua paruik dan penghulu andiko


Referensi sunting

  1. ^ Batuah, A. Dt. & Madjoindo, A. Dt., (1959), Tambo Minangkabau dan Adatnya, Jakarta: Balai Pustaka.

Pranala luar sunting