Surjan

busana tradisional khas etnis Jawa bagi lelaki

Surjan (bahasa Jawa: ꦱꦸꦂꦗꦤ꧀) adalah busana atas resmi adat Jawa untuk pria yang merupakan hasil karya Sunan Kalijaga. Bahan dasar surjan terutama adalah kain tenun Lurik, meskipun dapat pula bahan bermotif bunga ataupun kain berwarna polos. Sunan Kalijaga beranggapan terjadinya ketimpangan sosial pada masyarakat Majapahit karena kasta bawah tidak mengenakan pakaian atasan sehingga dibuatlah atasan yang juga untuk menutup aurat.

Tiga laki-laki memakai surjan (pertama, kedua dan ketiga dari kiri)
Pakaian surjan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "Surjan" berarti baju jas laki-laki khas Jawa berkerah tegak; berlengan panjang, terbuat dari bahan lurik atau cita berkembang.[1]

Meski yang banyak diketahui masyarakat luas hanya satu jenis surjan saja, yaitu surjan lurik; sebenarnya surjan memiliki beberapa jenis lain. Di antaranya adalah:

  1. Surjan lurik, disebut surjan lurik karena surjan ini memiliki motif lurik (garis-garis).
  2. Surjan ontrokusuma, surjan ini memiliki motif bunga (kusuma). Diperuntukkan bagi para bangsawan, biasanya surjan ontrokusuma terbuat dari kain sutra bermotif bunga sebagai hiasan.[2]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Arti kata surjan". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 6 Juli 2020. 
  2. ^ "Baju Surjan, Pakaian Adat yang Penuh Filosofi - DewiSundari.com". Dewi Sundari (dalam bahasa Inggris). 2017-03-27. Diakses tanggal 2019-03-07.