Tahu Tempe
Tahu Tempe (atau Hanja Ada Satu.....) adalah album kedua dari penyanyi Oslan Husein, Pembuatannya dibantu oleh orkes Widjaja Kusuma pimpinan M. Jusuf. Album Tahu Tempe dirilis pada tahun 1964 dengan Irama sebagai label rekaman.
Tahu Tempe | ||||
---|---|---|---|---|
Album studio karya Oslan Husein | ||||
Dirilis | 1964[1] | |||
Genre | ||||
Durasi | 31:25 | |||
Label | Irama | |||
Kronologi Oslan Husein | ||||
|
Latar belakang
suntingSetelah keluarnya instruksi Manifesto Politik pada tahun 1959, musik-musik Barat seperti rock and roll dan cha-cha-chá mengalami pengecaman. Meski mengandung pengaruh-pengaruh dari aliran tersebut, Oslan Husein dalam album keduanya bersama dengan M. Jusuf memainkan berbagai lagu dengan tema utama yang menyinggung kehidupan rakyat jelata serta kaum buruh dan tentang pangan sehari-hari; tema kedua tersebut terinspirasi dari pidato Soekarno yang menyatakan bahwa "Indonesia dengan rakyatnya tidak akan lapar, karena Indonesia banyak makanan".[2]
Komposisi
suntingTema-tema seperti makanan pokok dan lauk-pauk diangkat pada album ini, seperti pada lagu "Sepiring Nasi", "Singkong Rebus" dan "Nasi Djagung". Lagu swanama "Tahu Tempe" menghadirkan Oslan Husein dengan lirik berbahasa Betawi,[3] sementara bahasa Sunda digunakan pada lagu "Sorangan Wae". Anak-anak juga menjadi subjek dari album,[2] seperti pada lagu "Anak Seniman" dan "Anakku Lekaslah Dewasa".
Secara musik, lagu-lagu pada album tersebut dipengaruhi oleh beragam genre musik Barat; lagu "Es Mambo" mempunyai irama cha-cha-chá, sementara lagu "Tahu Tempe" diisi dengan aneka instrumen luar negeri seperti glockenspiel, konga, marakas dan ukulele. Meski beberapa lagu seperti lagu "Lebaran" memiliki corak musik mambo, ketiadaan penggunaan alat musik tiup yang digantikan dengan harmoni vokal vibrato Oslan bersama paduan suara latar menciptakan kesan folk song atau lagu mars.[1]
Penerimaan
suntingBeberapa lagu dalam album tersebut telah menjadi tembang klasik; lagu "Lebaran" telah didaur ulang oleh berbagai musisi dan penyanyi seperti Dhea Ananda dan Gigi.[1] Lagu "Tahu Tempe" sempat kembali populer pada awal dekade 2010-an, ketika stasiun-stasiun radio dan televisi memutarkan lagu tersebut dalam liputan tentang kelangkaan kacang kedelai.[3] Lagu tentang keadaan pangan di Indonesia kemudian menginspirasi lagu "Bersuka Ria" yang ditulis oleh Soekarno pada tahun 1965.[1]
Daftar lagu
suntingSeluruh lagu ditulis oleh M. Jusuf, kecuali lagu ketujuh.
No. | Judul | Durasi |
---|---|---|
1. | "Es Mambo" | 2:17 |
2. | "Lebaran" | 2:34 |
3. | "Anak Seniman" | 3:23 |
4. | "Tahu Tempe" | 2:42 |
5. | "Sepiring Nasi" | 2:12 |
6. | "Sorangan Wae" | 2:37 |
No. | Judul | Durasi |
---|---|---|
7. | "Oh Mama" | 3:23 |
8. | "Sandang Pangan" | 2:17 |
9. | "Anakku Lekaslah Dewasa" | 3:12 |
10. | "Singkong Rebus" | 2:20 |
11. | "Nasi Djagung" (Nasi Jagung) | 2:18 |
12. | "Bis Kota" | 2:15 |
Referensi
sunting- ^ a b c d Rahman 2020, hlm. 296–298.
- ^ a b Nawas, Sjaiful (1964). Tahu Tempe. Oslan Husein. Jakarta: Irama. LPI. 175083.
- ^ a b "Lagu Jelata: Tahuu... Tempe..." Kompas.com. Jakarta: KG Media. 29 Juli 2012. Diakses tanggal 18 September 2024.
- Daftar pustaka
- Boer, Harlan; Resmadi, Idhar; Samack; Rahman, Taufiq; Nugroho, Wahyu (Juni–Juli 2020). Rahman, Taufiq; Gitomartoyo, Wening, ed. This Album Could Be Your Life: 50 Album Musik Terbaik Indonesia 1955–2015. Jakarta–Bandung: Elevation Books.
Pranala luar
sunting- Hanja Ada Satu..... (Tahu Tempe) di Discogs
- (Indonesia) Tahu Tempe di Irama Nusantara