Tanaman dagang adalah sebuah tanaman pertanian yang ditumbuhkan untuk dijual dan mendapatkan laba. Ini biasanya dijual oleh pihak-pihak yang terpisah dari sebuah kebun.[2] Istilah tersebut dipakai untuk membedakan tanaman yang diperdagangkan dari tanaman subsistensi, yang dipakai oleh penanamnya untuk dijadikan makanannya sendiri atau keluarga dari produsen tersebut. Pada masa-masa sebelumnya, tanaman dagang biasanya hanya meliputi bagian kecil (namun vital) dari seluruh ladang pada sebuah perkebunan, sementara pada masa sekarang, khususnya di negara-negara maju, hampir seluruh tanaman utamanya ditumbuhkan untuk pendapatan. Di negara-negara berkembang, tanaman dagang biasanya merupakan tanaman yang mendatangkan tawaran di negara-negara yang lebih maju, dan sehingga memiliki beberapa nilai ekspor.

Sebuah bola kapas. Kapas adalah tanaman dagang signifikan. Menurut Badan Kapas Nasional Amerika, pada 2014, Tiongkok merupakan negara penghasil kapas terbesar di dunia dengan sekitar 100,991,000 480-pound bola.[1] India meraih peringkat kedua dengan 42,185,000 480-pound bola.[1]

Harga untuk tanaman dagang besar ditentukan dalam pasar komoditas dengan cangkupan global, dengan beberapa ragam lokal (diistilahkan sebagai "dasar") berdasarkan pada bea cukai dan keseimbangan suplai dan tawaran lokal. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa sebuah negara, kawasan atau produsen individual yang menanam sebuah tanaman yang berharga rendah harus berganti menanam tanaman lainnya yang lebih dapat diterima di pasar global. Sistem ini dikritik oleh para petani tradisional. Kopi adalah contoh dari sebuah produk yang dianggap layak pada komoditas siginfikan yang mendatangkan beragam harga.[3][4]

Referensi sunting

  1. ^ a b USDA-Foreign Agriculture Service. "(Cotton) Production Ranking MY 2011". National Cotton Council of America. Diakses tanggal April 3, 2012.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  2. ^ "Ag 101: Crop Glossary". U.S. Environmental Protection Agency. September 10, 2009. Diakses tanggal April 4, 2012.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  3. ^ Ellis, Blake (September 10, 2010). "Coffee prices on the rise". CNN Money. Diakses tanggal April 3, 2012.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  4. ^ Galatola, Thomas (February 14, 2012). "Coffee Futures Fall to Lowest in 14 Months: Commodities at Close". Bloomberg News. Diakses tanggal April 3, 2012.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)

Pranala luar sunting