Tari Kayau

salah satu tarian di Indonesia

Tari Kayau adalah upacara adat yang dilakukan sebagai bentuk keberanian, kejantanan dan kekuasaan dalam melindungi keberadaan suku dari musuh, pada masyarakat Kalimantan Tengah khususnya Suku Dayak. Tidak semua orang bisa mengayau karena ada aturan dan syarat-syaratnya. Alat yang digunakan mandau; senjata tradisional Suku Dayak. Kayau atau mengayau memiliki arti arti memotong kepala musuh. Upacara mengayau merupakan simbol tanggung jawab sosial, nilai pendidikan dan bersifat untuk melindungi diri bukan kegiatan negatif.

Tarian Kayau diturunkan kali pertama oleh Urang Lindau Lendau Dibiau Takang Isang , seorang yang gagah berani pada zamannya. Ada tiga tahap dalam upacara mengayau.

Pertama, mengantar sesaji pada Bentang [rumah Suku Adat Dayak]. Kedua, turun Bentang, yaitu melakukan pengayauan pada kepala babi, dan yang terakhir adalah adalah memasuki Rumah Betang dengan bunyi-bunyian musik.Orang yang akan melakukan upacara mengayau harus mengikuti aturan diantaranya , bersih hati, berada dalam kelompok dan tidak terpencar, sesaji tidak boleh diambil atau dicuri. Kini, setiap upacara mengayau dimana awalnya kepala manusia menjadi persembahannya diganti dengan kepala babi.

Dalam upacara ini peralatan yang digunakan adalah tombak, perisai dan mandau, sedangkan peralatan lainnya adalah gong besar, kecil, dan sesaji.[1]

Rujukan sunting

  1. ^ Utami, Rizky,. Ensiklopedia tari-tarian Nusantara (edisi ke-Cetakan pertama). Margacinta, Bandung. hlm. 80–81. ISBN 9789796659869. OCLC 927620776.