Tari Padangulan

salah satu tarian di Indonesia

Tari Padangulan adalah sebuah tarian yang tergolong kreasi baru di Banyuwangi atau dalam istilah daerah disebut golongan tari angklung.[1] Bertemakan pergaulan muda-mudi pada waktu bulan purnama di pantai-pantai Banyuwangi adalah kebiasaan masyarakat Banyuwangi terutama yang berdiam disekitar pantai bila pada bulan purnama raya, beramai-ramai keluar rumah dan berjalan-jalan di pantai. Dari Peristiwa inilah tarian ini diciptakan.

Gerak dasar tarinya banyak mengambil unsur-unsur tari yang terdapat pada pertunjukan Gandrung, baik dari Penari Gandrungnya maupun pada pemajunya. di tarikan oleh anak laki-laki dan perempuan dengan perpasangan dan banyaknya pasangan tidak terbatas. Tari ini dipentaskan untuk sekolah-sekolah, resepsi, jamuan pada hari besar nasional dan sebagainya.

Tarian ini mulai dipopulerkan pada tahun 1964. Semula digarap oleh Wim Arimaya, salah seorang penari di daerah itu. Tetapi pada mulanya banyak mengambil unsur-unsur gerak tarian Melayu. Baru pada perkembangan terakhir banyak disempurnakan hingga mencapai bentuknya sekarang, oleh senima nseniman tari muda, antara lain Sumitro Hadi, penari muda yang cukup dikenal di daerah itu dewasa ini. Tarian ini mengunakan Iringannya musik tradisopnal yang dikenal sebagai gending Padangulan dan dilagukan dengan instrumen Angklung Blambangan (Angklung Dwilaras) lengkap dengan sinethem, saron, kendang, kempul, gong dan biola, semuanya dalam laras slendro menurut sistem nada Banyuwangi.

Referensi sunting

  1. ^ "Ensiklopedia Tari Indonesia Seri P-J" (PDF). Repositori Kemdikbud. 1986. Diakses tanggal 22/09/2019.