Tasuku Honjo

dokter asal Jepang

Tasuku Honjo (本庶 佑, Honjo Tasuku, lahir 27 Januari 1942)[1] adalah seorang ahli imunologi Jepang dan pemenang Hadiah Nobel yang terkenal karena risetnya dalam mengidentifikasi protein kematian sel terprogram (PD-1).[2] Dia juga dikenal karena identifikasi molekul sitokin: IL-4 dan IL-5,[3] serta penemuan proses AID yang sang memengaruhi proses pengalihan kelas antibodi dan hipermutasi somatik.[4] Tasuku Honjo bersama James P. Allison[5] melakukan penemuan terapi kanker dengan menghambat kekebalan negatif. Menurut The New York Times,[6] penemuan mereka ini telah menghadirkan jenis obat yang benar-benar baru dan memberikan keringanan permanen untuk pasien yang kehabisan pilihan.[7] Terapi kanker yang ditemukan keduanya, menarget protein yang dihasilkan oleh beberapa sel-sel sistem kekebalan tubuh dan juga beberapa sel kanker. James P. Allison meneliti sejumlah protein yang berfungsi sebagai rem pada sistem kekebalan tubuh. Ia mengenali potensi untuk memacu sel kekebalan tubuh agar menyerang tumor, jika berhasil melepas rem tersebut. Sementara Tasuku Honjo secara terpisah juga menemukan adanya protein lain yang juga berfungsi serupa, seperti rem pada sistem kekebalan tubuh, namun dengan mekanisme berbeda.[8]

Tasuku Honjo
Nama asal本庶 佑
Lahir27 Januari 1942 (umur 82)
Kyoto, Jepang
PendidikanUniversitas Kyoto (BS, MD, PhD)
Dikenal atasKelas rekombinasi saklar
IL-4, IL-5, AID
Imunoterapi kanker
PD-1
PenghargaanHadiah Kekaisaran (1996)
Hadiah Koch (2012)
Nobel Fisiologi atau Kedokteran (2018)
Karier ilmiah
BidangImunology Molekuler
InstitusiUniversitas Kyoto
Pembimbing doktoralYasutomi Nishizuka
Osamu Hayaishi
Mahasiswa ternamaShizuo Akira

Terapi ini dirancang untuk menghilangkan "jeda" protein agar membuat sistem kekebalan tubuh lebih cepat bekerja melawan kanker. Atas temuan mereka yang brilian, keduanya mendapat hadial sembilan juta kronor atau sekitar Rp 15 miliar.[9]

Penghargaan sunting

  • 1981 - Penghargaan Noguchi Hideyo-Memorial untuk Kedokteran[10]
  • 1981 - Hadiah Asahi[11]
  • 1984 - Hadiah Kihara, Masyarakat Genetika Jepang[12]
  • 1984 - Hadiah Sains Osaka[12]
  • 1985 - Hadiah Erwin von Baelz[12]
  • 1988 - Hadiah Medis Takeda[10]
  • 1992 - Hadiah Behring-Kitasato[12]
  • 1993 - Hadiah Uehara[10]
  • 1996 - Hadiah Kekaisaran Akademi Jepang[13]
  • 2000 - Person of Cultural Merit[14]
  • 2001 - Asing Asosiasi Akademi Sains Nasional AS[12]
  • 2012 - Hadiah Robert Koch[10]
  • 2013 - Order of Culture[10]
  • 2014 - Penghargaan William B. Coley[10]
  • 2015 - Penghargaan Richard V. Smalley, MD Memorial[10]
  • 2016 - Hadiah Kyoto[10]
  • 2016 - Hadiah Ilmu Kedokteran Keio[15]
  • 2016 - Hadiah Sains Fudan-Zhongzhi[16]
  • 2016 - Thomson Reuters Cate Laureates[17]
  • 2017 - Hadiah Yayasan Warren Alpert[18]
  • 2018 - Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran[1]

Rujukan sunting

  1. ^ a b "Tasuku Honjo – Facts – 2018". NobelPrize.org. Nobel Media AB. 1 October 2018. Diakses tanggal 5 October 2018. 
  2. ^ Ishida, Y.; Agata, Y.; Shibahara, K.; Honjo, T. (1992). "Induced expression of PD-1, a novel member of the immunoglobulin gene superfamily, upon programmed cell death". The EMBO Journal. Wiley. 11 (11): 3887–3895. doi:10.1002/j.1460-2075.1992.tb05481.x. ISSN 0261-4189. PMC 556898 . PMID 1396582. 
  3. ^ Kumanogoh, Atsushi; Ogata, Masato (2010-03-25). "The study of cytokines by Japanese researchers: a historical perspective". International Immunology. 22 (5): 341–345. doi:10.1093/intimm/dxq022. ISSN 0953-8178. PMID 20338911. Diakses tanggal 2018-10-01. 
  4. ^ "Robert Koch Stiftung - Christine Goffinet". www.robert-koch-stiftung.de. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-21. Diakses tanggal 2019-04-20. 
  5. ^ "James P. Allison | Biography & Immune Checkpoint Therapy". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-22. 
  6. ^ Grady, Denise (2018-10-01). "2018 Nobel Prize in Medicine Awarded to 2 Cancer Immunotherapy Researchers". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2019-11-22. 
  7. ^ "Uang Nobel untuk James Allison & Tasuku Honjo: Imunoterapi Kanker". Tirto.id. Diakses tanggal 2019-11-22. 
  8. ^ Welle (www.dw.com), Deutsche. "Nobel Kedokteran Untuk Riset Revolusioner Terapi Kanker | DW | 01.10.2018". DW.COM. Diakses tanggal 2019-11-22. 
  9. ^ Putri, Gloria Setyvani. Putri, Gloria Setyvani, ed. "Terobosan Terapi Kanker, 2 Imunolog Sabet Penghargaan Nobel Kedokteran". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-11-22. 
  10. ^ a b c d e f g h "Kyoto Prize, Inamori Foundation". Kyoto Prize, Inamori Foundation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-20. 
  11. ^ Company, The Asahi Shimbun. "The Asahi Shimbun Company | The Asahi Prize - English Information". www.asahi.com (dalam bahasa Jepang). Diakses tanggal 2019-04-20. 
  12. ^ a b c d e "Tasuku Honjo CV & Selected Publications". www2.mfour.med.kyoto-u.ac.jp (dalam bahasa Jepang). Diakses tanggal 2019-04-20. 
  13. ^ "The Imperial Prize,Japan Academy Prize,Duke of Edinburgh Prize Recipients | The Japan Academy". www.japan-acad.go.jp. Diakses tanggal 2019-04-20. 
  14. ^ "Prizewinners". 大阪大学. Diakses tanggal 2019-04-20. 
  15. ^ "慶應義塾医学振興基金". www.ms-fund.keio.ac.jp. Diakses tanggal 2019-04-20. 
  16. ^ "Salinan arsip". fdsif.fudan.edu.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-19. Diakses tanggal 2019-04-20. 
  17. ^ "Tasuku Honjo". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2019-04-18. 
  18. ^ "Prize Recipients | Warren Alpert Foundation Prize". warrenalpert.org. Diakses tanggal 2019-04-20. 

Pranala luar sunting