Tatianos

Penulis dan teolog Kristen Asyur abad ke-2 M
(Dialihkan dari Tatian)

Tatianos (bahasa Suryani: ܛܛܝܢܘܣ, translit. Ṭṭynws; bahasa Yunani Koine: Τατιανός, translit. Tatianós; hidup ~120–180 M) adalah seorang Kristen dari Asyur pada abad ke-2 M, yang juga menjadi salah satu penulis dan teolog awal.[1][2][3][4] Karya Tatianos yang paling terkenal adalah Diatessaron, suatu parafrase Alkitab, atau "harmoni", dari empat Injil menjadi satu, yang dipakai sebagai teks standar untuk keempat Injil tersebut pada gereja-gereja berbahasa Suryani sampai abad ke-5 M, yaitu ketika Pesyita diterbitkan dengan empat Injil terpisah.[5]

Riwayat hidup

sunting

Tidak banyak diketahui mengenai tanggal dan tempat lahirnya, kecuali apa yang ditulisnya dalam karyanya Oratio ad Graecos, bab xlii (Ante-Nicene Fathers, ii. 81–82): bahwa ia dilahirkan di "tanah orang Asyur". Menurut konsensus para pakar, ia meninggal sekitar tahun 185 M, kemungkinan di provinsi (Romawi) Assyria.

Ia datang ke kota Roma, dan tinggal beberapa waktu lamanya. Tampaknya di sinilah ia pertama kalinya menjumpai kekristenan. Menurutnya, kemuakannya pada praktik kultis pagan yang membuatnya meluangkan banyak pikiran mengenai problema agamawi. Dari Perjanjian Lama, ia diyakinkan mengenai ketidakmasukakalan paganisme. Ia menganut agama Kristen dan menjadi murid Justin Martyr. Pada masa itu filsuf-filsuf Kristen sedang bertarung melawan para filsuf Yunani yang dikenal sebagai "sophists". Seperti Justin, ia membuka sekolah Kristen di Roma. Tidak diketahui berapa lama ia bekerja tanpa gangguan di kota itu.

Setelah meninggalnya Justin pada tahun 165 M, kehidupan Tatianos menjadi kurang jelas. Irenaeus mencatat (Haer., I., xxvlii. 1, Ante-Nicene Fathers, i. 353) bahwa setelah kematian Justin, Tatianos diusir dari gereja karena pandangan asketisisme "Enkratitik" (Eusebius menulis bahwa Tatianos mendirikan sekte Enkratitik) dan karena menjadi pengikut aliran gnostikisme pimpinan Valentinius. Yang jelas, Tatianos meninggalkan Roma, mungkin tinggal sementara waktu di Yunani atau Aleksandria di Mesir, di mana ia mengajari Klemens dari Aleksandria. Epifanius menyampaikan bahwa Tatianos mendirikan sebuah sekolah di Mesopotamia, yang pengaruhnya mencapai Antiokhia di Suriah, dan terasa di daerah Kilikia, terutama di Pisidia.

Karakter asketik orang Kristen Suriah yang lahir pada zaman Aphraates tidak ditekankan oleh Tatianos, tetapi mempunyai akar yang jauh lebih dalam. Perkembangan awal gereja Suriah menghasilkan sebuah komentari mengenai sikap Tatianos dalam kehidupan praktis, antara lain untuk persyaratan baptisan Aphraates di mana diambil sumpah orang yang akan dibaptis (catechumen) untuk hidup selibat (tidak kawin). Hal ini menunjukkan kokohnya pandangan Tatianos di Suriah, dan mendukung berita-berita bahwa Tatianos adalah misionaris bagi negara-negara di sekitar sungat Efrat.

Tulisan

sunting

Karyanya Oratio ad Graecos ("Pidato kepada orang-orang Yunani") mencela paganisme sebagai tidak berharga, dan memuji kemasukakalan dan kekunoan Kekristenan. Pada zaman seawal Eusebius, Tatianos dipuji karena diskusinya mengenai kekunoan Musa dan legislasi Yahudi, dan karena bagian kronologi ini, Oratio ini umumnya tidak dicela.

Karya utama lainnya adalah Diatessaron, suatu "harmoni" atau sintesis dari empat Injil dalam Perjanjian Baru menjadi satu kombinasi naratif mengenai kehidupan Yesus. Efrem dari Siria merujuknya sebagai Evangelion da Mehallete ("Injil Campuran"), dan dalam praktiknya satu-satunya naskah Injil yang dipakai di Suriah selama abad ke-3 dan ke-4 M.

Pada abad ke-5 Diatessaron diganti dengan penggunaan empat Injil yang asli di gereja-gereja Suriah. Rabbula, uskup Edessa, Mesopotamia, memerintahkan para imam dan diaken untuk memeriksa agar setiap gereja memiliki sebuah salinan dari "Injil-injil yang terpisah" (Evangelion da Mepharreshe), dan Theodoret, uskup Cyrus, membuang lebih dari 200 salinan Diatessaron dari gereja-gereja di diosesnya.

Sejumlah turunan (recension) Diatessaron juga tersedia. Yang paling tua, sebagaian dari turunan ritus Timur (Eastern family of recensions), terpelihara dalam Komentari Ephraim mengenai karya Tatianos, dan Komentari ini juga terpelihara dalam dua versi: sebuah terjemahan bahasa Armenia yang terawetkan dalam dua salinan, serta sebuah salinan naskah asli Ephraem dalam bahasa Suryani dari akhir abad ke-5/awal abad ke-6 M, yang telah disunting oleh Louis Lelow (Paris, 1966). Terjemahan-terjemahan lain termasuk dalam bahasa Arab, Persia, dan Georgia kuno. Sebuah fragmen naratif mengenai Minggu Sengsara Kristus ditemukan dalam reruntuhan Dura-Europos pada tahun 1933 mulanya dianggap dari Diatessaron, tetapi sekarang dinyatakan tidak berhubungan langsung dengan karya Tatianos. Sebuah tulisan yang hilang, berjudul On Perfection according to the Doctrine of the Savior ("Hal kesempurnaan menurut doktrin Juruselamat"), memuat pandangan Tatianos bahwa perkawinan merupakan lambang ikatan daging dengan dunia yang dapat binasa dan menganggap "penciptaan" perkawinan adalah dari Iblis. Ia membedakan manusia lama dan manusia baru; manusia lama adalah hukum, manusia baru adalah Injil. Tulisan-tulisan lain yang hilang termasuk karya yang ditulis sebelum Oratio ad Graecos yang membandingkan hakikat manusia dengan hakikat binatang, dan sebuah Problematon biblion yang bertujuan menunjukkan kompilasi perkataan-perkataan Kitab Suci yang tidak jelas asalnya.

Teologi

sunting

Permulaan teologi Tatianos adalah monoteisme yang kaku sebagai sumber kehidupan moral. Asalnya jiwa manusia memiliki iman kepada satu Allah, tetapi hilang dengan kejatuhan dalam dosa. Akibatnya manusia terbenam dalam kekuasaan roh jahat (demon) menjadi kesalahan politeisme yang menjijikkan. Dengan iman monoteistik jiwa manusia diselamatkan dari dunia materi dan kekuasaan demon, serta dipersatukan dengan Allah. Allah adalah roh (pneuma), tetapi bukan pneuma fisik maupun stoik, karena Ia adalah sendirian sebelum penciptaan, tetapi telah memiliki secara potensial di dalam diri-Nya seluruh penciptaan itu. Beberapa pakar menganggap teologi penciptaan Tatianos sebagai permulaan pengajaran "ex nihilo" (penciptaan dari "ketiadaan").[6]

Sarana penciptaan adalah "logika dinamik" (dynamis logike; "kekuatan yang dinyatakan dalam kata-kata"). Pada awalnya yang keluar dari Allah adalah Firman, yang sudah ada sejak semula, untuk menghasilkan dunia dengan menciptakan materi dari mana seluruh penciptaan akan dihasilkan. Penciptaan itu dipenetrasi oleh pneuma hylikon, "roh dunia," yang menjadi biasa bagi malaikat, bintang-bintang, manusia, binatang dan tumbuhan. Spirit dunia ini lebih rendah dari pneuma ilahi, dan menjadi psyche atau "jiwa" ("soul") dalam manusia, sehingga pada sisi material dan dalam jiwanya manusia tidak berbeda secara esensial dari binatang; meskipun pada saat yang sama ia dipanggil kepada persekutuan unik dengan roh ilahi, yang mengangkatnya di atas semua binatang. Roh ini adalah gambar Allah pada manusia, dan menjadi penyebab kekekalan manusia.

Anak sulung roh ini jatuh, dan menyebabkan yang lain ikut jatuh, sehingga dari sini asalnya demon (roh-roh jahat). Kejatuhnan roh dibawa oleh keinginannya untuk memisahkan manusia dari Allah, supaya ia tidak melayani Allah, melainkan roh-roh jahat itu. Namun, manusia akibat kejatuhan ini kehilangan harkat berkatnya dan jiwanya ditinggalkan oleh roh ilahi, dan terggelam ke dalam bulatan materi (material sphere), di mana hanya sisa-sisa Allah yang pudar masih hidup.

Karena manusia jatuh dengan kebebasan, maka dengan kebebasan ia dapat kembali kepada Allah. Roh menyatukan jiwa-jiwa orang-orang yang hidup saleh; melalui para nabi Ia mengingatkan manusia akan gambar Allah yang hilang. Meskipun Tatianos tidak menyebut nama Yesus, doktrin keselamatannya menjelma dalam Kristologinya.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Ryland, J. E. "Introductory Note To Tatian the Assyrian". earlychristianwritings.com. 
  2. ^ "Tatian, Address, 42", Ante-Nicene Fathers, 2: 81–82 
  3. ^ "ANF02. Fathers of the Second Century: Hermas, Tatian, Athenagoras, Theophilus, and Clement of Alexandria (Entire)". Christian Classics Ethereal Library. 
  4. ^ The Origins and Emergence of the Church in Edessa during the First Two Centuries A.D. Author(s): L. W. Barnard Source: Vigiliae Christianae, Vol. 22, No. 3 (Sep., 1968), pp. 161-175.
  5. ^ Cross, F. L., ed. The Oxford Dictionary of the Christian Church. New York: Oxford University Press. 2005, articles Diatessaron and Peshitta
  6. ^ {{ Edwin Hatch, The Influence of Greek Ideas and Usages upon the Christian Church, 195–196. The basis of the theory [ex nihilo] was Platonic, though some of the terms were borrowed from both Aristotle and the Stoics. It became itself the basis for the theory which ultimately prevailed in the Church. The transition appears in Tatian [ca. 170 A.D.]}}

Pustaka tambahan

sunting
  • Petersen, W. The Diatessaron and Ephrem of Syrus as Sources of Romanos the Melodist (Tournout, Peeters, 1985) (CSCO 475 [Subsidia 74]).
  • Neymeyr, U. Die christliche Lehrer im zweiten Jahrhundert. Ihre Lehrtätigkeit, ihr Selbsverständnis und ihre Geschichte (Leiden, 1989) (Vigiliae Christianae. Supplements, 4), 182-194.
  • Petersen, W. Tatian's Diatessaron: Its Creation, Dissemination, Significance and History in Scholarship (Leiden, Brill, 1994).
  • Hunt, E. J. Christianity in the 2nd Century: The Case of Tatian (London, Routledge, 2003).
  • Gaca, K. L. "Driving Aphrodite from the World: Tatian and His Encratite Argument," in Eadem, The Making of Fornication: Eros, Ethics, and Political Reform in Greek Philosophy and Early Christianity (Berkeley, University of California Press, 2003), 221-246.
  • Petersen, W. L. "Tatian the Assyrian," in Antti Marjanen and Petri Luomanen (eds), A Companion to Second-Century Christian “Heretics” (Leiden: Brill, 2005), 125-158.
  • Harris, J. R. "The First Tatian Reading in the Greek New Testament," in Idem, New Testament Autographs and Other Essays (Sheffield: Sheffield Phoenix, 2006) (New Testament Monographs, 7).
  • Zola, N. J. Tatian's Diatessaron and the Passion Chronology. M.A. diss., Abilene Christian University, 2009, 177 pp., #050-0171.

Pranala luar

sunting