Tebing Citatah
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Maret 2016. |
Tebing Citatah adalah sebuah kawasan tebing yang terletak di kawasan Desa Citatah di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di 5 km sebelah barat Padalarang. Tebing ini dapat dilewati oleh pengendara yang memasuki kota Bandung dari arah Cianjur, Bogor, atau Jakarta via rute Rajamandala. Dengan morfologi kawasan yang berbukit dan terbentuk sebagian besar dari kapur, sehingga Citatah terlihat berbeda dengan bukit – bukit pada umumnya. Citatah pernah menjadi bahan perbincangan di berbagai media lokal dan nasional, setelah KRBC ( Kelompok Riset Cekungan Bandung ) melakukan kajian terhadap kawasan ini. Sebagian penemuan KRBC yang fenomenal yaitu ditemukannya situs purba di Gua Pawon pada 9 Desember 2000 yang untuk pertama kalinya di Goa Pawon, Pasir Pawon, Kars Citatah, antara lain berupa alat–alat batu dan tulang, gerabah, sisa tulang, dan gigi binatang.[1]
Citatah adalah daerah pertambangan kapur yang sangat produktif. Pertambangan ini sudah berlangsung sejak pertengahan abad ke–19 dan terus berlangsung hingga kini. Tentu saja, dulu belum seaktif sekarang yang sudah menggunakan alat canggih dan dinamit untuk meledakkan bagian bukit yang mengandung gamping yang berdampak buruk terhadap kawasan Citatah sendiri. Citatah memiliki tiga tebing yaitu Tebing Citatah 48, Tebing Citatah 90 dan Tebing Citatah 125.
Tebing Citatah 48
suntingTebing Citatah 48 terletak di Jl. Pamucatan Raya, Bandung, Jawa Barat. Tebing ini merupakan tebing yang berada di bawah pengawasan Kopassus, sehingga apabila akan melakukan pemanjatan diperlukan izin kepada Kopassus terlebih dahulu. Tebing ini memiliki ketinggian sekitar 40–50 meter sehingga di sebut tebing Citatah 48. Tebing ini memiliki nama resmi Gunung Manik tapi lebih sering disebut Citatah 48. Tebing ini memiliki jenis Batuan Karst atau kapur. Tebing ini memiliki sekitar 25 jalur pemanjatan dengan kesulitan yang berbeda.[2]
Tebing Citatah 48 memiliki ciri khas yang membedakan dengan tebing lainnya yaitu dengan terdapatnya sebuah tugu berbentuk pisau belati yang menancap tepat berada di puncak tebing. Tugu Pisau belati raksasa ini menjadi ciri khas yang sangat mencolok.[3] Untuk memakai tempat ini harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Pusat Pendidikan Latihan Pasukan Khusus atau Pusdipassus yang berada di Batu Jajar, Bandung Barat. Surat izin kegiatan harus diajukan jauh hari sebelumnya, kurang lebih sekitar 1 bulan karena akan melalui proses yang lama.[4] untuk ke Tebing Citatah 48, diperlukan perjalanan kurang lebih 15 menit dari Tebing Citatah 125.[5]
Tebing Citatah 90
suntingTebing Citatah 90 juga terletak di daerah Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Tebing ini memiliki jenis batuan karst atau kapur dengan ketinggian sekitar 90 meter dari permukaan tanah. Seperti tebing Citatah – 125 dan Citatah – 48, Tebing ini terletak di daerah sekitar pabrik penambangan batu karst. Tebing Citatah 90 memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibanding Tebing yang lain. Tebing yang memiliki nama resmi Gunung Pabeasa ini memiliki sekitar 4 – 5 jalur pemanjatan yang biasa dipakai[2] dan Tebing Citatah 90 memiliki permukaan yang cenderung rapuh[6]
Tebing Citatah 125
suntingTebing Citatah 125 terletak pada Gunung kapur yang tertinggi di daerah Citatah, yaitu Gunung Singgalang, yang memiliki ketinggian tebing 125 meter sehingga disebut Tebing Citatah 125. Kawasan Tebing Citatah 125 ini menjadi pusat pendidikan untuk sekolah panjat tebing yang ada di Bandung[3] maupun Jabodetabek. Lokasinya sangat mudah dijangkau, karena terletak tidak jauh dari jalan raya Bandung – Cianjur. Secara administrasi, tebing ini tepatnya berlokasi di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Sama seperti tebing lainnya di kawasan ini yang penamaannya diikuti dengan angka di belakangnya.[7]
Tebing Citatah 125 merupakan tebing dari Batuan Andesit dan Batuan Marmer, tingkat kesulitan dapat terbagi berdasar kelasnya, mulai dari tingkat normal sampai yang tersulit. Jalur pemanjatan banyak tesedia, sehingga bagi para pemanjat tinggal memilih jalur pemanjatan yang akan digunakannya, ada Jalur Hanoman dan Jalur Elang, kedua jalur ini memiliki karakteristik yang berbeda. Tebing Citatah 125 sering dijadikan tempat untuk latihan dari berbagai kalangan, mulai dari yang pemula sampai professional.[8] Tebing ini adalah tempat paling populer dibanding batuan tegak lain yang ada di kawasan Citatah karena karakteristik jalur pemanjatan tebing ini sangat beragam, sehingga sangat cocok untuk kegiatan pendidikan pengenalan panjat tebing.
Akses ke Lokasi
suntingUntuk menuju ke lokasi Tebing Citatah yang terletak di daerah Padalarang, Bandung, tepatnya berada di belakang pabrik Multi Marmer Alam. Waktu yang tempuh dari jalan raya menuju tebing kurang lebih 6 menit. Apabila ditempuh dengan berjalan kaki, untuk pengguna mobil dapat memarkirkan mobilnya di dekat tebing. Di sekitar tebing banyak terdapat kebun pertanian penduduk setempat.
Bagi mereka yang hendak bermain menggunakan transportasi umum untuk ke Tebing Citatah, dari Jakarta dapat menggunakan dua jalur perjalanan, baik dari Ciawi ataupun dari Tol Cipularang yang baru dibangun. Biaya yang dikeluarkan untuk menuju lokasi cukup dengan membayar Rp. 20.000 – Rp. 25.000 perorang dari Terminal Kampung Rambutan yang melalui arah Ciawi, turun di depan Pabrik Multi Marmer Alam, dan dari arah Tol Cipularang cukup membayar Rp. 25.000 bisa naik dari Terminal Kampung Rambutan atau dari UKI. Namun, apabila naik dari UKI harus ditanyakan terlebih dahulu ke kernet bus, apakah nanti akan keluar tol Padalarang, karena kalau tidak akan lebih jauh lagi turunnya. Setelah keluar Tol Padalarang dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota yang menuju Raja Mandala turun di Pabrik Multi Marmer Alam cukup mambayar Rp. 2.000 – Rp. 2.500 perorang. Selama perjalanan, kita akan disuguhkan pemandangan yang indah baik yang melalui arah Ciawi ataupun dari Arah Tol Cipularang.[8]