Telang

genus tumbuh-tumbuhan

Telang (serapan dari Ternate: telang) atau kitelar (serapan dari bahasa Belanda: kittelaar) adalah suatu genus tumbuhan berbunga dari subfamili Faboideae (kacang-kacangan yang tumbuh merambat). Genus ini habitatnya tersebar di daerah tropis maupun subtropis. Penyerbukan bunganya dibantu oleh serangga.[1]

Telang
Clitoria ternatea
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Subfamili: Faboideae
Klad: Millettioid
Tribus: Phaseoleae
Subtribus: Clitoriinae
Genus: Clitoria
L.
Spesies

lihat teks.

Sinonim
  • Neurocarpum Desv.
  • Ternatea Tourn. ex Mill.

Taksonomi

sunting

Penamaan genus

sunting

Nama genus ini diambil dari klitoris manusia, karena bentuk bunganya mirip dengan vulva. Spesies pertama dari genus ini yang dideskripsikan diberi nama Flos clitoridis ternatensibus pada tahun 1678 oleh Rumpf, seorang ahli botani kelahiran Jerman yang dipekerjakan oleh Perusahaan Hindia Belanda. Penamaan ini dianggap sebagai nama yang tepat oleh Johann Philipp Breyne pada tahun 1747.[2] Banyak nama vernakular dari bunga-bunga ini dalam berbagai bahasa yang maknanya mirip, biasanya diambil dari kelamin luar wanita dalam bahasa setempat.[3]

Pada masa lalu, penamaan genus ini sempat menjadi kontroversi di antara para ahli botani karena dianggap terlalu eksplisit. Analogi berdasarkan kemiripan dengan alat kelamin wanita menuai kritik tajam dari ahli botani seperti James Edward Smith pada tahun 1807, Amos Eaton pada tahun 1817, Michel Étienne Descourtilz pada tahun 1826, serta Eaton dan Wright pada tahun 1840. Beberapa alternatif nama yang kurang eksplisit, seperti Vexillaria (Eaton 1817) dan Nauchea (Descourtilz 1826), diusulkan, tetapi kemudian gagal diterima secara luas, sehingga nama Clitoria tetap bertahan sampai hari ini.[4]

Spesies

sunting
 
Variaetas biru dan putih bunga Clitoria ternatea

Distribusi

sunting

Tanaman ini berasal dari daerah tropis, subtropis, dan daerah beriklim sedang di seluruh dunia, dari belahan bumi barat di Amerika Utara hingga belahan Bumi timur di Australia.[1]

Kegunaan

sunting

Spesies genus Clitoria yang paling dikenal luas adalah Clitoria ternatea, yang dikenal juga sebagai kacang kupu-kupu. Tumbuhan ini digunakan sebagai obat herbal,[4][5] dan makanan.[6][7] Akarnya digunakan dalam pengobatan Hindu ayurveda.[8]

Bunga telang yang berwarna biru keunguan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami makanan, dengan cara dicuci, ditumbuk, direbus dan disaring[9]

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Clitoria L.". Plants of the World Online. Royal Botanic Gardens, Kew. Diakses tanggal 2019-09-14. 
  2. ^ Fantz, Paul R. (2000). "Nomenclatural Notes on the Genus Clitoria for the Flora North American Project". Castanea. 65 (2): 89–92. JSTOR 4034108. 
  3. ^ Clitoria ternatea
  4. ^ a b Fantz, Paul R. (1991). "Ethnobotany of Clitoria (Leguminosae)". Economic Botany. 45 (4): 511–20. doi:10.1007/BF02930715. JSTOR 4255394. 
  5. ^ Mukherjee PK, Kumar V, Kumar NS, Heinrich M (2008). "The Ayurvedic medicine Clitoria ternatea-From traditional use to scientific assessment". Journal of Ethnopharmacology. 120 (3): 291–301. doi:10.1016/j.jep.2008.09.009. 
  6. ^ "Flora and Fauna Web: Clitoria ternatea L". [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ Pantazi, Chloe (February 26, 2016). "Watch this tea dramatically change from deep blue to vibrant red with a squeeze of lemon". Business Insider Deutchsland. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-30. Diakses tanggal July 2, 2016. 
  8. ^ "APARËJITË (Root)" (PDF). The Ayurvedic Pharmacopoeia of India (Part I Volume II). Ministry of Health and Family Welfare. hlm. 10–11. 
  9. ^ Praja, Denny Indra (2015-09-01). Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya. Garudhawaca. ISBN 978-602-7949-55-3. 

Bacaan lanjutan

sunting
  • Rai KS, Murthy KD, Karanth KS, Rao MS (July 2001). "Clitoria ternatea (Linn) root extract treatment during growth spurt period enhances learning and memory in rats". Indian Journal of Physiology and Pharmacology. 45 (3): 305–13. PMID 11881569.