Telkom-1
Telkom-1 atau A2100A adalah satelit geosinkron yang diluncurkan ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B2R milik Indonesia yang berakhir masa aktifnya pada 2001.[1][2][3][4] Telkom-1 dibangun oleh perusahaan Amerika Lockheed Martin Commercial Space Systems untuk Telkom Indonesia (TELKOM).[3][4] Satelit Telkom-1 merupakan satelit yang memberikan saluran televisi lokal selain Palapa D.[4]
Jenis misi | Komunikasi |
---|---|
Operator | PT Telkom |
COSPAR ID | 1999-042A |
SATCAT no. | 25880 |
Durasi misi | 15 Tahun |
Properti wahana | |
Produsen | Lockheed Martin |
Massa luncur | 2.763 kilogram (6.091 pon) |
Ekspedisi | |
Diakhiri | 25 Agustus 2017 |
Awal misi | |
Tanggal luncur | 4 Agustus 1999 |
Roket peluncur | Ariane-42P |
Tempat peluncuran | Kourou, Guyana Prancis |
Kontraktor | Arianespace |
Akhir Misi | |
Dinonaktifkan | 25 Agustus 2017 |
Parameter orbit | |
Sistem rujukan | Geosentris |
Transponder | |
Pita | 24 C-band |
Lockheed Martin ditunjuk sebagai pembuat satelit ini setelah memenangkan tender dengan mengalahkan empat perusahaan satelit lainnya seperti Hughes Aircraft, Loral Space Systems, Aerospatial dan Marconi Matra.[5] Kerjasama ini disahkan dengan penandatanganan yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Telkom AA Nasution dan Wakil Presiden Eksekutif Lockheed Martin John Ramsey dengan disaksikan Menparpostel Joop Ave pada 11 Maret 1997.[5]
Namun setelah terjadi gangguan satelit pada tanggal 25 Agustus 2017 akhirnya Telkom-1 dinyatakan tidak layak beroperasi dan dipindahkan oleh Satelit Palapa D, Telkom-3S dan BRIsat.
Deskripsi
suntingMuatan satelit Telkom-1 dibangun oleh Lockheed Martin Commercial Space Systems di Newtown, Amerika dan dikonfigurasi dengan band 24 C dan 12 extended C-Band transponder.[3] Pemilihan Lockheed Martin untuk memproduksi satelit Telkom-1 didasarkan pada reputasi perusahaan sebagai produsen banyak satelit dari berbagai negara.[3] Telkom-1 akan diposisikan di 108 derajat Bujur Timur.[3] Posisi ini akan mencakup seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara dan Australia bagian utara.[3] Satelit ini dioptimalkan dapat beroperasi selama 15 tahun, tetapi dapat terus memberikan layanan selama beberapa tahun setelah waktu operasinya berakhir.[3] Telkom-1 memiliki masalah dengan poros susunan panel surya di bagian selatan karena kesalahan manufaktur.[3]
Peluncuran
suntingSatelit Telkom-1 diluncurkan di Kourou, Guyana Prancis pada 4 Agustus 1999 oleh perusahaan peluncur satelit milik Eropa, Arianespace.[1][2] Telkom-1 diluncurkan menggunakan roket Ariane-42P.[1][2] Pada awalnya peluncuran satelit Telkom-1 akan dilaksanakan bersamaan dengan satelit milik Amerika, Asiastar pada 27 April 1999.[1][2] Namun, satelit Asiastar masih memiliki masalah teknis dalam sistem panel surya, sehingga peluncurannya harus ditunda.[1] Ketertundaan peluncuran satelit Amerika, Asiastar membuat satelit Telkom-1 satu yang semula sudah siap diluncurkan sejak selesai diproduksi pada Januari 1999 oleh perusahaan Lockheed Martin menjadi tertunda.[1] Tertundanya, peluncuran Asiastar, membuat Telkom-1 membuat peluncuran terpisah dan diluncurkan lebih dahulu daripada Asiastar pada Agustus 1999.[1] Selain itu, Telkom juga mengadakan kerjasama dengan PT Satelindo (pada tahun 2015 disebut Indosat) mengenai jadwal operasi peluncuran satelit.[6] Dalam kerjasama tersebut diketahui bahwa seharusnya satelit milik Satelindo, Satelit D-1, dijadwalkan untuk meluncur lebih awal tetapi Telkom membatalkan kerjasama tersebut dan meminta Telkom-1 diluncurkan pada tahun 1998 agar tahun 1999 bisa beroperasi.[6]
Tujuan
suntingSatelit Telkom-1 dibangun untuk menghubungkan setiap pulau dan kepulauan yang ada di Indonesia.[3] Telkom membangun Telkom-1 dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan pelayanan telekomunikasi yang berkembang di Indonesia.[3] Telkom memproyeksikan, peningkatan tahunan pelayanan telekomunikasi akan meningkat sekitar 1,5 juta unit sambungan telepon seluler per tahun dengan adanya satelit ini.[3] Telkom-1 akan memberikan TELKOM kapasitas lebih besar dari satelit sebelumnya, Palapa B2R, serta desain dan manuver hidup lebih lama yakni 15 tahun.[3] Telkom-1 akan mendukung berbagai aplikasi telekomunikasi, termasuk lalu lintas digital kecepatan tinggi yang kompatibel dengan aplikasi Very Small Aperture Terminal (VSAT).[3] Lalu lintas digital ini memungkinkan piring satelit yang sangat kecil dapat menerima sinyal dan menghilangkan kebutuhan yang tidak diperlukan.[3]
Pembiayaan
suntingTelkom telah mengeluarkan US$ 191,4 juta untuk pembuatan dan peluncuran satelit Telkom-1.[1] Biaya sejumlah tersebut terdiri dari US$ 84,8 juta untuk pembuatan satelit Telkom-1 dari perusahaan Lockheed Martin, US$ 90,1 juta untuk kontrak peluncuran dengan perusahaan Arianespace, dan US$ 1,6 juta untuk pelayanan konsultasi dengen perusahaan asal Kanada, Telesat.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g h i (Inggris) The Jakarta Post. "Telkom-1 satellite gets go-ahead for launch". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-18. Diakses tanggal 18-April-2015.
- ^ a b c d (Inggris) The Jakarta Post. "Arianespace postpones again 'Telkom-1' satellite launch". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-18. Diakses tanggal 18-April-2015.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris) Gunter's Space Page. "TELKOM-1". Diakses tanggal 25-Januari-2015.
- ^ a b c (Indonesia) Satelit Indonesia. "Telkom-1". Diakses tanggal 25-Januari-2015.
- ^ a b "Lockheed Akan Membuat Satelit Telkom 1 (koran Kamis, Hal. 2)". Kompas. 13/03/1997.
- ^ a b "Peluncuran Satelit Telkom 1 Akan Dipercepat". Kompas. 27/03/1997.