Teluk Bima adalah perairan semi tertutup di sisi utara Pulau Sumbawa, dan berbatasan dengan Kota Bima dan Kabupaten Bima (dulu Kesultanan Bima). Di dalamnya terdapat Pulau Kambing (Bima), serta pelabuhan Bima.Teluk ini memiliki keindahan alam yang memukau dengan pantai-pantai yang masih alami dan air laut yang jernih.

Perairan Teluk Bima banyak di manfaatkan nelayan untuk mencari berbagai hasil laut. Seperti mencari ikan , bulu babi, kepiting, tiram, dan hasil laut lainnya. Selain itu di pesisir Teluk Bima banyak juga masyarakat yang memanfaatkan dengan bertani garam.[1] Teluk Bima merupakan salah satu jalur perdagangan di Indonesia dan juga terdapat sebuah pelabuhan yang dijadikan sebagai wilayah lalu lintas transportasi laut

Pantai

sunting
 

Teluk Bima memiliki keindahan alam yang memukau. Pantai-pantai yang masih alami dan air laut yang jernih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Teluk Bima. Beberapa pantai yang terkenal di Teluk Bima antara lain Pantai Kalaki, Pantai Lawata, dan Pantai Kolo. Pantai Lawata merupakan pantai yang paling terkenal di Teluk Bima. Pantai ini memiliki Pasir Putih yang lembut dan air laut yang jernih.[2] Selain itu, di sekitar pantai terdapat beberapa warung makan dan penginapan yang bisa digunakan oleh wisatawan. Pantai kalaki juga merupakan pantai yang indah di Teluk Bima. Pantai ini memiliki pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Di sekitar pantai terdapat beberapa warung makan dan penginapan yang bisa digunakan oleh wisatawan. Pantai Kolo merupakan pantai yang masih alami di Teluk Bima. Pantai ini memiliki pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Di sekitar pantai tidak terdapat warung makan atau penginapan, sehingga wisatawan harus membawa perlengkapan sendiri jika ingin berkunjung ke pantai ini.[3]

Aktivitas

sunting
  1. Perikanan: Masyarakat di sekitar Teluk Bima juga mengandalkan perikanan sebagai sumber penghidupan. Pencemaran di perairan Teluk Bima telah berdampak pada aktivitas budi daya rumput laut, budi daya ikan bandeng, dan pertanian garam yang dikembangkan masyarakat di sepanjang pesisir Teluk Bima.[1]
  2. Pariwisata: Teluk Bima juga memiliki potensi pariwisata yang menarik. Namun, pencemaran di Teluk Bima telah berdampak buruk terhadap aktivitas pariwisata, dengan aktivitas pariwisata terhenti akibat pencemaran.[3]
  3. Rekreasi: Masyarakat sekitar Teluk Bima juga memanfaatkan keindahan alam teluk untuk rekreasi dan liburan. Namun, dampak pencemaran juga telah memengaruhi aktivitas rekreasi masyarakat di daerah tersebut.
  4. Penyelidikan dan Penanganan Pencemaran: Selain itu, masyarakat dan pemerintah setempat juga terlibat dalam upaya penyelidikan dan penanganan.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima". bimakab.bps.go.id. Diakses tanggal 2023-12-07. 
  2. ^ Hazim, Imamul. "Dana Ma Mbari". arujiki.blogspot.com. Diakses tanggal 2023-12-07. 
  3. ^ a b Rujukan kosong (bantuan) 
  4. ^ "WALHI: Pencemaran di Perairan Teluk Bima Berdampak pada Kesehatan dan Ekonomi Nelayan". VOA Indonesia. 2022-05-01. Diakses tanggal 2023-12-07.