Belatung

fase larva dalam siklus metamorfosis lalat
(Dialihkan dari Tempayak)

Belatung atau bernga (bahasa Inggris: Maggot) adalah larva dari lalat.[1] Tempayak ini biasa ditemukan pada barang-barang yang membusuk seperti bangkai, buah, atau sayur-mayur yang rusak. Beberapa jenis belatung, seperti belatung lalat buah, bersifat merugikan; namun pada umumnya belatung berguna secara ekologis dalam proses dekomposisi bahan-bahan organik. Belatung-belatung jenis tertentu memiliki kegunaan yang khas.

Belatung memakan bangkai opossum
Belatung pada bangkai landak
Belatung dari kelinci.

Penggunaan

sunting

Forensik

sunting

Beberapa jenis belatung yang ditemukan dalam mayat dapat berguna bagi ilmuwan forensik.[2] Dari tahapan perkembangan, belatung ini dapat digunakan untuk menandakan lamanya waktu sejak kematian, dan juga tempat organisme bersangkutan mati. Identifikasi belatung menggunakan klasifikasi yang disebut tahapan "Instar", yang berlain-lainan ukuran dan waktunya menurut spesies belatungnya. Ukuran belatung lalat rumah adalah 9,5–19,1 mm. Belatung tahap instar I panjangnya 2–5 mm; instar II 6–14 mm; instar III 15–20 mm. Masing-masing tahap tersebut berlangsung selama berturut-turut 2–3 hari, 3–4 hari, dan 4–6 hari (rata-rata untuk lalat rumah) sejak telur diletakkan. Dengan menggunakan data tersebut dan tanda-tanda lain, waktu kira-kira sejak kematian dapat diperkirakan oleh ilmuwan forensik.

Terapi medis

sunting

Belatung hidup dari spesies lalat tertentu telah digunakan sejak zaman kuno untuk membersihkan luka (tetapi penggunaan spesies yang salah bisa menyebabkan miasis patologis.).[3] Belatung beberapa jenis lalat terbukti memakan daging-daging yang membusuk (Bld.: gangreen, Ingg.: gangrene) pada sebuah luka dan meninggalkan jaringan yang sehat untuk memulihkan diri; dan dengan ini dapat menghindari amputasi. Tentu saja dalam terapi ini digunakan belatung-belatung jenis tertentu yang telah didisinfeksi, dan dilakukan di bawah pengawasan dokter ahli.

Peternakan

sunting

Belatung tertentu sering kali dikembangbiakkan secara komersial, digunakan sebagai umpan pancing, dan juga makanan bagi binatang peliharaan karnivora seperti reptil atau burung.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting
  1. ^ Wee L. Yee, Michael W. Klaus, Dong H. Cha, Charles E. Linn, Jr., Robert B. Goughnour, Jeffrey L. Feder, Henry Hagedorn (January 2012). "Abundance of apple maggot, Rhagoletis pomonella, across different areas in central Washington, with special reference to black-fruited hawthorns". Oxford Journal of Insect Science. 12 (1): 124–148. 
  2. ^ Catts, E P; Goff, M L (January 1992). "Forensic Entomology in Criminal Investigations". Annual Review of Entomology. 37 (1): 253–272. doi:10.1146/annurev.en.37.010192.001345. PMID 1539937.
  3. ^ James, M. T. (1947). The Flies That Cause Myiasis in Man. Washington D.C.: U.S. Dept. of Agriculture. 

Pranala luar

sunting