Testis
Testis, kelepir, buah zakar, atau buah pelir adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Manusia (pria) mempunyai dua testis yang dibungkus dengan skrotum.
Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37 °C).
Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster.
Hewan selain mamalia tidak memiliki testis di luar. Burung, yang mempunyai suhu tubuh yang tinggi, memiliki testis di dalam tubuhnya. Menurut teori para ahli, mereka menggunakan kantong udaranya untuk menjaga suhu optimal testis, namun pada penelitian berikutnya disebutkan bahwa testis burung berfungsi baik pada suhu tubuh. [1] Diarsipkan 2021-04-07 di Wayback Machine.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
Struktur Testis
suntingTestis[1] terdiri dari 2 kompartemen yaitu kompartemen interstisial dan kompartemen intratubular.
Kompartemen interstisial tersusun atas sel leydig yang merupakan sumber produksi hormon testosteron dan Insulin Like Factor-3 (INSL-3). Selain itu, kompartemen interstisial juga mengandung makrofag, limfosit dan sel syaraf.
Sedangkan kompartemen intratubular tersusun dari sel germinal, sel peritubular, dan sel Sertoli. Kompartemen ini menyusun 60-80% dari total volume testis.
Testis dibagi menjadi jaringan ikat ke tubulus yang berjumlah sekutar 250-300 buah, dimana masing masing tubulus bercabang menjadi 1-3 tubulus seminiferus.
Fungsi
suntingTestis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:
- memproduksi sperma (spermatozoa)
- memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.
Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari bagian anterior:
- luteinizing hormone (LH)
- follicle-stimulating hormone (FSH)
Struktur
suntingTestis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferens dan akhirnya, penis.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.
Penghalang darah testis
suntingMolekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli. Fungsi dari penghalang darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh dapat membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan penghalang. Bila sperma bereaksi dengan antibodi akan menyebabkan radang testis dan menurunkan kesuburan.
Kesehatan
suntingPenyakit pada testis yang paling penting untuk diketahui:
- radang testis, disebut orchitis
- kanker testis
- radang epididimis, disebut epididimitis
- Anorkidisme, kedua testis tidak ada
- Monorkidisme, hanya terdapat satu buah testis
- Varikokel, mengecilnya testis karena penyempitan pembuluh darah
Pengangkatan testis:
- orchidektomi atau kastrasi
Referensi
sunting- ^ "Fungsi Testis Pada Reproduksi Pria". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-23. Diakses tanggal 2022-12-23.