Tetrarki adalah sistem pemerintahan yang diperkenalkan oleh Kaisar Romawi Diokletianus pada akhir abad ke-3 Masehi, yang bertujuan untuk mengatasi krisis politik dan militer yang dihadapi Kekaisaran Romawi. Tetrarki, yang secara harfiah berarti "pemerintahan oleh empat orang," membagi kekuasaan kekaisaran di antara dua Augustus (kaisar senior) dan dua Caesar (kaisar junior), yang masing-masing menguasai wilayah tertentu dalam kekaisaran. Diokletianus sendiri memerintah sebagai Augustus di bagian timur, sementara Maximianus memegang kendali di bagian barat. Masing-masing Augustus kemudian menunjuk seorang Caesar untuk membantu mereka, dan juga untuk bertindak sebagai penerus yang telah ditunjuk, guna memastikan kesinambungan pemerintahan tanpa konflik suksesi yang sering terjadi sebelumnya. Galerius ditunjuk sebagai Caesar untuk Diokletianus, sedangkan Konstantius Chlorus menjadi Caesar untuk Maximianus. Sistem ini juga bertujuan untuk memperkuat pertahanan kekaisaran dengan menempatkan para penguasa di dekat perbatasan yang rentan terhadap serangan, sehingga memungkinkan respon militer yang lebih cepat dan efektif. Meskipun Tetrarki berhasil menstabilkan kekaisaran dalam jangka pendek, sistem ini mulai runtuh setelah Diokletianus dan Maximianus mengundurkan diri pada tahun 305 Masehi, karena persaingan antara para penerus yang memperebutkan kekuasaan. Ketegangan ini akhirnya mengarah pada serangkaian perang saudara yang berujung pada pembubaran Tetrarki dan konsolidasi kekuasaan di bawah Konstantinus Agung, yang mengakhiri sistem pemerintahan empat orang dan mengembalikan kekaisaran ke dalam kendali seorang kaisar tunggal.

Peta sistem tetrarki di Kekaisaran Romawi.

Pranala luar

sunting